Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badrus, Film Dokumenter Gerakan Nonkekerasan di Palestina  

image-gnews
Budrus
Budrus
Iklan
TEMPO Interaktif, New York - Tak banyak yang tahu bahwa sebuah gerakan nonkekerasan sedang tumbuh di Palestina, yang telah menyatukan faksi-faksi Palestina yang berseteru, termasuk Fatah dan Hamas, dan mendorong ratusan orang Israel untuk melintas ke Tepi Barat dan Gaza untuk pertama kalinya guna bergabung dengan gerakan ini.

Sepak terjang gerakan inilah yang terekam dalam film dokumenter baru Budrus yang diproduksi oleh Just Vision, yang bermarkas di Washington dan Yerusalem. Budrus meraih juara kedua Panorama Audience Award pada Festival Film Internasional Berlin pada Februari lalu setelah pemutaran perdana yang tiketnya terjual habis. Kini film itu sedang diputar di Kanada dan akan segera dipertontonkan di Eropa.

Film ini disutradarai dan diproduseri oleh pembuat film Julia Bacha dan produksinya dibantu oleh jurnalis Palestina, Rula Salameh, serta pembuat film yang juga pejuang hak asasi manusia, Ronit Avni. Budrus memadukan pengambilan gambar dari berbagai sumber dan mewawancarai orang-orang Israel dan Palestina yang diracik dalam tontonan sepanjang 82 menit dengan dialog dalam bahasa Arab, Inggris dan Ibrani.

Film ini menceritakan gerakan nonkekerasan warga sipil Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik yang lahir di Desa Budrus, yang terletak di barat laut Kota Ramallah, Tepi Barat. Pendiri gerakan ini, Ayed Morrar, mengajak para perempuan sebagai pemeran utama perjuangannya melalui kerja sama dengan putrinya, Iltezam Morrar.

Pada 2003, untuk menanggapi pembangunan tembok atau pagar pemisah yang mengambil alih sebagian lahan mereka, sang ayah dan putrinya ini memprakarsai sebuah gerakan nonkekerasan yang masih berlanjut hingga hari ini. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan protes damai untuk mengubah rute tembok itu agar tidak melewati tanah-tanah milik orang Palestina.

Film ini menayangkan orang-orang Palestina yang menangisi pohon-pohon zaitun yang hilang, polisi perbatasan Israel yang bimbang apakah harus menggunakan kekerasan terhadap para aktivis perdamaian Israel, dan pemuda Palestina yang dihukum karena lemparan batu mereka ke tentara Israel bisa mengubah sebuah gerakan damai menjadi sebuah konfrontasi kekerasan.

Di antara adegan paling mengharukan di film itu adalah saat para perempuan Palestina yang pontang-panting menghindari buldozer dan tentara perempuan Israel yang menjalin hubungan dengan para perempuan Budrus. Meskipun film ini menayangkan cerita tentang desa itu saja, tujuan besarnya adalah untuk menunjukkan bahwa perubahan bisa dicapai di Timur Tengah melalui cara damai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Budrus menjalani debut dunianya saat diputar pada Festival Film Internasional Dubai pada Desember 2009. Malam itu diakhiri dengan sambutan utama oleh Ratu Noor Al-Hussein dari Yordania. Ia memuji film ini dan menyatakan bahwa Budrus telah memberi banyak harapan. “Film ini punya cerita yang akan memiliki pengaruh dan bisa membantu menciptakan perubahan,” katanya.

Just Vision didirikan pada 2003 untuk memastikan bahwa para pemimpin masyarakat sipil Israel dan Palestina benar-benar menjadi mitra dalam upaya perdamaian, serta diakui, dihargai dan berpengaruh dalam bidang mereka. Budrus adalah film kedua Just Vision. Film pertamanya, Encounter Point, menceritakan kisah nyata para rakyat jelata yang menolak untuk duduk tenang dan menyaksikan konflik Israel-Palestina meluas, dan alih-alih, memilih mendorong solusi nonkekerasan terhadap konflik ini.

Budrus mungkin akan sulit untuk dinikmati oleh mereka yang secara emosional terikat dengan masyarakat Israel atau Palestina, karena film ini memperlihatkan aspek-aspek negatif dari kedua komunitas. Namun, yang menjadi bagian daya tariknya adalah bahwa film ini menantang para penonton untuk merenungkan kembali beberapa stereotipe yang mereka yakini tentang konflik Israel-Palestina. Seperti Iltezam Morrar katakan, “Kini saya tahu bahwa tidak semua orang Israel sama.”

Mudah-mudahan, sikap yang tumbuh di kalangan orang Palestina dan Israel ini – juga pesan nonkekerasan Budrus – akan membawa kita selangkah lebih dekat menuju penyelesaian konflik ini.

SARA REEF, Manajer Proyek Intersections International. Artikel ini disebarluaskan oleh CGNews.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.