Film yang disutradarai oleh Lola Amaria itu mengisahkan suka-duka kehidupan masyarakat kalangan bawah yang kemudian mencoba meningkatkan taraf hidupnya dengan bekerja di luar negeri
sebagai buruh migran.
Lola kali ini memilih komunitas buruh migran Indonesia di Hong Kong dan menjadikan tempat kongkow mereka, seperti Victoria Park dan Warung Bude, sebagai latar syuting. “Di situ, seperti Indonesia mini,” ujar Lola.
Film ini menyoroti kisah Mayang (Lola Amaria) yang berangkat ke Hong Kong sebagai buruh migran untuk mencari adiknya, Sekar (Titi Sjuman), yang sudah lebih dulu menjadi buruh migran dan terjerat utang di negeri orang.
Meski mengangkat kisah buruh migran, Lola tidak terjebak untuk masuk pada kisah klise para pembantu yang jadi korban kekerasan majikan, masalah yang memang serius tapi sudah banyak diulas di berbagai media. Sebaliknya, Lola memilih sisi lain, seperti drama keluarga Sekar dan Mayang, masalah pacaran, pasangan lesbian, dan tekanan keluarga di kampung yang membuat para buruh ini terjerat utang.
Iwank | Aguslia Hidayah