Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Festival Bantengan

image-gnews
Iklan
TEMPO InteraktifMojokerto - Musik kentrung mengiringi aksi dua orang yang berkostum ala banteng. Suasana mistis makin terasa ketika banteng jadi-jadian itu meloncat-loncat memeragakan tingkah liar banteng sungguhan. Satu orang memegang topeng kepala banteng dengan poisi berdiri, satu lagi berada di belakang dengan posisi membungkuk.

 

Keduanya ditutupi kain hitam menyerupai kulit banteng sungguhan. Aksi banteng jadi-jadian itu ditingkahi belasan pesilat yang menampilkan beberapa jurus. Bahkan, di antara pesilat itu ada yang kesurupan (trance). Masyarakat Mojokerto, Jawa Timur, menyebut kesenian itu dengan nama bantengan.

 

Ahad siang ini, di atas lapangan rumput di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, digelar Festival Bantengan. Dalam festival itu banteng jadi-jadian saling beradu memeragakan gerak banteng sungguhan. Aksi mereka akan dinilai oleh beberapa juri. “Siapa yang tingkahnya benar-benar mirip banteng, dialah yang menang,” kata Prio Adi Santoso, salah satu peserta bantengan.

 

Menurut Prio, bantengan adalah warisan kesenian Majapahit. Konon, saat kerajaan terbesar di Nusantara itu berdri, sempat tersiar cerita tentang munculnya dua kerbau yang terlibat pertempuran sengit dengan macan. Akhirnya, berkat kerja sama dua kerbau itu sang macan kalah. “Intinya kalau kita bekerja sama, apapun rintanganya pasti akan bisa diselesaikan. Itulah inti dari bantengan,” ucapnya.

 

Dalam seni bantengan juga ditampilkan sebuah cerita tentang seekor burung gagak yang mencegah seekor ular memakan katak. Gagak dan ular akhirnya berkelahi, dan ular kalah.

 

Cerita itu mengajarkan kepada masyarakat agar selalu bersikap ramah dengan sesama. Yang kuat harus membela yang lemah, meski harus mempertaruhkan nyawa. “Setidaknya itulah ajaran dari cerita seni bantengan yang akrab dikalangan masyarakat Mojokerto ini.”

 

Versi lain menyatakan, bantengan berasal dari legenda sebuah dusun di Trawas, Mojokerto. Konon, pernah muncul lantunan salawat Nabi Muhammad SAW yang menggema di antara rimbunnya pepohonan di sebuah lokasi yang disebut Sumber Macan. Berdasarkan legenda setempat, nama Trawas dipercaya berasal dari pohon besar yang oleh masyarakat disebut sebagai pohon trawas.

 

Pohon trawas itu dipakai oleh pendiri dusun yang bernama Ki Gibah Mangundiwoso dan Ki Topeng Waja untuk menaklukkan seekor buaya sakti bernama Bajul Sengoro. ”Apapun bentuk ceritanya, yang penting ini adalah kebudayaan lokal yang perlu dilestarikan,” kata Muhamma Andri, Camat Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.

 

Menurut Andri, pelestarian budaya itu harus terus dilakukan. Caranya, Festival Bantengan harus terus dilakukan. Pemerintah juga akan segera mematenkan kesenian bantengan ini. Andri khawatir, bantengan akan diserobot daerah lain.

 

 

 

MUHAMMAD TAUFIK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

24 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.