Draquila: Italy Trembles, film kontroversial tentang gempa bumi L'Aquila karya Guzzanti itu, mengkritik politik Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dalam penanganan bencana yang menewaskan 300 orang itu. Film itu menuding Berlusconi menggunakan krisis itu untuk mendongkrak citranya setelah serangkaian skandal seks memurukkannya.
Menteri Kebudayaan Italia, Sandro Bondi, memboikot Cannes atas pemutaran film itu. Film itu, kata dia, "Sebuah film propaganda yang mencederai kebenaran dan rakyat Italia."
Guzzanti mengaku telah memberanikan diri untuk berbicara melawan pemerintah Italia, tapi berpikir bahwa film itu telah mendapat reaksi yang bagus.
Berlusconi telah menunjuk penanganan krisis di L'Aquila itu sebagai salah satu keberhasilan terbesar pemerintahannya. Tapi, Guzzanti mengklaim politikus itu terlalu sibuk merencanakan pertemuan tingkat tinggi G8 pada musim panas lalu untuk memastikan bahwa 60 ribu warga yang kehilangan tempat tinggal karena gempa itu telah ditangani secara memadai.
Film itu menggambarkan Berlusconi sebagai seorang vampir, yang menghisap darah Kota L'Aquila itu, seperti judulnya, Draquila--penggabungan kata Dracula dan L'Aquila.
Film itu mengakui bahwa Berlusconi menjanjikan uang untuk rumah-rumah baru yang akan dibangun, tapi berpendapat bahwa itu hampir tak cukup untuk memulihkan rumah semua orang. Sementara itu, penduduk dilarang memperbaiku rumahnya dengan alasan keamanan. Setahun kemudian L'Aquila masih menjadi kota hantu. Perumahan sementara dibangun jauh dari kota, dengan biaya tiga kali lipat dari perkiraan.
Sepanjang film itu Guzzanti mewawancarai para korban yang selamat, yang mengenang mimpi buruk yang mereka alami selama berbulan-bulan setelah gempa berkekuatan 6,3 skala Richter itu. Beberapa gambar kehancuran di film itu terpampang jelas dan adegan lain melukiskan unjuk rasa yang berubah jadi kekerasan.
Guzzanti mengatakan, dia butuh beberapa saat untuk meyakinkan orang-orang agar berbicara di depan kamera, tapi dia menambahkan bahwa kebanyakan pengacara dan pejabat yang berbicara itu sudah pensiun dan dapat bicara secara bebas.
Meski ada kontroversi, film yang dirilis di Italia pekan lalu itu laris manis. Film itu disertai pula sebuah investigasi terhadap dugaan korupsi yang berhubungan dengan kontrak-kontrak pembangunan yang diumumkan pada Februari lalu.
Guzzanti mengatakan, warga L'Aquila menyambut baik film itu ketika diputar khusus di lapangan utama kota. "Mereka tahu apa yang terjadi tapi mereka terkejut menyaksikannya dengan begitu kentara. Tapi mereka benar-benar masih dalam masalah karena tak ada orang yang akan membangun lagi kota itu," katanya.
Kurniawan | BBC