TEMPO Interaktif, Jakarta - Setiap ada hajatan pesta demokrasi, pembawa acara Shahnaz Haque diam-diam selalu dilirik oleh sejumlah partai besar buat menjadi mesin pendongkrak suara konstituen. Namun, meski sudah puluhan kali sejak reformasi bergulir diiming-imingi kursi kekuasaan, ia menyatakan tidak pernah tertarik.
"Gairah saya tidak di sana. Saya takut menjadi boneka buat mengeruk suara konstituen saja," tegas Shahnaz saat dihubungi Tempo, Senin, (19/4). Alhasil, puluhan partai yang pernah meminang Shahnaz buat menjadi calon legislator pusat atau wakil bupati, selalu pulang dengan tangan hampa.
"Baru-baru ini saya ditawari jadi wakil bupati, tapi saya tidak mau, " tutur Shahnaz tanpa mau menyebutkan nama calon bupati daerah mana dan partai yang meminangnya karena alasan etika politik.
Menurut Shahnaz, ia lebih senang dengan aktivitas sosial yang digeluti sejak 12 tahun silam bersama sosiolog Imam Prasojo. "Saya lebih senang mendirikan sekolah-sekolah bersama Nurani Dunia dan Yayasan Cahaya Guru," ungkap istri drumer kondang Gilang Ramadhan ini.
Bagi Shahnaz, menjadi wakil bupati harus tahu pemetaan, mengetahui potensi, dan kelemahan daerah yang akan dipimpin. "Sejauh ini saya juga melihat belum ada kalangan artis yang punya cukup pengetahuan seperti itu. Saya melihat dari wawancara-wawancara mereka," tutur Shahnaz.
MUSTHOLIH