Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Makhluk-makhluk Anomali

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Pertarungan tak terhindarkan. Dua kubu bersiap saling menyerang. Mereka mempersenjatai diri untuk kemudian melukai lawan-lawan mereka. Suasana yang terbangun sangat heroik, eksplosif, sadistis, dan penuh darah. Makhluk-makhluk aneh imajinasi Fazar Wibisono tengah memerankan lakon masing-masing.

Makhluk-makhluk anomali itu hadir dalam pameran tunggal bertajuk Immortal War di Galeri Srisasanti, Jakarta Selatan. Pameran yang digelar hingga 24 April mendatang itu menunjukkan ekspresi atas memori Fazar terhadap dirinya, membentuk cerita akan simbolisasi pertarungan rekaannya sendiri. "Tema pameran ini dibuat berdasarkan potensi teknis karya Fazar sebelumnya yang cenderung riuh, dekoratif, dan penuh," kata Fery Oktanio, kurator dalam katalog.

Tema perang rupanya memberi Fazar keleluasaan bermain overlap dalam bentukan-bentukannya. Kanvas kosong itu dibuatnya riuh oleh kehadiran bentuk, garis, lengkung, dan warna yang melekat erat bersama tema-temanya. Bentukan-bentukan itu dibuatnya begitu banyak, begitu sesak hingga tak tersisa ruang kosong dalam bidang gambar.

Lukisan Fazar cenderung komikal dan bernuansa novel grafis. Konfigurasi warna dibuat secara utuh, bertumpuk, dan sangat minim gradasi. Obyek-obyek ganjil hasil imajinasinya sangat riuh. Makhluk-makhluk itu terikat erat pada komposisi gambar yang berbelit, berpotongan, tapi berkelindan, sehingga yang terbaca adalah bentuk itu hanya mereferensikan obyek keseluruhan, karena jarang terlihat utuh.

Tema besar itu dibagi menjadi tiga babak. Menurut Fery, pembabakan ini dimaksudkan sebagai jalan untuk mempermudah pemahaman penikmat seni terhadap karya Fazar yang penuh labirin, simbolisasi, dan asosiasi yang mengejutkan. Babak itu adalah The Beginning, sebuah permulaan perang. Lalu The Battlefield, medan perang yang sesungguhnya. Dan terakhir, Gate of New Consciousness, sebuah akhir dan pencapaian.

Dalam membangun obyek, sebenarnya Fazar mengambil bermacam referensi budaya ataupun lingkungan dari berbagai macam mitos atau legenda. Memori kehidupannya punya andil besar membentuk bangunan cerita dalam lukisan itu.

Simak lukisan berjudul Daphne Descend, sebuah lukisan yang masuk dalam babak keduanya. Terlihat pertarungan manusia sebagai pahlawan yang sedang melawan Dewi Daphne, peri pohon dalam mitologi Yunani. Manusia dengan baju zirah cerah mengendarai naga, makhluk legenda Cina yang melambangkan kekuatan dan keteguhan hati yang terbuat dari balutan daun singkong. Ia menatap tajam ke arah Daphne yang bermahkota bunga opium sambil menggenggam golok tajam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masing-masing elemen dikonstruksikan menjadi satu bagian utuh. Tak lain membangun cerita pertarungan manusia melawan narkoba. Fazar menempatkan manusia sebagai tokoh utama yang memuarakan sebab ataupun akibat. Sekaligus harapan yang hanya bisa muncul darinya.

Cara penyampaian Fazar terhadap obyek-obyek ganjil menunjukkan praktek visual di luar kelaziman. Fazar seolah ingin memperlihatkan perwujudan pesan yang tak melulu vulgar, tapi memberinya kesan artikulasi estetis. Ia secara sengaja ingin membawa pemirsanya ke tingkatan kode-kode yang harus dipecahkan bagian-bagiannya untuk memahami keseluruhan pesan dalam bagian konstruksi visual itu.

Bermula pada sebuah lukisan berjudul Conjugal Burns. Awal ketika tokoh-tokoh imajinasi Fazar bersiap diri menghadapi medan perang yang sebenarnya. Ia menghadirkan semut lengkap dengan baju zirah perangnya. Semut, menurut Fazar, adalah manifestasi masyarakat kecil yang biasanya menjadi korban peperangan besar akibat ambisi kekuasaan dan permainan politik yang tak berkesudahan. Semut-semut itu menaiki makhluk aneh hasil bentukan dari berbagai jenis burung dan kepala manusia. Di sana menyertai pula peri pelindung perjuangan mereka.

Ya, Fazar tengah membangun dunia pesannya sendiri di atas kanvas. Porsi babak medan perang membawa kisah yang lebih banyak dibanding babak yang lain. Kisah peperangan melawan kerusakan lingkungan, perseteruan melawan kebaikan dan keburukan, korupsi, dan punahnya rantai makanan hingga perang melawan diri sendiri.


ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.