TEMPO Interaktif, Paris - Parlemen Prancis menyetujui restitusi mumi kepala prajurit Maori bertato di Selandia Baru. Telah satu abad mereka dibawa ke Eropa dan ditampilkan sebagai keanehan yang eksotis.
Keputusan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas dengan beberapa museum Eropa untuk mengembalikan artefak yang dijarah oleh penjelajah. Tindakan ini setelah ada tekanan dari masyarakat di seluruh dunia yang ingin membawa pulang mayat mereka dan dibaringkan untuk dimakamkan.
"Dari ritual yang menunjukkan rasa hormat sebuah suku dan keluarga terhadap mereka yang sudah mati, kepala mumi ini telah menjadi objek perdagangan karena rasa ingin tahu wisatawan dan kolektor Eropa," kata Menteri Hubungan Parlemen Henri de Raincourt.
Ini adalah pertama kalinya bahwa hukum Prancis telah resmi mengembalikan seluruh kategori barang-barang museum, daripada benda tertentu, dan tanda sukses untuk aktivis berkampanye untuk pengembalian mayat dan barang antik.
Museum di Amerika Serikat dan Eropa telah lama menolak klaim tersebut, karena takut mereka akan kehilangan mumi berharga dan harta karun arkeologi lainnya.
Selandia Baru menuntut kembalinya kepala prajurit suku Maori sejak 1980-an. Perselisihan tersebut menjadi sebuah isu nasional di Prancis hanya ketika dewan kota Rouen terpilih tahun 2007 untuk memberikan kembali kepala yang disimpan di Museum Sejarah Alam sejak 1875.
Keputusan itu dibatalkan, Kementerian Kebudayaan Prancis mengatakan pada saat itu aturan tidak dapat dibuat di tingkat lokal.
Undang-undang baru, yang telah disetujui hampir dengan suara bulat, akan berlaku untuk lebih dari selusin kepala Maori yang disimpan di museum Prancis. Mereka akan dikirim ke museum Te Papa di Wellington sebelum diserahkan kepada suku-suku yang berbeda untuk dimakamkan.
Tato dengan fitur rumit sebagai tanda kekuatan dan keberanian, kepala prajurit Maori secara tradisional ditampilkan kepada suku mereka sebagai objek pemujaan. Penjelajah Barat membawa mereka ke Eropa dan Amerika Serikat pada abad 18 dan 19, sehingga perdagangan berkembang. Ratusan kepala tersebut masih berada di Amerika dan Eropa bersama dengan koleksi bagian tubuh lainnya.
Pada tahun 2002, Prancis menyerahkan kembali tubuh Saartjie Baartman, seorang wanita Afrika Selatan yang dibawa ke Eropa pada abad ke-19 dan dipamerkan sebagai "Hottentot Venus." Bagian tubuhnya telah ditampilkan di Musee de l'Homme di Paris hingga 1974.
REUTERS| NUR HARYANTO