TEMPO Interaktif, Jakarta - Bentara Budaya Jakarta kamis (29/4) malam kemarin, menyuguhkan sebuah konser kolaborasi Zarro dan Mercy Dumais. Dalam konser bertajuk bentara pentas musik tersebut mereka membawakan lagu-lagu Brazillian Jazz dan musik pop Brasil.
Menurut Zarrro, dirinya memang sengaja membawakan musik berirama jazz ala Brazillia karena letak geografis Indonesia hampir sama dengan Brazil. ”kami ingin memberikan sesuatu yang baru buat masyarakat,”tutur ZarRo Untuk itu zarro dan kawan-kawan membuat sesuatu yang baru dalam bermusik. “Musik itu sangatlah merakyat, untuk itu seperti apapun genrenya akan mudah diterima oleh masyarakat” katanya.
Nama Zarro sendiri sudah cukup terkenal di lingkungan musisi Jazz tanah air. Bersama kelompoknya clorophyl, penyayi ini berhasil meliris beberapa album sejak pertengahan 2006. hingga kemudian Zarro memutuskan untuk berpisah dari grup yang telah membesarkan namanya, dan Memilih untuk bersolo karir.
Zarro yang pernah tampil di berbagai festivall jazz di tanah air itu juga pernah berkolaborasi dengan musisi internasional seperti Lica Cecato dari Brasil. Kini, dia lebih berkonsentrasi pada musik berirama fungky brazillian, “Biasanya dengan pola Partido alto atau dengan sentuhan 2 alto diiringi samba” ungkapnya.
Sepanjang satu setengah jam pertunjukan, mereka membawakan 14 lagu karya musisi jazz brasil terkenal Joao Donato dan T. Joplin,antara lain Bossana praya, Obarquintto,Vocevaiver, favela dan Aqua Ralado Brasil. Salah satu yang Unik, zarro mengadopsi bahasa ibunya, bahasa kali (palu Sulawesi tengah) kedalam komposisi yang dia bawakan malam itu.
Mereka berharap musik baru yang dibawakan dapat diterima masyarakat dan mampu bersaing dengan industri musik tanah air pada umumnya. Walaupun antusiasme masyarakat belum terlihat pada pertunjukan malam itu, namun Zarro dan kawan-kawan tetap optimis. “Saya optimis bahwa musik seperti ini akan mendapat tempat di tengah masyarakat,” ungkap Mercy Dumais.
Herry Fitriadi