"Kalau situs itu tidak diangkat tentunya akan tenggelam di dasar waduk, karena itu kami angkat dan pindahkan ke tempat aman," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Semarang, Agung Priyo Oetomo, di Semarang, pada Kamis ini.
Menurut Agung, situs yang merupakan penanda Oyjek Wisata Gua Kreo Semarang itu berkaitan erat dengan kisah penyebaran Islam pada masa Sunan Kalijaga, sebelum pembangunan Masjid Agung Demak.
"Situs itu sebenarnya alat penumbuk padi, berdasarkan mitos masyarakat setempat konon digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk bermunajat sembari mencari kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak," katanya.
Agung menyatakan, masyarakat Dukuh Talunkacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, di sekitar Objyk Wisata Gua Kreo secara turun temurun memercayai kisah tersebut.
"Oleh karena itu kami mengangkat dan memindahkan situs tersebut ke tempat yang aman untuk menjaga nilai sejarahnya, namun masih berada di kawasan Obyek Wisata Gua Kreo Semarang," ujarnya.
Sesepuh masyarakat Dukuh Talunkacang, Sumar (70), mengatakan, ritual pengangkatan situs itu antara lain ditandai dengan pemberian sesaji berupa "nasi ambengan" dan berbagai jenis jajanan pasar beraneka warna.
"Sesaji tersebut untuk menghormati roh Seto Kumolo yang berwujud kera putih. Pengangkatan dilakukan oleh delapan warga sekitar dan kami bersyukur semuanya berjalan dengan lancar," kata Sumar menjelaskan.
NURDIN KALIM/ANTARA