Menurut sutradara Janur M. Bagus, film itu akan bercerita tentang perjuangan Sofia W.D. seusai ditinggal suami pertamanya, Kapten Edi Endang, yang gugur dalam sebuah serangan oleh gerombolan di Cibungur, Limbangan, Garut, pada 23 Oktober 1947.
Sofia WD merupakan artis kelahiran Bandung, 12 Oktober 1925, dan wafat di Jakarta pada 22 Juli 1986. Ia dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Setahun pasca tragedi Limbangan, Sofia mulai bermain film dengan tampil sebagai pemeran utama mendampingi Rd. Endang pada film Air Mata Mengalir Di Tjitaroem karya Rustam Palindih.
Sofia pernah berjaya dengan nama Sofia Waldy saat diperistri sutradara film S. Waldy, hingga akhir hayatnya Sofia dikenal sebagai istri aktor Wagino Dahrin Mochtar (WD Mochtar).
Sofia dikenal sebagai perempuan sutradara film kedua di Indonesia setelah Ratna Asmara. Dia juga menjabat Ketua Umum PB Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) 1974.
Sebagai pemain, Sofia meraih Piala Citra sebagai aktris pendukung utama terbaik lewat film Mutiara Dalam Lumpur karya Wahyu Sihombing di Festival Film Indonesia 1973. Ia juga mendapat penghargaan khusus sebagai sutradara atas film Melawan Badai pada 1974.
NURDIN KALIM/ANTARA