"Agen yang mewakili panitia festival mengundang lewat agen kami di Amerika," kata Riza di Jakarta hari ini. "Kami senang bisa main di festival ini. Kalau tidak salah, Dwiki (Dharmawan) juga pernah main di sana."
Festival jazz yang kali ini memasuki tahun kelima itu diselenggarakan oleh Badan Pariwisata Serawak, melibatkan panitia yang juga terdiri atas kalangan swasta. Menurut siaran pers panitia, tujuan penyelenggaraannya adalah menarik minat turis untuk mengunjungi kawasan itu. Panitia menargetkan bisa menjaring 8.000 pengunjung, naik dibandingkan 6.000 orang pada festival tahun lalu.
Selain Simak Dialog, festival itu akan pula menampilkan Michael Shrieve's Spellbinder dan James Cotton Blues Band (Amerika Serikat), Amina Figarova Sextet (Belanda), Ricardo Herz (Brasil), Mellow Motif (Thailand), Jeremy Tordjaman (Swiss), dan kelompok gado-gado dari berbagai negara Norbert Susemithl's New Orleans All Star.
Bagi Simak Dialog, keikutsertaan dalam festival itu merupakan lanjutan dari beberapa penampilannya di mancanegara. Sebelumnya, sepanjang 17 tahun usianya, Simak Dialog sudah main antara lain di Malaysia (2002) dan Kathmandu (2004). "Sebetulnya kami menerima banyak undangan dari Eropa, tapi memang harus kerja keras untuk berangkat, terutama dalam hal biaya," kata Riza.
Didirikan pada 1993, Simak Dialog memainkan jazz unik yang memadukan beragam gaya musik, dengan jazz rock atau fusion sebagai tumpuannya. Pengaruh gamelan, juga beberapa musik tradisional Indonesia lainnya, khususnya Jawa Barat, sangat terasa dalam karya-karyanya. Mereka sudah merilis lima album. Dua album terakhir, Patahan dan Demi Masa, dirilis pula di mancanegara melalui Moonjune Records. Kini, selain Riza, Simak Dialog terdiri juga atas Tohpati (gitar), Adhitya Pratama (bas), Endang Ramdan (kendang), Erlan Suwandana (kendang), dan Cucu Kurnia (metal toys).
--Purwanto Setiadi