Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadalah, Dagingtumbuh di Jaringan

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sepuluh tahun lalu, tepatnya pada Juni 2000, Eko Nugroho, alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta, memutuskan untuk menerbitkan sebuah buku komik fotokopi bernama Dagingtumbuh. Dia mengundang siapa saja yang bisa menggambar untuk mengirim karyanya, yang kemudian dimuat di komik yang terbit setiap enam bulan itu. Lebih dari 200 seniman Indonesia pernah menyumbangkan karyanya, seperti Terra Bajraghosa, Eko Dydik "Codit", Beng Rahardian , Wedhar Riyadi, Agung Kurniawan, Eddie Hara, dan Mella Jaarsma.

Keunikan dari buku komik ini adalah jumlah edisinya yang terbatas, sekitar 150 eksemplar, dan diperbanyak dengan teknologi fotokopi, yang tampaknya teknologi tercanggih pada masa itu. Kalau kehabisan, siapa pun boleh membajaknya.

Tapi, kini dengan makin luas dan mudahnya memakai internet membuat Dagingtumbuh pun tersedia dalam jaringan (daring). Sebanyak 12 edisi yang telah terbit dapat diunduh di www.dagingtumbuh.com. Menurut Eko, Dagingtumbuh berprinsip "Tuhan bersama fotokopian" dan tetap akan mempertahankan format ini. Lantas, mengapa Dagingtumbuh merambah ke dunia maya? Ikuti obrolan Kurniawan dari Tempo dengan Eko Nugroho mengenai perjalanan komik fotokopiannya itu.



Mengapa Daging Tumbuh sekarang dirilis daring? Apakah itu tidak bergeser dari konsep awal pembuatannya?

Mempergunakan media yang ada di sekitar kita adalah konsep Dagingtumbuh. Dagingtumbuh online adalah salah satu cara paling gampang menyebarluaskan atau pun mendistribusikan karya-karya Dagingtumbuh komik maupun merchandise-nya. Dia nmewadahi para penggemar baru atau generasi muda yang ingin tahu detail tentang Dagingtumbuh. Bentuk online ini juga memudahkan bagi mereka yang kerepotan membajak sendiri Dagingtumbuh komik di rumah masing-masing. Hanya Dagingtumbuh yang bisa dibajak dari kamar tidur!

Apa konsep awal pembuatan komik fotokopi Dagingtumbuh?

Konsep awal Dagingtumbuh adalah "mempermainkan logika kebanyakan orang", artinya Dagingtumbuh selalu bersikap dan bertindak kebalikan dari orang awam, baik secara berkarya, publikasi, atau pun berwacana karya fotokopian. Kami mempergunakan media fotokopi sebagai hal yang adiluhung, karena fotokopi telah ikut memajukan pendidikan dan taraf hidup masyarakat banyak, meskipun itu lewat bukuny-buku bajakannya dan skripsi-skripsi bodongnya, tapi tetap bahwa fotokopi telah membantu meringankan beban manusia.

Dan, dalam Dagingtumbuh siapa pun berhak berkarya dan siapa pun berhak terkenal, meskipun dibajak! Karena Dagingtumbuh, komik halal untuk dibajak. Andy Warhol mengatakan, "Setiap orang bisa populer hanya dalam 15 menit," sedangkan Dagingtumbuh mengatakan,"Siapa pun bisa terkenal dalam 5 menit (seketika setelah proses fotokopi selesai)." Memang agak absurd, tapi itulah Dagingtumbuh The Royal Family.

Bagaimana pembentukan Dagingtumbuh pada awalnya?

Saya mengundang 13 orang seniman yang saya tawari berkarya lewat bahasa fotokopi. Dari sana munculah kompilasi Dagingtumbuh edisi pertama yang hanya digandakan 45 buku dan dibagi-bagi gratis ke perpustakaan, galeri dan seniman, sehingga jadilah konsep pameran/berkarya dari kamar ke kamar. Di mana Dagingtumbuh dibaca, maka di situlah galeri dibuka untuk dinikmati. Artinya, pada awalnya Dagingtumbuh mendobrak dominasi ruang pamer yang berdinding dan berbirokrasi.

Soal pendanaannya?

Pendanaannya dari kontributor sendiri. Sejak awal tiap-tiap peserta harus iuran Rp 20.000 untuk mendapatkan satu eksemplar Dagingtumbuh Komik. Sampai sekarang sistem itu masih berlaku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sudah berapa edisi yang terbit dan apakah bisa terbit dengan lancar?

Sudah 13 edisi, terbit tiap 6 bulan sekali, kecuali edisi 11 sampai 13 agak tersendat karena aktivitas saya yang lumayan padat. Tapi, semoga edisi berikutnya udah lancar lagi tiap 6 bulan sekali, karena sudah dibentuk tim Penerbitan Dagingtumbuh Komik.

Siapa saja yang banyak berkontribusi dalam Dagingtumbuh?

Macam-macam. Dagingtumbuh tidak mengkhususkan kontributor yang bisa gambar atau pun bikin komik, jadi semua orang bisa mengirimkan karyanya ke Dagingtumbuh. Tidak ada batasan golongan, usia, jenis kelamin maupun keimanannya. Siapa yang mengirim naskah duluan, maka dia berhak ikut duluan. Budaya antre itu perlu. Bahkan banyak karya dari luar Yogyakarta atau Indonesia, seperti dari Malysia, Inggris, Belanda, Swiss dan lain-lain.

Seberapa banyak yang dicetak?

Tiap edisi dicetak atau digandakan 150 eksemplar, kecuali edisi 1,2 dan 3. Buku itu didistribusikan dari tangan ke tangan, order lewat surat elektronik atau pesan singkat (sms). Kami juga punya DGTMB Shop di Jalan Parangtritis No.26, Yogyakarta sebagai pusat distribusi resmi Komik Dagingtumbuh. Beberapa merchandise juga bisa didapatkan di Art Shop Salihara, Jakarta dan Ruang Rupa Art Shop, Jakarta.

Apakah ada rencana mengembangkannya lebih lanjut?

Ada yang telah kami kembangkan, seperti DGTMB Shop di Jalan Parangtritis itu. Ada pula Dagingtumbuh Art Project di bidang seni rupa, DGTMB Record di bidang rekaman, dan DGTMB Desain di bidang desain. Dua yang terakhir masih dalam pengembangan.

Bagaimana Anda melihat peluang keberadaan komik fotokopian semacam ini?

Komik fotokopi adalah akar karya para komikus atau pun visual artist yang betul betul menjamah area publik yang lebih luas. Keberadaan komik fotokopi telah memperkaya khasanah seni rupa Indonesia, terutama komik indie atau komik-komik underground. Meskipun trennya sudah mulai surut, tapi Dagingtumbuh akan tetap mengobarkan semangat karya-karya fotokopi, karena Dagingtumbuh berprinsip "Tuhan bersama fotokopian".

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

32 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

39 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.