TEMPO.CO, Jakarta - Frank Sinatra yang memiliki nama lengkap Francis Albert Sinatra lahir pada 12 Desember 1915 di Hoboken, New Jersey, Amerika Serikat. Ayahnya, Martin adalah pemilik kedai minuman dan petarung paruh waktu, sedangkan ibunya, Natalie pengaruh baik dalam politik lokal.
Saat remaja, ia mendengarkan rekaman Bing Crosby sehingga terinspirasi memilih menjadi penyanyi populer. Lalu, ia bergabung dengan grup penyanyi lokal, Hoboken Four yang berhasil memenangkan kompetisi bakat pada 1935. Setelah itu, grup tersebut melakukan tur keliling negara. Namun, Sinatra menjadi satu-satunya anggota dengan ambisi musik yang serius sehingga grup ini terpaksa harus bubar.
Mengambil dari Britannica, beberapa tahun berikutnya, Sinatra bernyanyi dengan band dansa lokal dan melakukan siaran radio jarak jauh. Lalu, pada 1939, ia ditemukan dan dipekerjakan oleh pemain terompet Harry James untuk memulai bandnya sendiri yang menghasilkan 10 rekaman komersial. Salah satu lagu yang terkenal dari James-Sinatra adalah All or Nothing at All yang terjual jutaan ketika dirilis ulang pada 1943.
Reputasi Sinatra di kalangan musisi tumbuh dengan cepat, James pun membebaskannya untuk menerima tawaran lebih menguntungkan dari Tommy Dorsey pada 1939. Sinatra berhasil mengeluarkan 83 rekaman komersial dengan band Dorsey selama 1940-1942 yang juga mewakili karya besar pertamanya.
Pada 1942, ketenaran Sinatra telah melampaui Dorsey sehingga mendambakan karier solonya. Namun, Dorsey naik pitam ketika Sinatra menyatakan keinginannya untuk pergi. Akhirnya, pada 1942, setelah negosiasi sengit, Sinatra meninggalkan Dorsey. Beberapa minggu kemudian, namanya langsung meroket. Ia pun langsung "Frankieboy", "The Sultan of Swoon", dan "The Voice".
Satu tahun kemudian, Federasi Musisi Amerika melakukan pemogokan terhadap perusahaan rekaman besar yang membatasi hasil rekaman Sinatra. Akibatnya, ia melakukan rekaman solonya untuk Columbia Records dan berhasil meraih kesuksesan hingga 1948-an. Pada tahun berikutnya, ia berspekulasi bahwa popularitasnya tiba-tiba menurun karena keengganannya mengubah gaya dan berkembang dalam bermusik. Dari sini, banyak pula kontroversi Sinatra yang terungkap oleh media. Ditambah pula dengan kontrak rekamannya di Columbia Records tidak diperpanjang.
Merujuk history, setelah melalui masa sulitnya, Sinatra menemukan kembali dirinya sebagai penyanyi ramah tamah dengan gaya bernyanyi yang lebih kasar dan memulai comeback spektakuler pada 1950-an. Ia juga menandatangani kontrak dengan Capitol Records dan merilis lagu-lagu yang membuat namanya kembali meroket, seperti My Way, Fly with Me to the Moon, I Can’t Get Started, dan I’ll Never Smile Again.
Selain kesuksesan musiknya yang luar biasa, Sinatra juga tampil dalam 58 film, di antaranya Anchors Aweigh (1945), From Here to Eternity (1953), Guys and Dolls (1955), The Man With the Golden Arm (1955), High Society (1956), Pal Joey (1957) dan The Manchurian Candidate (1962). Selama terjun dalam dunia seni peran, ia berhasil memenangkan beragam penghargaan, salah satunya Academy Award untuk Aktor Pendukung Terbaik pada 1954.
Sinatra juga telah menjadi lambang kesuksesan bisnis pertunjukan dan maskulinitas yang glamor dengan memimpin Rat Pack yang juga berisikan Sammy Davis Jr., Dean Martin, Peter Lawford, dan Joey Bishop. Lalu, pada 1960, ia mendirikan Reprise Records bersamaan dengan kontrak Capitol Recordsnya yang berakhir.
Pada akhir 1970-an, ia berfokus menggelar pertunjukan langsung dan memberikan ratusan konser internasional sampai pada 1995. Saat sudah menderita gagal ingatan dan berbagai kelemahan fisik, ia tetap menjadi pemain sandiwara yang menarik sampai akhir. Kemudian, pada 14 Mei 1998, Frank Sinatra dinyatakan meninggal karena serangan jantung di Los Angeles ketika berusia 82 tahun.
Pilihan Editor: Lagu Fly Me to the Moon Frank SInatra Menjadi Ost Squid Games, Ini Liriknya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.