Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Cold Memories

image-gnews
Pameran Lukisan Davi Linggar di Bandung.(ANTARA)
Pameran Lukisan Davi Linggar di Bandung.(ANTARA)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sepanjang Mei ini, perupa Andy Dewantoro dan Davy Linggar menampilkan karya-karyanya di Viviyip Art Room, Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. Kedua perupa ini sama-sama tertarik dengan melukis, fotografi, serta teknologi media baru. Hanya keduanya mempunyai cara berbeda dalam berkarya.

 

Dalam catatan kuratorialnya, Rifky Effendy, menulis Andy Dewantoro adalah seorang pelukis dengan kecenderungan citra yang foto-sinematis. Hampir selalu menggunakan fotografi sebagai cara untuk menangkap dan merekam obyek-obyeknya, mengolahnya melalui komputer kemudian memindahkannya ke atas kanvas. Adapun Davy Linggar, dikenal sebagai fotografer yang kadang melukis dan membuat obyek-obyek seni.

 

Keduanya menggunakan medium fotografi dalam menangkap realitas di balik lensa sebagai keberangkatan berkarya. Namun keduanya tak menggunakan fotografi sebagai idiom yang selesai begitu saja. Keduanya punya kecenderungan merekayasa ulang foto maupun obyek yang akan menjadi subyek karyanya. Sebagai tindak lanjut artistik visual maupun sebagai ungkapan kritis terhadap medium, baik fotografi maupun seni lukis.

 

Lewat lukisan terbarunya, Andy menyuguhkan pemandangan bangunan-bangunan yang seolah terabaikan oleh manusianya, hanya ditemani semak belukar dan pepohonan yang hampir menutupi keberadaannya. Sehingga bangunan itu nampak seperti monster-monster dalam legenda rakyat yang muncul dari dalam hutan yang tak terjamah.

 

Karya Andy Dewantoro mulai dikenali secara khas dengan menghadirkan rangkaian lukisan panorama sebuah lansekap kota pada senja hari hingga malam. Lampu-lampu temaram menjadi kumpulan cahaya yang tampak berupaya mengalahkan gelap. Andy memang selalu melakukan observasi langsung dengan mengunjungi dan mengamati kota-kota, baik di dalam maupun luar negeri, untuk kemudian dijadikan gagasan berkaryanya.

 

Adapun karya-karya Davy Linggar menghadirkan serangkaian lukisan dan foto polaroid yang dicetak kembali di atas kanvas. Kita bisa melihat bagaimana ia memainkan tanda-tanda dengan menampilkan citra makhluk, binatang dengan perilakunya yang aneh. Davy membuat lelucon, sinisme, sarkasme dan ironi lewat obyek mainan yang ditata sedemikian rupa: dinosaurus, babi, rusa, anak domba, lalu ia foto dengan polaroid.

 

Setelah itu, Davy memindahkannya ke atas kanvas sebagai lukisan atau dengan melakukan lelehan dan brush stroke cat di atas medium foto yang dicetak ke kanvas lebih besar setelah dipindai. Sehingga citranya menjadi agak kabur dan samar, tapi kita bisa melihat gambar berubah mood, menjadi tampak enigmatik, liar dan lucu.

 

Menurut Rifky Effendy, seperti tertuang dalam catatan kuratorialnya, watak karya-karya Davy memang selalu memainkan aspek-aspek ironi dan bahkan hal-hal yang dianggap tabu dalam masyarakat. Dalam karyanya kita bisa perhatikan ada perilaku dinosaurus sedang menyenggamai seekor babi. Seperti yang ia ungkapkan: “Di dalam masyarakat kita saat ini banyak sekali tuntutan sosial yang membuat orang menjadi munafik. Mengharamkan dan mencemooh hal-hal yang sebenarnya justru adalah penolakan dari hasrat mereka yang paling dalam. “

 

Davy Linggar adalah seorang fotografer dengan cara pandang yang tak lazim dan sekaligus pelukis yang seolah menghayati benar nilai kehidupan dalam masyarakat saat ini. Pengalamannya dalam dunia foto-komersial dan dunia gagasan seni setidaknya banyak berhubungan dengan beragam watak manusia dari berbagai lapisan masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi penggunaan spektrum bahasa gambar yang lebih luas, walaupun hampir dipastikan tanda-tanda itu juga berkaitan dengan ungkapan personalnya. Di sini kepribadiannya diungkapkan selain dengan penyusunan obyek-obyek tapi juga dengan kuasan cat di atas citra foto.

 

 

KALIM/PELBAGAI SUMBER

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

31 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.