Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tokoh Spiritual India Sri Sri Ravi Shankar

image-gnews
Sri Sri Ravi Shankar
Sri Sri Ravi Shankar
Iklan
TEMPO InteraktifBali - Tokoh spiritual India, Sri Sri Ravi Shankar, telah berkeliling ke sekitar 40 negara dengan misi mulia: menyatukan umat manusia tanpa kekerasan. Dengan gigih, ia menyebarkan ajaran untuk menghentikan perbedaan kelas, suku bangsa, ras, dan agama. Pendiri Art of Living Foundation ini mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan universal, dan menciptakan perdamaian.

Kamis petang lalu, di sela kunjungannya ke Bali, Sri Sri Ravi Shankar menerima Tempo di Hotel Grand Bali Beach, Sanur, untuk sebuah wawancara seputar konsep perdamaian dan spiritualitas yang diajarkannya. Berikut petikannya:

Bagaimana konsep perdamaian yang Anda ajarkan?
Perdamaian bukan berarti tidak ada konflik. Kedamaian berarti pemikiran yang positif. Pemikiran ini akan kita dapatkan jika kita terbebas dari stress. Apa yang terpancar keluar dari diri kita, semua berasal dari jiwa kita. Jika diri kita baik, maka yang terpancar kita juga baik.

Anda sudah menyebarkan ajaran spiritualitas di berbagai negara, apa tantangan yang acap ditemui?
Pada prinsipnya semua negara sangat terbuka dengan ajaran spiritualitas dan yoga. Selalu ada pemahaman dari masyarakat yang kita datangi ketika akan mengajarkan yoga. Meskipun yoga identik dengan Hindu, saya tegaskan, yoga sama sekali tidak terkait dengan agama tertentu.

Jadi Yoga itu....
Yoga merupakan teknik pernafasan yang melibatkan fisik. Sederhananya, yoga adalah bernafas dengan gerakan. Gerakan-gerakan inilah yang nantinya akan menjadi obat bagi kehidupan manusia. Dengan yoga manusia akan terbebas dari stress.

Tantangan yang paling besar datang dari negara mana saja?
Tantangan besar saya hadapi ketika mengajarkan yoga di Indonesia, Malaysia, dan Turki. Mungkin karena mayoritas penduduk di ketiga negara tersebut adalah Islam. Sekali lagi saya katakan, yoga tidak terkait dengan agama. Yoga hanya ingin membebaskan diri dari stress. Pembebasan dari stress ini akan menghasilkan pemikiran positif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu apa yang Anda lakukan di ketiga negara tersebut?
Saya katakan kepada mereka, yoga tidak menyembah berhala seperti yang selama ini dikatakan orang. Yoga juga tidak mengajarkan kita untuk menyembah banyak Tuhan. Yoga sama sekali tidak menggubris masalah itu. Kita hanya menyembah satu Tuhan walaupun manifestasinya dalam banyak wujud.

Ada yang mengatakan yoga itu haram, pendapat Anda?
Saya tegaskan, jangan pernah menganggap yoga haram. Melalui yoga kita ingin manusia terbebas dari konflik diri sendiri dan terbebas dari stress. Orang yang menganggap yoga haram hanya belum mengenal yoga atau mendapatkan informasi yang salah.



Ketika datang ke Indonesia Anda selalu ke Bali. Apakah Bali memang memiliki sesuatu yang spesial?
Bagi saya, Bali adalah tempat yang spesial. Bali memiliki aura tersendiri. Apalagi masyarakat Bali menjaga kelestarian tradisi. Masyarakat Bali sangat teguh menjaga budaya lokal yang mereka miliki. Inilah yang menjadikan Bali memiliki karakter yang unik dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

I WAYAN AGUS PURNOMO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

29 Juli 2017

Agus Harimurti Yudhoyono saat menyampaikan orasi kebudayaannya dalam acara Malam Budaya Manusia Bintang 2017 di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta, 29 Juli 2017. TEMPO/Ahmad Faiz
Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

Mantan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak masyarakat membiasakan mengucap terima kasih dan maaf dalam beriteraksi.


Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

13 Oktober 2016

Presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri (tengah), Mendikbud Muhajir Effendy (kanan), Direktur UNESCO Jakarta Shahbaz Khan (kedua dari kanan)  saat pembukaan World Culture Forum 2016 di Nusa Dua, Bali, 13 Oktober 2016. Forum yang digelar oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bekerjasama dengan UNESCO itu diikuti oleh 63 negara untuk membahas pengembangan fungsi budaya dalam pembangunan yang berkelanjutan. Johannes P. Christo
Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

Sektaris Jenderal UNESCO, Irin Bokova, mengatakan simposium WCF harus dijadikan refleksi global.


Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

12 Oktober 2016

Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

Wakil Rektor Auckland University of Technology, Professor Nigel Hemmington, berharap kerja sama tersebut terus berlanjut.


Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

23 Agustus 2016

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Budayawan pada acara dialog bersama para Budayawan di Galeri Nasioanl Indonesia, Jakarta, 23 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

Para budayawan menilai, Presiden Joko Widodo sudah lupa dengan program-program pembangunan kebudayaan.


Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

26 Juli 2016

World Bank Group Managing Director, Sri Mulyani Indrawati, berpidato saat acara pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructur Summit 2015 di Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

Bekal ilmu dan pengetahuan di UI sangat membantunya memahami masalah dengan obyektif dan akurat.


Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

26 Juli 2016

World Bank Group Managing Director, Sri Mulyani Indrawati, berpidato saat acara pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructur Summit 2015 di Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

Sri Mulyani akan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia siang ini.


JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

30 Desember 2015

JJ Rizal. TEMPO/Imam Sukamto
JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit "orang Indonesia"


Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

28 Agustus 2015

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Ishomuddin
Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru.


Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

28 Agustus 2015

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Budi Purwanto
Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

Gus Mus mengatakan, ada orang yang menganggap manusia adalah yang seperti dirinya sendiri sehingga sama saja menganggap yang lain bukan manusia.


Menistakan Pidato

27 Agustus 2015

Menistakan Pidato

Akhirnya mengaku, saya adalah pengarang yang diam-diam gemar "dipaksa" menerima order menulis pidato, sejak 1980-an.