TEMPO.CO, Jakarta - Christine Hakim menceritakan pengalamannya ketika bermain di serial The Last of Us. Salah satu adegan yang ikonik dan viral adalah ketika Christine Hakim sebagai ilmuan bernama Ratna Pertiwi gemetar sambil memegang cangkir di episode 2.
"Saya bersyukur sekali, Neil sebagai director sangat detail sekali. Beliau minta ketakutan saya itu diekspresikan melalui cangkir yang gemetar. Saya sendiri pribadi dalam kehidupan nyata atau di film selama ini, belum pernah merasa ketakutan sampai harus gemetar," kata Christine Hakim saat wawancara eksklusif bersama Tempo secara virtual pada Senin, 6 Februari 2023.
Aktris berusia 66 tahun ini mengakui bahwa adegan tersebut menjadi perbincangan di berbagai negara. Bahkan episode 2 The Last of Us tersebut diulas secara detail oleh stasiun televisi Belanda.
"Saya bersyukur saat film ini sudah dinikmati oleh penonton di seluruh dunia dan komen tentang saya pegang cangkir gemetar, itu reaksinya bukan hanya dari Indonesia saja tapi dari Australia, Amerika, Eropa bahkan, suami saya kan orang Belanda, itu sampai episode 2 itu dibahas secara detail di TV Belanda," katanya.
Christine Hakim Meneteskan Air Mata
Sebagai aktris yang sudah berkarier selama 50 tahun, Christine Hakim selama ini selalu mengutamakan rasa dalam berakting. Namun, Neil Druckmann sebagai sutradara The Last of Us meminta agar Christine Hakim lebih banyak menggunakan bahasa tubuhnya.
"Saya mengandalkan kekuatan rasa saya sebagai pemain. Bahasa tubuh itu saya biarkan organik keluar dari proses pengendapan selama persiapan, tetapi buat Neil sebagai orang Barat, bahasa tubuh itu juga penting karena lebih universal. Kalau rasa bisa salah," kata Christine Hakim.
Christine Hakim berperan sebagai Ratna Pertiwi di serial The Last of Us yang tayang di HBO.
Adegan cangkir gemetar hingga akhirnya Christine Hakim menangis diambil dalam satu kali pengambilan gambar. Saat itu konteksnya adalah Christine Hakim sebagai Ratna Pertiwi menyatakan bahwa tidak ada obat atau vaksin untuk menyembuhkan orang-orang yang terinfeksi oleh mutasi dari jamur Cordyceps. Ia meminta pemerintah untuk segera melakukan pengeboman di seluruh kota untuk menghentikan penyebarannya. "Bom. Mulailah pengeboman, bom seluruh kota dan seluruh orang yang ada di dalamnya," kata Christine Hakim sebagai Ratna Pertiwi di episode 2 The Last of Us.
Perasaan Campur Aduk Christine Hakim
Dialog tersebut cukup berat diucapkannya. Christine Hakim mengaku benar-benar menangis setelah mengatakan kalimat tersebut. "Saya nangis karena memang saya takut jadi hanya ingin kumpul sama keluarga dan itu benar-benar real yang saya rasakan, bukan karena penjiwaan, saya rasakan betul muncul," katanya.
Ketakutan Christine Hakim benar-benar dirasakan, meski ia tahu itu hanya cerita dalam serial. "Bayangkan kekhawatiran saya selama 2 minggu karantina, takut ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi oleh keluarga dan juga oleh saya sendiri. Itu bisa salah paham terjadi, padahal bukan itu saja, ketakutan saya juga terhadap dampak dari virus Cordyceps dari cerita ini," katanya. "Bayangkan dari seorang scientist harus memberikan saran bom, ini kan juga secara moral itu berat untuk saya ucapkan tapi memang karena belom ada obatnya. Ini perasaan yang campur aduk."
Christine Hakim muncul dalam episode 2 The Last of Us di HBO GO pada Senin, 23 Januari 2023 waktu Indonesia. Christine Hakim berperan sebagai seorang ilmuwan dari Universitas Indonesia bernama Ratna Pertiwi. Selain Christine Hakim, aktor Indonesia yang bermain di serial The Last of Us adalah Yayu Unru sebagai personel TNI.
Pilihan editor: Christine Hakim Pertama Kali Tahu The Last of Us dari Keluarganya yang Gamer
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.