Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Gambar Umbul  

image-gnews
Pameran Gambar Umbul II
Pameran Gambar Umbul II "Thong-Thong Shot" di Bentara Budaya Yogyakarta. (jogjanews.com)
Iklan
TEMPO InteraktifYogyakarta - Tanyakan pada anak-anak sekarang tentang Wilwo, Perot, Gonggo, Tjoelik, dan Dares. Dijamin mereka tak akan mengenal lagi nama-nama itu. Sebab, nama-nama aneh itu tak lain adalah tokoh-tokoh hantu pada gambar Umbul yang sangat masyhur di era 70-an.

 

Untuk mengenang kejayaan gambar Umbul, Bentara Budaya Yogyakarta menggelar pameran bertajuk Thong Thong Shot, sepanjang 1-9 Mei 2010. Thong Thong Shot adalah nama lain punakawan Petruk yang sangat dikenal oleh anak-anak pada masa 1970-an.

 

Gambar Umbul adalah kartu bergambar 5 x 3,5 sentimeter. Biasanya berisi gambar tokoh wayang, tokoh hantu serta cerita komik. Gambar Umbul sangat digemari anak-anak pada zamannya sebagai sarana permainan. Permainan Umbul, misalnya, adalah mengadu kartu yang dilontarkan ke udara. Kartu yang dalam posisi terlentang (gambar di atas) saat jatuh di tanah adalah pemenangnya.

 

Pameran ini menghadirkan ribuan gambar Umbul, baik yang masih utuh maupun yang sudah dipotong-potong. Materi pameran sebagian besar adalah koleksi Ibnu Wibi Winarko yang rajin berburu di kios-kios penjual barang antik.

 

Meski hanya sebagai sarana permainan anak, gambar Umbul ternyata punya sejarah menarik. Menurut Ibnu Wibi Winarko, gambar Umbul dimulai dari kartu bergambar yang dicetak oleh sejumlah perusahaan rokok dan cerutu pada 1940-an, sebagai hadiah atas barang-barang produksinya. Kartu-kartu itu diproduksi oleh British American Tobaco (BAT) maupun sejumlah pabrik rokok lokal di Temanggung, Jawa Tengah.

 

Pabrik rokok dan cerutu The Kim Pek, Temanggung, misalnya, juga menuliskan pesan-pesan unik pada kartu hadiah bergambar artis barat 1940-an. “Toean-toean kaloek maoe dapet seroetoe kudoe jang toelen dan terpilih bersih, ZONDER ISI KERTAS, tjoema bisa dapet dibeli pada Sigaren & Sigaetten Fabriek The Kim Pek, Temanggoeng, Kedoe,” begitu tertulis pada kartu hadiah tersebut.

 

Pengelola Bentara Budaya Yogyakarta, Hermanu, membagi pameran gambar Umbul ini menjadi beberapa periode. Periode sebelum 1950-an, ditandai dengan teks yang masih menggunakan ejaan oe untuk huruf U. Kemudian era 60-an sampai 70-an dengan teks yang masih menggunakan DJ dan Tj untuk ejaan J dan C. Terakhir adalah era setelah 70-an, teksnya sudah menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) – yang berlaku hingga saat ini.

 

Dari sisi teknis, gambar Umbul juga punya sejarah menarik. Pada awalnya, gambar Umbul (biasanya bergambar tokoh wayang) dicetak dengan tiga warna, yakni merah, kuning, biru. Pada era 80-an, mulailah gambar Umbul dengan teknik cetak foto.

 

Khusus untuk gambar Umbul dengan teknik cetak foto ini, Ibnu Wibi juga mengusung koleksi gambar Umbul seri artis terkenal di era 70-an dan 80-an. Mereka, antara lain, Ira Maya Sopha, Adi Bing Slamet, Chicha Koeswoyo, Rhoma Irama-Rita Sugiarto, dan Ahmad Albar.

 

Sejumlah pengunjung pameran tampak tersenyum-senyum menatap koleksi gambar Umbul seri artis terkenal era 70-an dan 80-an itu. Ya, mungkin mereka terkenang masa kecilnya dulu.

 

 

HERU CN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.