Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Derita Aktivis Falun Gong Dalam Lukisan  

image-gnews
Lukisan Tragedy in China karya Li Yuan. (oilpainting.ntdtv.com)
Lukisan Tragedy in China karya Li Yuan. (oilpainting.ntdtv.com)
Iklan

Tempo interaktif, Yogyakarta-Sebanyak 40 lukisan reproduksi hasil karya lima perupa aktivis Falun Gong bakal dipamerkan di Jogja National Museum, 30 April hingga 7 Mei 2010. Kelima perupa tersebut adalah Chen Xiaoping (Vancouver, Canada), Li Yuan (Tokyo, Jepang), Dong Xiqiang (Los Angeles, USA), Wang Weixing (New York, USA) dan Kathleen Gills (Ottawa, Canada).

“Mereka adalah para aktivis Falun Gong yang pernah merasakan siksaan penguasa Cina,” jelas Mohammad Bachtiar dari Yayasan Kreasi Seni Sejati Jakarta yang juga menjadi kurator pameran, dalam keterangan persnya di Jogja National Museum, Selasa (27/4) siang.

Ke-40 lukisan hasil karya para aktivis Falun Gong itu bergaya realis penuh, atau yang lebih dikenal dengan New Renaisance. Materi lukisan yang ditampilkan lebih banyak menggambarkan kisah-kisah para aktivis Falun Gong yang menjadi korban ketidakadilan atas nilai-nilai kebajikan yang mereka yakini. Itu sebabnya pameran ini dibingkai dengan tema Sejati, Baik dan Sabar (Truth, Compassion, Forbearance) yang juga menjadi falsafah penganut Falun Gong.

Mohammad Bachtiar mengatakan seluruh lukisan yang dipamerkan di Jogja National Museum merupakan hasil reproduksi (cetak digital di atas kanvas) terhadap karya-karya asli para perupanya. Lukisan aslinya sendiri berada di Amerika Serikat. Meski hanya reproduksi, tidak menutup kemungkinan pengunjung atau kolektor bisa memiliki karya lukis yang dipamerkan.

“Jika ada pengunjung atau kolektor yang berminat, kami akan memintakan tandatangan perupanya atas lukisan yang dibeli itu. Tandatangan ini penting sebagai bukti otentisitas mengingat semua lukisan yang dipamerkan ini tidak ada tandatangan perupanya,” jelas Mohammad Bachtiar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak tahun 2004 hingga saat ini lukisan-lukisan para aktivis Falun Gong ini sudah dipamerkan di 200 kota di 40 negara. Pameran ini lebih banyak bersifat kampanye kelompok Falun Gong. Banyak aktivis Falun Gong yang mendapat siksaan dan perlakuan tidak adil di China. Itu sebabnya materi lukisan lebih banyak menggambarkan siksaan yang diterima para aktivis Falun Gong di China.

Lukisan berjudul Tragedy in China karya Li Yuan tahun 2004, misalnya, menggambarkan sosok isteri yang duduk di sisi jenazah suaminya yang tewas akibat penyiksaan di kamp pecucian otak. Juga lukisan berjudul An Orphan’s Sorrow karya Dong Xiqiang tahun 2006 yang menggambarkan seorang gadis kecil yang sedang membawa kotak abu jenazah kedua orangtuanya yang terwas akibat siksaan rejim komunis China.

Namun, tidak semua lukisan menggambarkan siksaan yang dialami aktivis Falun Gong di China. Sebagian lukisan menampilkan adegan kampanye pembelaan terhadap aktivis Falun Gong di berbagai kota di dunia. Misalnya, lukisan berjudul The Call of Innocence karya Chen Xiaoping tahun 2005, menggambarkan seorang gadis kecil yang terngah memegang poster bertuliskan Killed for Their Belief dalam sebuah kampanye membela aktivis Falun Gong di kota New York, Amerika Serikat.

 

Heru CN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.