TEMPO Interaktif, Cannes - Film The Housemaid dari Korea Selatan, yang diputar pada hari kedua Festival Film Cannes, Prancis, mendapat sambutan dari pelbagai kalangan, termasuk para kritikus film. Koresponden Tempo, Luky Setyarini, berkesempatan mewawancarai sutradara The Housemaid, Im Sang-soo. Wawancara dilakukan pada beberapa kesempatan, ketika melayani permintaan tanda tangan plus menjelang dan seusai konferensi pers.
The Housemaid adalah re-make dari film tahun 1960. Apakah The Housemaid kali ini merupakan tafsir baru Anda?
Tahun 1960 dan sekarang itu bedanya 50 tahun, lo. Tentu terdapat banyak perubahan dalam masyarakat global, termasuk masyarakat Korea Selatan. Bangsa Korea adalah bangsa yang dinamis, yang mengikuti perkembangan zaman. Jadi saya juga harus melakukan penyesuaian agar sesuai dengan zamannya.
Anda dikenal sangat menyukai sosiologi. Itukah sebabnya Anda sangat suka membuat film yang penyampaian pesannya selalu berkaitan dengan sosiologi?
Terima kasih jika Anda beranggapan bahwa film-film saya sangat berkaitan dengan sosiologi. Kembali saya tekankan, saya ingin menunjukkan bahwa terdapat perubahan dalam masyarakat Korea Selatan selama ini. Tapi sebenarnya ada pertanyaan lain, apakah konsekuensi dari perubahan masyarakat itu. Itulah yang menyeramkan.
Anda juga sering mengungkapkan pesan film lewat tokoh perempuannya. Apakah perempuan merupakan contoh ideal untuk menyampaikan pesan dalam film Anda dan merupakan contoh ideal bagaimana masyarakat telah berubah?
Banyak juga sutradara Asia yang mengangkat perempuan untuk menyampaikan pesan film. Tapi yang ingin saya tegaskan bahwa saya sangat menyukai perempuan daripada laki-laki.
Pada adegan terakhir ditampilkan keluarga Hoon berbicara bahasa Inggris. Ada maksud tertentu?
Ah, tidak. Orang Korea sangat suka belajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Dialog bahasa Inggris yang ditampilkan dalam adegan terakhir itu pun mudah dipahami. Jadi tidak ada maksud apa-apa. Juga ada beberapa pertanyaan yang harus diangkat pada akhir film ini, apa yang terjadi dengan si gadis kecil itu serta bagaimana ia menghadapi traumanya dan konsekuensi nantinya karena melihat pengasuhnya bunuh diri, walaupun ia dikelilingi pesta dan hadiah mewah.