TEMPO Interaktif, Mataram - Kuliah ekonomi pertambangan selama enam tahun di Colorado School of Mine, ternyata membuat doktor Kurtubi, 60 tahun, kelahiran Kediri Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat, mendapatkan kenikmatan berkendaraan keliling Amerika Serikat. Setiap musim summer sekitar bulan Juni-Juli, ia memanfaatkan waktu liburnya berkendaraan mobil keliling Amerika Serikat.
‘’Amerika sorganya nyopir,’’ kata Kurtubi sambil makan siang, Rabu (6/5) pekan lalu. Selama enam kali musim panas sewaktu kuliah S2 dan dilanjutkan S3 di bidang mineral economic, ia berkendaraan bersama istrinya Maria Urfa yang juga nyupir secara bergantian menyusuri jalan mulus tanpa bayar (bukan jalan tol) sepanjang 350 ribu kilometer.
Seperrti yang dilakukan Desember 2009 lalu, ketika menjenguk cucu pertamanya selama dua bulan. Cukup menyewa mobil sedan Pontiac terbaru yang tarifnya murah, US $ 25 perharinya, sambil berbekal kompor dan beras menjalani 9.000 kilometer keliling bagian tenggara mulai dari Houston ke New Mexico, Colorado, Las Vegas, Arizona. Sekitar 9.000 kilometer. Juga mengunjungi Grand Canyon.
Sehingga Kurtubi bisa tahu berapa harga bensin di setiap kota. Biaya hotel di setiap kota. Restoran pun standar baik Kentucky, MC Donald, Pizza Hut. Biasanya kalau pergi membawa kompor sama beras, jadi sewaktu masuk hotel atau rest area, memasak nasi. ‘’Enjoy. Kalau di Indonesia seperti neraka,’’ ujarnya.
Kurtubi, anak ketiga dari pasangan Haji Umar dan Nurisah, adalah doktor mineral economic yang menyelesaikan program masternya di Colorado pada tahun 1993 dan master yang sama di Perancis tahun 1994. Ia mengaku dobel kuliah karena kedua sekolah ini di Colorado dan Institute Francois bekerja sama tanpa harus membayar dobel uang kuliahnya. ‘’Sekolah gratis itu saya manfaatkan,’’ katanya.
Kurtubi memang selalu mengendarai mobil sendiri walaupun di Jakarta serba semrawut lalu lintasnya. Kalau di sini, ia yang berumah di Cikarang Bekasi Timur, pun tidak pernah mau disupiri. ‘’Walaupun anak sendiri saya tidak percaya,’’ kata Kurtubi yang menggunakan tiga mobil yang dimilikinya, diantaranya Honda Jazz dan Honda Accord.
Menurutnya, hukan hanya orang seperti dirinya yang memuji Amerika Serikat itu sebagai sorganya berkendaraan. Teman-temannya kuliah, orang-orang dari negara maju di Eropah pun menganggap Amerika Serikat adalah sorganya nyopir. ‘’Jalannya seperti jalan tol. Tapi tidak bayar,’’ ujarnya. Jalan sekelas Jagorawi panjangnya luar biasa. Kalau di Indonesia kemungkinan hanya 1.000 kilometer panjang keseluruhannya. Kalau AS itu panjangnya sekitar 350 ribu kilometer, dan tidak bayar. ‘’Bagaimana happynya orang nyopir,’’ ucapnya. Sewa mobil murah, beda sewa mobil di Indonesia sejenis Kijang Rp300 ribu. Itu makanya dirinya memiliki hobi nyopir di Amerika.
Nah sewaktu kuliah di Prancis itulah ia menyebutkan melakukan perjalanan Sabtu-Minggu keliling Eropa. ‘’Di Belanda sampai gotnya saya hafal,’’ ujarnya. Perjalanannya dilakukan dengan cara ikut mobil teman kuliahnya tapi menanggung bayar bensinnya selain bergantian nyetir. Jadi seluruh Eropa juga sudah dikunjunginya.
SUPRIYANTHO KHAFID