"Secara keseluruhan, setting utama ada di Kauman, kampung kelahiran Kiai Ahmad Dahlan. Saya ingin penonton benar-benar menyaksikan latar yang hidup pada masa itu," kata Hanung dalam siaran pers film Sang Pencerah di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, (17/5).
Sejumlah tempat di Yogyakarta, seperti Masjid Agung Kauman, Kota Gede, Bintaran, keraton sudah direka-ulang Hanung. Museum Kereta Api Ambarawa dan kompleks Kebun Raya Bogor juga tidak luput dari sentuhan tangan midasnya agar terkesan seperti sudut-sudut Malioboro atau Tugu tempo dulu.
"Tapi saya sadar, sulit sekali membuat film ini jadi sempurna. Di sana-sini pasti ada kekurangan," terang Hanung.
Dengan duit itu pula, Hanung merekrut sejumlah pemain yang tidak lagi diragukan kualitasnya. Sebut saja Lukman Sardi, Zaskia Adya Meca, Slamet Rahardjo, Sujiwo Tedjo, Yati Surachman, dan Dewi Irawan. "Selebihnya pemain-pemain baru yang direkrut oleh istri saya seperi Giring Nidji, Joshua, dan puluhan seniman teater asal Yogya," ungkap Hanung.
Namun, duit segudang itu tidak diperoleh Hanung dengan cara cuma-cuma. Ia berkali-kali gerilya mencari dukungan dari pintu ke pintu ke tokoh-tokoh terkemuka Islam, khususnya Muhammadiyah sebelum digelontorkan Raam Punjabi dari Multivision Plus. Sayangnya, semua nihil.
"Awalnya, saya pengin film ini didanai oleh orang Islam juga. Logika saya sederhana, kayaknya ngomongin Islam lebih nyambung dengan orang Islam sendiri. Ternyata tidak juga," keluh Hanung.
Film ini resmi dimulai 21 Mei mendatang dan diperkirakan Hanung bisa tayang di bioskop lebaran kelak. Tanggal ini sudah dipastikan memupuskan harapan suami Zaskia itu buat menayangkannya di Muktamar Muhammadiyah, Juli nanti.
"Berkali-kali rencana molor dari jadwal. Draft skenario saja sudah kita rombak sampai 12 kali. Kita banyak diskusi dengan cucu-cucu Ahmad Dahlan dan pengurus Muhammadiyah Yogya," tegas Hanung.
MUSTHOLIH