TEMPO Interaktif, Jakarta: "Gue diusir dari rumah, diperkosa sama temennya temen gue, terus gue dijual," ujar Tina (diperankan oleh Christina Santika). "Terus hidup lo hancur, dong," Nadya (Joanna Alexandra) membalas. Curahan hati kedua gadis ini seperti "berlomba" siapa yang punya kisah paling tragis.
Klub malam, narkoba, seks bebas, dan persoalan hidup kelam lainnya mengemuka dalam film yang mengisahkan tentang para remaja tanggung yang tak lagi mempersoalkan virginitas. Judulnya Virgin 2: Bukan Film Porno, dan disutradarai oleh Nayato.
Memang ini bukan film porno. Hanya, gambar-gambarnya memanjakan imajinasi penonton, khususnya laki-laki. Lihat, misalnya, busana pemainnya yang tak lepas dari tank top, yang membuat dada gadis-gadis itu menyembul sebagian. Beberapa adegan dalam film ini juga memperkuat imajinasi itu.
Film ini mengingatkan kepada film Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan, yang dirilis pada 2004. Kala itu film yang mengangkat tema seks bebas di kalangan remaja ini diprotes sejumlah kalangan, bahkan di sejumlah tempat pemutarannya diminta dihentikan. Sebelumnya, poster Buruan Cium Gue harus digulung dari bioskop.
Virgin 2 tampaknya sejak awal sudah mengantisipasi "prasangka" orang terhadap kesan "hot" dengan memasang tagline: "Bukan Film Porno". Tapi apa hubungan antara film ini dan Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan, yang disutradarai Hanny R. Saputra?
Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan diproduksi Kharisma Starvision, sedangkan Virgin 2 digarap Starvision Plus dan Indie Picture Productions. Produsernya tetap sama, Chand Parwez Servia, namun sutradaranya beda. Virgin 2: Bukan Film Porno disutradarai Nayato. Jadi, boleh dibilang, film ini menjadi semacam sekuel dari Virgin pertama.
Virgin 2 tak lagi menyoal soal keperawanan, seperti Virgin pertama. Film ini diawali dengan kisah Tina yang diusir dari rumah, lalu hidupnya hancur. Ia bertemu dengan Nadya, seorang disk jokey yang hidup dengan sahabatnya yang pemadat. Pacar Nadya, Ramon (Ramon Y. Tungka), diciduk polisi saat razia narkoba. Padahal, benih cinta mereka telah bersemayam di rahim si gadis.
Inti cerita Virgin 2 memang tak jauh berbeda dengan pendahulunya: tokoh-tokohnya dihadapkan pada kenyataan yang menyudutkan. Seperti halnya tiga sekawan dalam Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan, dalam film ini tokoh-tokohnya (Nadya dan Tina) juga terpaksa menjual diri. Kemelut hidup di antara keduanya juga menjadi bumbu yang membuat film ini padat konflik dan terus-menerus tragis.
Virgin terdahulu punya misi jelas terhadap para remaja agar tak larut dalam pergaulan bebas. Dalam Virgin 2, tidak jelas teraba apa yang ingin disampaikan. Sejak awal ceritanya sedih, lalu dramatis, dan diakhiri dengan kisah tragis. Nayato terbuai dalam mengurai cerita, yang katanya kisah nyata dari tokoh Nadya, dan lupa menajamkan pesan itu sendiri.
Namun, cita rasa artistik Nayato dalam film ini masih terjaga. Sudut pengambilan gambarnya ciamik: mampu memperkuat drama yang ingin ditonjolkan. Fashion style pun melekat pada latar dan kostum para pemain.
AGUSLIA HIDAYAH
Judul: Virgin 2: Bukan Film Porno
Genre: Drama
Sutradara: Nayato
Produksi: Starvision Plus
Pemain: Joanna Alexandra, Christina Santika, Smitha Anjani, Ramon Y. Tungka, dan Yama Karlos