Pameran foto tunggal karya Sony Seniawan, 28 tahun, tersebut menyuguhkan drama keseharian yang mengemukakan etos kerja, perjuangan hidup serta harkat, cinta dan impian para pembantu rumah tangga Indonesia di Hongkong.
Komposisinya dijalin berdasarkan keseharian para pembantu Indonesia di Hongkong yang diabadikan secara realita oleh Sony. Foto-foto bidikan Sony merupakan drama kehidupan mereka yang direkamnya ketika berperan sebagai fotografer still movie dalam pembuatan film layar lebar yang diinspirasi dari kisah-kisah mereka bertajuk Minggu Pagi di Victoria Park arahan sutradara Lola Amaria.
Menurut data statistik, ada sekitar 130.000 jiwa warga Indonesia yang bekerja sebagai pembantu di Hongkong per akhir 2009. Jumlah itu naik menjadi 131.300 jiwa per Februari 2010. Jumlah tersebut langsung menggeser posisi Filipina (130.500 pembantu) ke posisi kedua dalam tangga populasi tertinggi pembantu rumah tanga di Hongkong.
Sony ingin menampilkan bahwa para pembantu rumah tangga itu merupakan insan manusia yang merdeka. Fotografer jebolan Institut Kesenian Jakarta itu menyuguhkan 150 gambar yang dipersembahakn bagi para tenaga kerja di mana saja.
Pameran yang akan digelar 29 April mendatang itu juga digelar dalam menyambut Hari Kartini, yang biasa diperingati saban 21 April. Selain pameran, digelar pula diskusi tentang proses pemotretan dan konsep visula serta sinematografi yang melandasi pameran tersebut. Diskusi yang bakal diselenggarakan pada Sabtu sore yang akan datang itu menghadirkan fotografer Sony Seniawan, sutradara Lola Amaria, desainer grafis Andi Ari Setiadi, dan dipandu Gunawan Widjaja.
NURDIN KALIM/ANTARA/PELBAGAI SUMBER