Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kartini, Perempuan, dan Agama  

image-gnews
Pertunjukan Teater
Pertunjukan Teater "Panggil Aku Kartini Saja" di Goethe Haus, Jakarta. Tempo/Arnold Simanjuntak
Iklan
TEMPO Interaktif, Ni, begitu ia disapa saudara-saudaranya. Ia lahir di Jepara lebih dari satu abad silam. Ia seorang perempuan priayi kalangan bangsawan Jawa. Parasnya ayu, berperilaku lembut, tapi pemikirannya senantiasa bergolak.

Dialah Raden Ajeng Kartini. Ia bukan hanya sosok cerdas yang berasal dari kalangan ningrat, tapi juga seorang pendobrak dari semua adat yang merugikan kaum perempuan pada zamannya.

Kartini, diperankan oleh Asri Mery Sidowati, menarasikan cuplikan-cuplikan surat gadis Jepara itu dalam sebuah sketsa pada Selasa malam pekan lalu. Sketsa drama mini bertajuk Panggil Aku Kartini Saja itu digelar di Goethe Haus, Menteng, Jakarta. "Ini bukan tafsir ulang tentang surat-surat Kartini, tetapi murni membaca suratnya," kata sutradara sekaligus koreografer, Laksmi Notokusumo, seusai gladi bersih.

Dalam proses penyusunan naskah, Laksmi dibantu oleh Umi Lasmina sebagai kurator ratusan surat itu. Hanya dalam 2 pekan ratusan surat itu dicuplik kemudian dikolase menjadi sebuah naskah narasi. Hasilnya adalah sketsa drama berdurasi 90 menit. "Sangat susah menemukan buku-buku tentang surat Kartini. Seperti sudah hilang ditelan bumi," ujar Laksmi.

Dari segi pementasan sebuah teater, tata panggungnya sangat sederhana. Ornamen yang digunakan adalah meja kerja Kartini dan kursi malas yang cukup mewakili setting tempat. Laksmi memampatkan sedemikian rupa naskah dari cuplikan ratusan surat yang menakjubkan itu. Kisahnya dibuat dalam bentuk naratif. "Minim dialog antarpemain agar isi dan pesannya tidak bias," Laksmi menjelaskan.

Lewat pementasan malam itu, Laksmi berupaya mematahkan gambaran sosok Kartini yang angkuh, selalu menjaga wibawa seperti terlihat dalam foto-foto lawas itu. Dari surat-surat yang ia baca, ternyata Kartini memiliki sifat kenakalan kanak-kanak, selalu menjaga penampilan sebagai perempuan agar tetap terlihat anggun. Bahkan ia tak mau ketinggalan oleh lingkungan yang, menurut dia, menyenangkan: membatik atau berenang di laut bersama adik-adiknya.

Sang ibu mengajarkan Kartini menari sebagai kemampuan yang harus dikuasai perempuan ningrat terhadap kesenian saat itu. Meski Kartini sangat memahami bahwa menari adalah satu sisi gelapnya, menjadi seorang yang mirip ledek.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Laksmi mengatakan ingin menghadirkan kisah Kartini secara kompleks, tak melulu dirinya sendiri. Bersama kedua adiknya, Rukmini (Nana Sunar Sasih) dan Kardinah (Poppy Parisa Agussusanti), sepertinya Kartini tak bisa terpisah satu sama lain. Bahkan pemikiran-pemikiran modern itu tak sekadar keluar dari pemikiran Kartini. Ia dibantu oleh kedua adiknya. Mereka menggugat atas kedudukan perempuan yang selalu menjadi terbelakang dan kurang penting kehadirannya dibandingkan dengan laki-laki.

Haruskah perempuan kawin? Haruskah perempuan dikatakan sempurna jika telah memiliki anak? Itulah yang selalu didengungkan Kartini pada salah satu surat untuk sahabatnya, Stella Zeehandelaar. Ia sangat terusik oleh banyaknya anak yang lahir telantar, entah menjadi ronggeng atau selir-selir bangsawan.

Begitulah Kartini, Kardinah, dan Rukmini mendapatkan pendidikan Eropa dari ayahnya. Semula mereka bertiga sangat menginginkan belajar ke Eropa. Namun, apa daya, kala itu perempuan tak mendapat kemudahan untuk mengenyam pendidikan dibandingkan dengan laki-laki meski seorang bangsawan.

Beberapa hal yang tak pernah kita duga sebelumnya tentang sosok Kartini terlihat dari surat-suratnya. Awalnya Kartini tak menghendaki sebuah pernikahan karena begitu banyak anak yang telantar saat itu. Dalam suratnya kepada sahabatnya, Stella, di Belanda, ia menulis apakah perempuan selalu dikatakan sempurna jika telah memiliki anak sementara mereka belum tentu bisa merawat anak-anaknya itu dengan baik. Gugatan-gugatan semacam itulah yang keluar dari pemikiran Kartini. “Dia seperti kuda liar yang lepas di padang rumput,” kata Laksmi.

Yang lebih mencengangkan, Kartini seolah tak sependapat dengan agama. Sebab, agama selalu membuat tatanan antara manusia satu dan manusia lain menjadi buruk. "Tuhanku adalah nuraniku. Surgaku dan nerakaku adalah nuraniku," tutur Kartini dalam sebuah suratnya. Hingga akhirnya ia pun tersadar, bukan agama yang menjadi sebab, melainkan perilaku manusialah sebagai pangkalnya. l ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

24 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.


HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.


Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu, 22 Desember 2019. Video mapping yang berdurasi 25 menit tersebut akan dilaksanakan hingga 31 Desember mendatang bertemakan Filosofi Tugu Monas, Relief dan Diorama Museum Sejarah Nasional, Pembangunan Ibu Kota Jakarta, Kebudayaan Betawi serta kehidupan Jakarta. ANTARA
Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.


4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

Pertunjukan di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.


Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Suasana destinasi wisata Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, masih sepi di masa PPKM Level 4. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.


Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Aksi panggung seniman lokal asal Kabupaten Bekasi di pentas Lebaran Yatim Bekasi yang digelar Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi di Lapangan Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Jumat petang, 2 September 2022. Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi


Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Seniman dan seniwati Kulon Progo menampilkan Tari Sri Kayun. (ANTARA/Sutarmi)
Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Penampilan teater musikal
Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.