Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memanggil Ingatan Masa Lalu

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Seorang anak lelaki terlihat menutup lubang telinganya dengan telunjuk. Sementara, dengan agak takut-takut, tangan kirinya menyorongkan api ke lubang meriam bambu. Sejumlah anak menyaksikan adegan itu, dan berharap mendengar suara dentumannya.

Perupa Dani Ramdani, 30 tahun, menggambarkan adegan permainan meriam bambu yang biasanya ramai pada bulan puasa itu dengan cermat. Suasana tegang menunggu suara dentuman saat api disodorkan ke mulut meriam bambu, tertangkap jelas pada lukisan berjudul Lodong yang bergaya realis itu.

Pada lukisan lain, Ramdani juga bergitu cermat menggambarkan adegan anak-anak yang sedang adu panggal (gasing). Seorang anak terlihat begitu bernafsu mengayunkan gasing untuk mengalahkan gasing musuhnya yang telah berputar kencang di permukaan tanah.

Tak hanya meriam bambu (lodong) dan gasing (panggal), Ramdani juga menghadirkan lukisan tentang permainan anak-anak yang terbuat dari bambu, seperti sumpit, egrang, baling-baling (kolecer) dan kokoprak (alat pengusir burung di sawah). Dengan menggelar pameran tunggal bertajuk BambooisMe di Taman Budaya Yogyakarta, 24-30 April 2010, Andi Ramdani seperti sedang memanggil kembali ingatan masa lalunya.

“Itu memang masa lalu saya. Itulah permainan sehari-hari masa kanak-kanak saya saat di desa. Sekarang, permainan itu sudah jarang ditemui,” kata lelaki kelahiran Desa Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat ini, saat ditemui di ruang pamer Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (24/4).

Ramdani menyadari, tak mungkin mengembalikan permainan anak-anak tempo dulu yang menurutnya sangat mengasyikkan itu. Zaman telah berubah. “Karena itu, saya hanya bermaksud mengenalkan kembali permainan anak-anak itu, meski hanya lewat lukisan,” kata alumnus jurusan senirupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tahun 2009 ini.

Meski tak mungkin memutar waktu, kegelisahan Ramdani tentang tergusurnya permainan anak-anak tempo dulu itu tergambar jelas pada lukisan berjudul Komunikasi Digambarkan ada dua sosok anak lali-laki, yang satu sedang membuat mobil-mobilan dari bambu dan sandal jepit bekas, sementara anak satunya lagi sedang asyik bermain playstation.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada pameran ini Ramdani mengusung 30 lukisan dan lima karya tiga dimensi dan instalasi. Selain patung binatang seperti domba dan kijang yang tersusun dari ruas-ruas bambu, juga dihadirkan sebuah replika dinosaurus yang terususn dari rautan-rautan bambu. Itu sebabnya, karya ini diberi judul Bambbosaurus.

“Karya ini merupakan kolaborasi saya dan dua orang rekan saya. Sebenarnya hanya untuk merespon ruang pamer yang besar ini, karena karya-karya saya relatif kecil-kecil,” jelasnya.

Tak hanya replika dinosaurus yang tingginya nyaris menyentuh langit-langit ruang pamer, Ramdani juga mengusung sepeda serta egrang ke dalam ruang pamer. “Pengunjung pameran boleh menaiki sepeda atau egrang di ruang pamer,” katanya. Meski sepeda balap itu buatan pabrik, Ramdani sengaja memberi sentuhan pada rangkanya sehingga terkesan terbuat dari bambu.

Ramdani memang tidak bisa dipisahkan dari bambu. Sejak kecil ia akrab dengan permainan anak-anak dari bahan bambu. Ia juga selalu melukis bambu saat masih menjadi mahasiswa. Itu sebabnya, teman-teman kuliahnya sering menyebut lukisan karya Ramdani beraliran bambooisme. “Judul pameran ini juga bisa dibaca bamboo is me, karena saya sejak kecil hingga saat ini tak bisa lepas dari bambu,” paparnya.

Kurator AA Nurjaman mengatakan kekuatan Ramdani terletak pada teknik realistiknya. Itu sebabnya sebagian besar materi pameran adalah lukisan (tentang bambu) yang bergaya realis. Ramdani menurutnya terpengaruh oleh konvensi seni lukis masa kolonial karena seni lukis realis masuk ke Indonesia sejak zaman kolonial.


Heru CN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

32 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

39 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.