Mendengar tawaran nan menggoda dari sang idola, riuh penonton pun kian membahana. Namun penyanyi asal Amerika Serikat itu justru mempersilakan Michael Lington, pemain saksofon yang diboyongnya dari Kopenhagen, Denmark, beraksi.
Permintaan perempuan itu pun “kandas”. Di tengah konser World Tour 2010 bertajuk One World One Love--yang berlangsung di Ballroom The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, pada Senin malam lalu--Bolton meninggalkan panggung sejenak saat Lington unjuk kebolehannya.
Bersamaan dengan berakhirnya aksi Lington, sebuah kejutan terjadi. Permintaan perempuan itu akhirnya dikabulkan. Bukan hanya membawakan lagu yang diminta perempuan tadi, melainkan diam-diam Bolton menyelinap ke tengah penonton. Bolton berdiri di sebuah kursi disiram sinar lampu yang menyorot terang. Dan senandung pun mengalun seiring dengan keterkejutan penonton. Mereka yang duduk di belakang bergegas mendekat dan berusaha menggapai tangan sang idola.
Bagi Bolton, ini adalah konser keduanya di Jakarta. Sebelumnya, biduan kelahiran Connecticut, Amerika Serikat, 26 Februari 1953, ini pernah tampil pada 1996. Dan kali ini ia menjanjikan suguhan yang lebih spektakuler dibandingkan dengan konser sebelumnya. Pria yang usianya lebih dari separuh baya itu membawa band lengkap.
Kejutan yang disuguhkan Bolton tak hanya itu. Dalam pemanasan di awal konser, ia menyajikan olah vokal tenor yang cukup ciamik seperti Luciano Pavarotti lewat nomor anyarnya, Nessum Dorma. “Nomor ini mengingatkan saya saat berkunjung ke kampung Pavarotti di Modena dan bernyanyi bersama beliau. Malam ini, lagu ini didedikasikan untuk almarhum Pavarotti,” katanya.
Biduan yang banyak mempopulerkan lagu-lagu manis bertema cinta ini memang tak muda lagi. Namun stamina dan kualitas suara pria yang kini 57 tahun itu tetap terjaga prima.
Dalam konser di hotel mewah malam itu, yang terkesan eksklusif dan formal, Bolton mencoba mencairkan suasana. Biduan yang tenar lewat lagu Said I Love You but I Lied ini menanggalkan setelan jas yang sedari awal konser membalut tubuh besarnya. Gantinya, ia memilih sebuah kaus oblong hitam dan celana jins. Ia pun enggan berjauhan dengan para penggemar fanatiknya dan langsung mengajak mereka berdiri di bibir panggung. Bolton, yang identik dengan rambut keriting panjangnya, pun tampil dengan gaya rambut cepak--yang membuat wajahnya terlihat agak tirus.
Dalam kesempatan itu, Bolton mempromosikan album terbarunya berjudul One World One Love yang sudah dirilis setahun lalu. Namun ia hanya membawakan dua lagu dari 12 lagu yang ada di album tersebut, yakni Hope It’s Too Late dan Just One Love, yang dibawakan dengan manis. “Album ini akan menebarkan cinta ke seluruh dunia,” ujarnya sambil tersenyum.
Penampilan Bolton seolah tak lengkap bila ia melewatkan lagu-lagu lawasnya yang populer. Bagian ini justru menjadi momen yang dinanti penonton karena mampu membawa mereka larut ke dalam kenangan masa lalu yang indah. Dan ketika tembang To Love Somebody dibawakan dengan gitar akustik, perasaan pun terenyuh. Selanjutnya, latar panggung bernuansa biru laut, hasil bidikan lampu panggung, pun mengantarkan nomor anyar berjudul New York New York.
Nomor-nomor lain, yang rata-rata bersyair tentang cinta, seperti How Am I Supposed to Live Without You; How Can We Be Lovers; Time, Love & Tenderness; Can I Touch You There; Soul Provider; For Once in My Life; dan You Don’t Know Me, tak absen dalam daftar lagu di konsernya. Begitu lagu-lagu itu dibawakan, euforia penonton meninggi. Konser pun ditutup dengan nomor berjudul Georgia.
AGUSLIA HIDAYAH