"Orang-orang tampaknya ingin mendobrak rintangan-rintangan," kata Tobias Meyer, pejabat Sotheby's.
Lukisan Warhol yang dijual kembali oleh perancang Tom Ford itu menembus angka US$ 32.562.500 atau sekitar Rp 293 miliar. Ford sangat senang atas hasil ini, kata Meyer.
Pelelangan selama dua pekan ini berakhir dengan hasil yang memuaskan. Balai lelang besar itu berhasil menjual karya seni kontemporer dan pascaperang senilai US$ 190 juta. Selain Warhol, bintang lain dalam pelelangan ini adalah karya Mark Rothko tanpa judul bertahun 1961, yang terjual US$ 31,44 juta termasuk komisi, melampaui perkiraan US$ 25 juta.
Hanya tiga dari 53 lot yang ditawarkan yang tak terjual, tapi Sotheby's telah melampaui perkiraan tertingginya yang US$ 162 juta. Sebagai perbandingan, pelelangan karya kontemporernya setahun lalu hanya mencapai US$ 47 juta. Pejabat Sotheby mengatakan, penjualan ini telah mencapai hasil yang hebat yang didorong oleh "kelaparan global terhadap ikon-ikon besar".
Para analis, penasihat seni dan eksekutif pelelangan sepakat bahwa orang kaya dunia telah memiliki likuiditas besar setelah melewati Resesi Besar dan kini siap untuk berinvestasi dan berbelanja.
Para penasihat seni mengatakan, para kolektor menggunakan seni sebagai pelindung terhadap inflasi. Baird Ryan dari jasa konsultasi dan keuangan Art Capital Group membandingkan karya seni dengan emas, yang dia katakan memiliki stabilitas, risiko rendah, dan volatilitas rendah. "Karya-karya seni puncak dipilih sebagai surga yang aman, atau aset alternatif, untuk orang yang sangat kaya," katanya.
Pelelangan Christie's pada pekan lalu telah mencetak rekor lelang seni untuk Nude, Green Leaves and Bust karya Pablo Picasso, yang terjual US$ 106,5 juta. Adapun Flag karya Jasper Johns memecahkan rekor sang seniman pada Selasa lalu.
Kurniawan | Reuters