TEMPO Interaktif, Jakarta - Shafa Tasya Kamila atau yang lebih dikenal dengan Tasya rasanya pantas berbangga hati. Pasalnya, anak ketiga dari tiga bersaudara ini telah lolos pada PMDK jurusan akuntansi di Universitas Indonesia. Kabar ini diterimanya sejak 16 Januari 2010.
Saat dihubungi lewat sambungan telepon dara kelahiran Jakarta 22 November 1992 ini pun tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. "Iya Alhamdulillah lolos PMDK. Senang sekali rasanya," ucapnya Rabu (7/4) malam.
Dara yang melambung namanya lewat tembang Libur Tlah Tiba ini merupakan salah satu dari enam siswa yang mengikuti proses seleksi tersebut. "Dari sekolah ada sembilan yang ikut seleksi PMDK tapi yang lolos hanya enam," katanya.
Sejak menginjakkan kaki di SMA Islam Al-Izhar, Pondok Labu, anak dari pasangan Gatot Permadi Joewono dan Isverina Andriany ini memang sudah memantapkan hatinya untuk mengikuti PMDK. Bahkan, dirinya rela melepaskan beasiswa dari Nanyang Technological University di Singapura hanya untuk memuluskan langkahnya memasuki universitas terbaik di Indonesia itu.
"Ya namanya juga pilihan, jadi harus ada yang dikorbankan. Lagipula takutnya nanti kalau di Singapura aku nggak bisa bagi waktu dan karier aku di dunia entertain juga pasti tertunda," ungkap pelantun tembang Jangan Takut Gelap ini.
Awalnya, menjadi seorang akuntan bukanlah impian mantan penyanyi cilik ini. Tetapi ayah dan kedua kakaknyalah yang membuat dara yang beranjak dewasa ini menjadi berubah pikiran.
"Maunya ekonomi atau kedokteran tapi sepertinya terlalu padat, nanti takut nggak bisa bagi waktu dengan dunia entertain. Aku juga kan masih mau eksis di dunia entertain. Begitu lihat kakak dan papa sepertinya enak menjadi seorang akuntan. Aku nggak merasa tertekan kok justru keluargaku sangat membebaskan aku memilih jalan masa depanku sendiri," kata dia.
Menurut sang ibunda, lengkap sudah rasanya ketika mengetahui putri tercinta bisa mendapatkan PMDK. "Orangtua mana yang nggak bangga kalau anaknya bisa dapat PMDK. Saya dan ayahnya membebaskan Tasya memilih masa depannya tetapi tetap diarahkan jangan sampai salah arah. Kan yang mau menjalankan Tasya bukan kita orangtuanya jadi support saja sambil mendoakan yang terbaik buat Tasya," tegasnya.
Untuk mendapatkan PMDK tersebut tidaklah mudah. Tasya harus mampu mempertahankan peringkat tiga besar di kelasnya. "Nggak ada trik khusus untuk masuk PMDK yang penting bisa menjadi tiga besar saja itu sudah cukup, tetapi itu juga nggak mudah. Sama sekali nggak ngurangin waktu bermain."
"Bimbelnya juga nggak terlalu intensif karena takut kebanyakan belajar jadi pusing, jadi serius tapi santai," tutur dara yang masih betah menjomblo tersebut.
Ujian Akhir Nasional pun telah ia lewati dengan penuh perasaan campur aduk. "Karena standar kelulusan dinaikkan aku agak deg-degan. Karena soalnya tak semudah yang aku bayangkan. Paling susah itu matematika," paparnya.
Tak ada perayaan khusus ketika mengetahui dirinya mendapat beasiswa. "Bersyukur saja itu lebih baik," tambahnya. Tasya juga akan mengeluarkan album perdananya. "Insya Allah nanti mau luncurin album, tapi belum tahu kapan. Yang jelas sudah ada enam lagu. Tentang percintaan yang pasti," ujarnya.
Tasya juga sangat menginginkan bahwa jika kelak dirinya telah menjadi seorang mahasiswi antara karier dan kuliahnya dapat bejalan bersamaan. "Ya Insya Allah maunya semua berjalan berbarengan supaya nggak ada yang telantar," tutupnya.
PRIH PRAWESTI FEBRIANI