Meski film bertajuk Dalam Botol tersebut tidak akan menampilkan adegan seks ataupun ciuman, penayangan film itu dinilai menjadi langkah maju menuju kebebasan berekspresi dalam negeri berpenduduk mayoritas muslim.
Produser Dalam Botol Raja Azmi Sulaiman mengatakan film tersebut mengisahkan hubungan antara seorang pria dengan pria lain setelah si pria operasi kelamin. Film itu sendiri berdasarkan kisah nyata teman Raja Azmi.
“Kami berani mengambil risiko,” ujar Raja Azmi. “Saya sangat grogi. Kami masih tidak tahu apakah pihak badan sensor membolehkan film kami tayang.”
Raja Azmi mengajukan naskah awal tahun lalu ke Dewan Sensor Film Kementerian Dalam Negeri Malaysia. Dewan Sensor Film menyetujui naskah tersebut dengan saran agar tidak ada adegan pria berciuman atau berada di ranjang berdua.
Dewan Sensor Film juga meminta Raja Azmi mengganti judul dari Anu Dalam Botol menjadi Dalam Botol. Raja Azmi mengatakan film tersebut hanya menampilkan adegan pria berpelukan penuh gairah. “Tanpa itu, kami tidak bisa menggambarkan betapa besarnya cinta dua karakter tersebut terhadap satu sama lain,” ujar Raja Azmi.
Sebelumnya, Dewan Sensor Film melarang penayangan film-film Hollywood termasuk film garapan Sacha Baron Cohen bertajuk Bruno. Film tersebut dinilai mempromosikan homoseksual karena focus terhadap seorang jurnalis gay flamboyan peliput masalah tata busana.
AP| KODRAT SETIAWAN