Namun bersyukurlah Dewi Kunti, karena masih ada kebajikan di hati Resi Druwoso yang memohon pada Sang Pencipta agar sang jabang bayi lahir. Meski harus lahir lewat telinga, bayi yang diberi nama Karno (berarti telinga) itu sehat.
Kisah ini menjadi cerita menarik dalam pergelaran budaya wayang orang yang menampilkan lakon Banjaran Karno karya sutradara D. Supono. Perhelatan yang diusung Panca Budaya ini digelar di Gedung Kesesenian Jakarta, Kamis malam ini.
Acara itu dibuka dengan pertunjukan lima tarian tradisional yang berasal dari Jakarta, Bali, Kalimantan, Papua, dan Jawa Tengah. Dalam cerita, dikisahkan bahwa Karno akhirnya besar di kalangan keluarga Kurawa. Adapun keluarga Pandawa, yang merupakan keluarga kandung Karno, memandangnya dengan sebelah mata. Namun akhirnya, riwayat Karno berakir di ujung pedang Arjuna.
Dalam pementasan wayang yang lakonnya diambil dari kisah pewayangan Baratayudha ini, hadir mantan Gubernur DKI Sutiyoso, yang menjadi bintang tamu dalam pementasan tersebut. Adapula Ki Dalang Enthus, yang ikut ambil bagian memainkan tokoh-tokoh pewayangan.
Tadinya, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng juga akan menjadi bintang tamu. Tapi Menteri Andi urung tampil karena ada tugas negara yang berbarengan waktunya dengan pertunjukkan tersebut.
"Kehadiran para publik figur memang menjadi bidikan, bahwa kesenian wayang tak hanya ada di kalangan masyarakat umum, tapi juga digemari para pejabat," ujar sutradara wayang, Supono, dalam jumpa pers di Gedung Kesenian Jakarta, sebelum pertunjukan
Untuk sebuah pertunjukan budaya, boleh dibilang harga tiket pentas perdana Panca Budaya ini memang tergolong mahal. Untuk tiket termurah, penonton harus merogoh kocek Rp 100 ribu. Adapun tiket termahal dipatok hingga Rp 1 juta. "Ada sebanyak 450 tiket yang dijual, dan semuanya sudah laku," ujar ketua penyelenggara, Ki Ageng Widyanto.
AGUSLIA HIDAYAH