Beberapa bulan lalu, bobot Afgan sempat naik hingga 20 kilogram. Kala itu, jadwal makannya tidak lagi tiga kali sehari. Semua masakan yang ada di depannya juga selalu dilahap tanpa pikir panjang.
"Kebetulan keluarga berdarah Minang dan suka makan. Di rumah suka dimasakin sambal goreng dan kentang balado," tutur Afgan di Jakarta, Selasa, (20/4).
Perut Afgan juga sempat buncit. Alhasil, di kampus, ia kerap diledek teman-temannya. "Itu juga yang memotivasi saya buat turunin berat badan," kenang Afgan.
Namun, bobot Afgan segera menyusut berkat ketekunan ibunya mengembalikan pola makannya yang sempat amburadul itu. "Untungnya, saya sering dimarahin mama," kata Afgan.
Afgan tidak segan-segan diberi jadwal ketat oleh ibunya. Ia dilarang mendekati kentang, meski tersedia di atas meja makan. "Nasi juga secukup perut menampung dan itu juga sehari tiga kali," jelas Afgan.
MUSTHOLIH