Pada pameran kartun “Benny & Mice Expo” ini, kedua kartunis itu membuat setting ruang tiga dimensi sesuai masing-masing tema cerita kartunnya. Untuk tema Lagak Jakarta, misalnya, dibuatlah tiruan sebuah halte bus, lengkap dengan kartun orang yang lagi tidur ngiler di bangku halte bus tersebut. Sebuah pemandangan gedung-gedung tinggi kota Jakarta dalam bentuk digital print diletakkan di belakang tiruan halte bus itu, untuk memberi kesan halte itu benar-benar berada di Jakarta.
Benny dan Mice juga mengusung setting tempat jemuran ke dalam ruang pamer, lengkap dengan beberapa potong pakaian yang tergantung di tali jemuran. Lalu, ada salah satu pelaku dalam cerita Lagak Jakarta yang dibuat seolah sedang mengambil pakaian wanita yang tergantung di tali jemuran. Pemandangan salah satu sudut kota Jakarta dalam bentuk digital print menjadi latar belakang jemuran.
Di depan setting halte bus dan tali jemuran itu diletakkan sebuah komik karya Benny dan Mice tentang Lagak Jakarta. Dengan demikian, pengunjung bisa membaca komik sekaligus membayangkan setting ceritanya. “Inilah cara baru menikmati pameran kartun,” kata Benny kepada wartawan di Bentara Budaya Yogya, sebelum acara pembukaan.
Selain membantu pengunjung pameran bisa lebih menghayati cerita dalam komik Benny dan Mice, setting ruang tiga dimensi juga menjadi sarana rekreasi bagi pengunjung pameran. “Pengunjung bisa berfoto-foto atau duduk berlama-lama di halte bus, sembari menikmati kartun,” kata Benny.
Ketika pameran di Jakarta, penyelenggara menghadirkan bajaj dan kios rokok di dalam ruang pamer. Banyak pengunjung pameran yang memanfaatkan setting kios rokok dan bajaj itu untuk foto-foto. “Mereka bisa bertahan berjam-jam di situ, sehingga ruang pamer bisa menjadi sarana rekreasi keluarga,” ujar Chandra, dari Kepustakaan Populer Gramedia, selaku sponsor pameran.
Pameran “Benny & Mice Expo” ini memang digelar berurutan di lima kota. Sebelum di Yogya, pameran ini digelar di Jakarta dan Solo. Kota berikutnya adalah Surabaya dan Bali. Dalam pameran di Yogya juga dihadirkan setting kios jualan telepon seluler dan setting pantai di Bali untuk membantu pengunjung pameran menghayati dus seri komik karya Benny dan Mice berjudul Lost in Bali.
Pameran ini juga menghadirkan karya-karya Benny dan Mice tentang pemanasan global yang pernah ditampilkan dalam acara Green Fest 2009 dan sebagai ilustrasi buku Hidup Hirau Hijau.
Benny dan Mice adalah dua kartunis lulusan Institut Kesenian Jakarta pada 1993. Nama lengkap keduanya adalah Benny Rachmadi, 41 tahun, dan Muhammad Mizard (Mice), 40 tahun. Kartun Benny dan Mice hadir secara berkala di Harian Kompas Edisi Minggu. Sehari-hari Benny bekerja di Harian Kontan, dan Mice di Harian Surabaya Post.
HERU CN