TEMPO Interaktif, Los Angeles – Memotret model dengan pakaian seadanya bahkan tanpa tertutup selembar benang, bisa jadi pekerjaan yang menyenangkan.Majalah Playboy menggelar kompetisi yang dikemas dalam acara televisi. Inilah acara televisi terbaru, yang menyandingkan sisi kompetisi dan hiburan untuk orang dewasa yang diberi judul “Playboy Shootout”.
"Playboy Shootout" ditayangkan mulai hari Sabtu ini, bagi pelanggan kabel televisi Channel Playboy, yang menempatkan sepuluh fotografer bersama-sama dengan sepuluh model. Setiap kelompok -baik fotografer dan model- bersaing untuk agar karya mereka bisa ditampilkan di majalah pria legendaris yang didirikan oleh Hugh Hefner itu.
Direktur editorial Playboy Jimmy Jellinek mengatakan majalah ini per tahunnya mendapat ribuan kiriman karya foto dari fotografer. Sementara Stephen Wayda, fotografer senior Playboy dan menjadi juri pada acara "Shootout" ini mengatakan, dia telah mencoba dan gagal selama bertahun-tahun sebelum akhirnya foto-fotonya bisa dimuat di halaman majalah ini dan berkarir sebagai fotografer selebriti.
"Orang-orang berpikir itu semua menyenangkan, seks dan glamor. Mereka tidak menyadari ketika anda memotret model telanjang ada banyak lebih dari itu.. Anda melihat semua tubuh. Anda melihat kerutan di pinggang ketika (model) berbalik. Anda lihat bagaimana tubuh dibangun, dan anda harus membuatnya terlihat bagus," kata Wayda.
Untuk acara "Shootout," Playboy mengumpulkan fotografer dari seluruh Amerika Serikat dan menempatkannya bersama di Los Angeles. Episode pertama mereka ditugaskan untuk mengambil gambar model di daerah yang berbeda dari sebuah rumah mewah, dan mereka diberi batas waktu untuk merancang tema, mengatur pencahayaan, memilih kostum, gaya rambut dan makeup.
Fitur utama adalah bahwa model yang bersaing untuk bisa tampil di majalah juga. Karena si model menginginkan gambar terbaik, mereka kadang-kadang konflik dengan para penembak. "Saya telah mendapatkan kepercayaan diri setelah pertunjukan ini, dan saya menyadari bahwa anggota kru di sekitar saya tidak mengalihkan perhatian kepada saya," kata fotografer Eric LaCour.
Sedang Kate Romero, salah satu dari dua fotografer perempuan, mengatakan, dia yakin gender yang sama dengan model membantunya mengatakan hal-hal untuk menenangkan kekhawatiran mereka tentang berpose telanjang di depan kru yang besar. "Ini adalah dunia laki-laki, itu pasti," ujar Romero. "(Tapi) Saya suka tantangan semacam itu."
Wayda mengatakan, semua fotografer datang ke acara itu dengan portofolio yang kuat dari kerja masa lalu mereka. Masalah terbesarnya adalah menghasilkan karya dengan menyesuaikan halaman Playboy. "Beberapa datang dan berkata, 'Aku ingin melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda,'" kata Wayda. "Yah, bagus, jadi pergi saja dan bikin majalah sendiri."
Hemm.... tertarik?
REUTERS| NUR HARYANTO