TEMPO Interaktif, Subang – Pemerintah Kabupaten Subang, menggelar Festival Seni Sisingaan, Helaran dan Tutunggulan tingkat Jawa Barat. Festival kesenian tradisional tersebut dilangsungkan sepanjang Rabu (28/4), di alun-alun Benteng Pancasila kota Subang.
Sedikitnya 23 rombongan kesenian Sisingaan ikut ambil bagian dalam festival yang mendapatkan apresiasi luar biasa dari masyarakat Kabupaten Subang tersebut. Ribuan masyarakat yang dating dari berbagai peloksok memadati alun-alun dengan luas dua kali lapangan sepak bola yang berada di jantung kota itu.
“Ini festival rakyat, nyeni, murah tapi meriah,” kata Susi, seorang mahasiswi yang menyaksikan atraksi atraktif para penggotong Sisingaan. Setiap rombongan tampil dihadapan para dewan juri yang berasal dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung, budayawan dan seniman serta akademisi di Subang.
Setelah menjalani penilaian, rombongan kesenian Sisingaan diwajibkan mengikuti karnaval keliling kota dengan disaksikan ribuan pasang mata yang memadati sepanjang jalan protokol kota Subang.
Wawan santi, Ketua Panitia Festival Sisingaan, Helaran dan Tutunggulan, mengatakan, festival kesenian tradisional tersebut merupakan kali yang ketiga. “Kami telah menjadikannya sebagai agenda pariwisata tahunan,” kata Wawan. “Tahun depan kami ingin festival ini masuk dalam rekor MURI,” kata Wawan.
Tapi, Susi punya kritik. Katanya, Festival Seni Sisingaan, Helaran dan Tutunggulan tersebut sepi promosi. Sehingga, tidak banyak warga luar Subang apalagi turis asing yang menyaksikan langsung atraksi kesenian yang penuh warna itu. Mestinya pemerintah Subang mencontoh Festival Danau Toba, misalnya yang gencar promosinya dan banyak ditontonton turis luar.
NANANG SUTISNA