TEMPO Interaktif, Yogyakarta - – Sembilan orang penari wanita bakal mementaskan Bedaya Harjunawijaya di Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta, Sabtu (17/4) malam. Pementasan Bedhaya Harjunawijaya ini sekaligus untuk memperingati ulangtahun ke-64, atau ulangtahun ke-66 menurut kalender Jawa, Sultan hamengku Buwono X.
Dari sembilan penari yang akan membawakan Bedhaya Harjunawijaya tersebut, dua diantaranya adalah putri Sultan Hamengku Buwono X. Mereka adalah GKR Pembayun dan GRAy Condrokirono.
“Peringatan tingalan dalem (ulangtahun Sultan, red) ini akan dihadiri sekitar seribu tamu undangan,” jelas KGPH Hadiwinata, ketua panitia penyelenggara, kepada para wartawan di Ndalem Joyokusuman Yogyakarta, Kamis (15/4) sore.
Menurut KGPH Hadiwinata, Bedhaya Harjunawijaya adalah tarian terbaru ciptaan Sultan Hamengku Buwono X. Dua tarian sebelumnya yang diciptakan Sultan Hamengku Buwono X adalah Bedhaya Arjunawiwaha dan Bedhaya Sang Amurwabhumi. Bedhaya Arjunawiwaha dipentaskan saat memperingati 10 tahun Sultan Hamengku Buwono X naik tahta, tahun 1995. Sementara Bedhaya Sang Amurwabhumi dipentaskan pada acara syukuran pengangkatan almarhum Sultan Hamengku Buwono IX sebagai pahlawan nasional, tahun 2005.
Menurut GBPH Yudhaningrat, salah satu penanggungjawab acara Tingalan Dalem, Bedhaya Harjunawijaya menceritakan tentang Harjuna, seorang satria yang sudah mencapai kesempurnaan hidup. Tugas utama satria tersebut adalah memmayu hayuning bhawana (menjaga keseimbangan dunia).
KGPH Hadiwinata menjelaskan, makna dari Bedhaya Harjunawijaya bukan terletak pada gerak para penari, melainkan pada cakepan (narasi) yang disampaikan oleh pesinden. “Jadi, yang harus dicermati justru cakepan dari pesindennya, untuk mengetahui makna tarian ini,” jelasnya.
Durasi pementasan Bedhaya Harjunawijaya diperkirakan mencapai satu jam. Selama waktu itulah penari akan terus bergerak tanpa henti, meski gerakannya sangat lambat, khas gerakan tari bedhaya. Menurut KGPH Hadiwinata, para penari Bedhaya Harjunawijaya tidak diharuskan berstatus perawan dan dalam kondisi sedang tidak datang bulan. “Ketentuan seperti itu hanya berlaku untuk bedhaya yang sifatnya sakral,” ujarnya.
Heru CN