TEMPO.CO, Jakarta - Nostalgia kehidupan mahasiswa memang menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk selalu dikenang. Hal ini pun diungkapkan pula oleh dua calon Presiden di Pilpres 2024, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Anies dan Ganjar secara terang-terangan bernostalgia masa kuliahnya di kampus yang sama, UGM Yogyakarta melalui acara Mata Najwa pada Rabu, 19 Februari 2020. Selain mereka berdua, dalam kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil turut hadir sebagai sebagai narasumber.
Dua alumni Kampus Kerakyatan itu berbagi kisah soal kehidupannya semasa menjadi aktivis mahasiswa. Ganjar mengawali pembicaraan yang mengungkapkan bahwa mahasiswa keren pada masanya adalah mereka dengan penampilan mengenakan celana robek. Selain itu, rambut gondrong dan jarang mandi juga dianggap sebagai mahasiswa keren.
“Selain pakai celana robek, rambut gondrong dan jarang mandi itu dianggap keren. Mahasiswa zaman dulu juga gemar ngebut pakai motor brompit,” ucap Ganjar selaku Ketua PP KAGAMA pada 21 Februari 2020, seperti diberitakan kagama.co.
Tidak mau kalah dengan Ganjar, Anies Baswedan juga berbagi kisah tentang bagaimana sulitnya menjadi anak kos dan menjalin hubungan romansa ketika zaman mahasiswa.
“Suatu hal yang sulit ketika masa kuliah adalah menjadi anak kos dan tidak punya telepon. Lalu, bagaimana caranya untuk berkomunikasi dengan kekasih di luar kota? Ya, ditunggu ketika pulang kuliah. Namun, terkadang itu juga tidak ketemu. Jika mau ketemu, terkadang tidak dapat izin dari ibu kosnya,” kata Anies.
Selain bercerita tentang kisah romansa mahasiswa, Anies pun mengungkap perihal aktivisme mahasiswa di zamannya. Menurut alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini, saat masih mahasiswa, aktivisme terbilang monoton. Berbeda dengan gerakan mahasiswa sekarang yang lebih kreatif dari beragamnya ide-ide dan pemikiran kritis.
“Jadi gerakan mahasiswa zaman sekarang lebih kreatif, berbeda dengan zaman dahulu. Sama seperti dibilang Mas Ganjar, jika demo semuanya serius, sebagian kurang tidur, sebagian juga tidak mandi,” tutur Anies.
Salah satu hal menarik dari pertemuan dua gubernur itu adalah ketika diperlihatkan foto mereka menjadi aktivis mahasiswa.
“Muka-muka mahasiswa zaman dahulu serius semua kan? Jika itu diambil pada masa sekarang, pasti tidak akan viral,” canda Anies.
Lebih lanjut, Anies menjelaskan bahwa kunci gerakan mahasiswa sekarang dapat dilakukan hanya dengan satu pesan di media sosial, berbeda dengan zaman dahulu yang memerlukan banyak waktu.
“Gerakan mahasiswa sekarang itu hanya dengan satu pesan di WhatsApp semuanya bisa berkumpul, temanya juga beragam, bisa lingkungan hidup, jika zaman dahulu temanya hanya politik,” ujar Anies yang diamini oleh Ganjar Pranowo.
Celotehan soal kenangan masa mahasiswa tersebut berakhir ketika presenter Mata Najwa, Najwa Shihab atau kerap disapa Nana naik ke atas panggung. Kemudian, Nana mengajak Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang juga ditemani Ridwan Kamil untuk joget Tiktok bareng. Ketiganya pun bergoyang bersama secara serasi dan memicu kemeriahan perayaan 10 tahun acara Mata Najwa.
Pilihan Editor: Apa Itu Kagama? Organisasi yang Diikuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.