TEMPO Interaktif, Siapa tak kenal lagu Wavin' Your Flag, lagu resmi Piala Dunia 2010?
Meski tak akrab dengan judulnya, lagu berirama hip-hop nan rancak ini dijamin gampang menyangkut di telinga. Tapi jangan tanya K'naan, 31 tahun, si pencipta dan penyanyi lagu ini, kenapa bisa demikian.
"Saya sendiri tidak tahu. Jika kita tahu, semua orang bakal terus membuat lagu begini. Ada yang bilang ada kesan kekanak-kanakan, mirip lagu menimang bayi yang menyentuh sisi anak-anak dalam diri kita," kata K'naan.
Lirik asli lagu ini bukanlah tentang perayaan, apalagi sepak bola. Tapi soal banyak orang di dunia yang masih memimpikan kebebasan. "Ini memang tentang tuntutan kepada dunia akan kemerdekaan," kata K'naan. Seperti lagu itu, kisah hidup K'naan tak kalah uniknya. Dia lahir dengan nama Keinan Abdi Warsame di Mogadishu, Somalia. Ketika pecah perang sipil saat K'naan berusia 13 tahun, ia mengungsi ke Harlem, New York, lalu ke Ontario, Kanada. K'naan dalam bahasa Somalia bermakna pengembara.
Perjalanan hidupnya ini yang membuat lirik lagu-lagunya sering terdengar agak politis dan universal, seperti tentang kelaparan, penindasan, kebebasan, dan kemerdekaan.
Lirik lagunya pernah membuat panas kuping anggota Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi yang gagal dalam misi bantuan untuk Somalia pada 1999.
K'naan berasal dari keluarga seniman. Bibinya, Magool, adalah penyanyi kondang di Somalia, sedangkan kakeknya, Haji Mohamed, seorang sastrawan. Meski beberapa orang menyebut karya serta warna vokalnya campuran antara Bob Marley dan Eminem, ia lebih menyebut dirinya sebagai penyampai pesan dari wilayah yang masih diselimuti kekerasan serta pertumpahan darah.
"Saya pikir saya seorang penerjemah, karena tinggal di dua dunia. Saya paham rasanya menjadi (seseorang yang) tak punya seperti di Somalia. Tapi (saya) juga memahami kecemasan akibat kemakmuran dan keserbaadaan seperti di Kanada."
K'naan sempat ngambek tak mau ikut tur arak-arakan Piala Dunia ketika piala itu tak jadi mendarat di Somalia. "Padahal saya sudah berusaha bicara kepada banyak pihak tentang keamanan, mulai FIFA, Coca-Cola, FBI, hingga pemerintah Somalia," katanya. Tapi ketika usahanya sia-sia, selesai tur, ia langsung terbang ke Somalia sendirian, tanpa banyak orang yang tahu, laiknya seorang pengembara. | berbagai sumber | utami widowati