Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenang Pramoedya Ananta Toer dan Karya-karyanya, Tak Cuma Bumi Manusia

image-gnews
Pramoedya Ananta Toer. Wikipedia/Lontar Foundation
Pramoedya Ananta Toer. Wikipedia/Lontar Foundation
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pramoedya  Ananta Toer adalah salah satu sasttawan legendaris Indonesia era 1940-an. Pramoedya Ananda Toer atau yang lebih dikenal dengan sapaan Pram ini telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan dalam 41 bahasa asing. 

Dilansir ensiklopedia.kemdikbud.go.id, Pramoedya Ananta Toer merupakan anak sulung dari pasangan M. Toer dan Siti Saidah yang lahir di Blora, 6 Februari 1925. Ayahnya merupakan seorang guru yang mula-mula bertugas di HIS Rembang, kemudian menjadi guru sekolah swasta Boedi Oetomo dan menjadi kepala sekolah. Sementara ibunya adalah anak penghulu di Rembang.

Baca: Pramoedya Ananta Toer Berusia 97 Tahun, Netizen Ramaikan Lini Masa Twitter

Pramoedya  Ananta Toer menempuh pendidikan sekolah dasar di Instituut Boedi Oetomo di Blora lalu melanjutkan pendidikannya selama satu setengah tahun di sekolah teknik radio Surabaya (Radiovakschool Surabaya) tahun 1940-1941. Pada 1942, Pramoedya Ananta Toer memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan bekerja di Kantor Berita Domei. Sembari bekerja, Pramoedya Ananta Toer mengikuti pendidikan di Taman Siswa (1942-1943), kursus Sekolah Stenografi (1944-1945) lalu menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Islam Jakarta (1945) untuk mata kuliah Filsafat, Sosiologi, dan Sejarah.

Pada 1958, Pramoedya Ananta Toer memutuskan untuk bergabung sebagai anggota  Pusat Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) yang berada di bawah naungan Partai Komunis Indonesia (PKI). Keputusannya ini menjadi awal polemiknya baik dengan sesama seniman golongan lain yang tidak sealiran maupun Pemerintah Indonesia kala itu saat masa Orde Baru. Pada 1962, Pramoedya Ananta Toer dipercaya sebagai redaktur Lekra. 

Peristiwa Gerakan 30 September menggoreskan kenangan pahit dalam kehidupannya. Pramoedya Ananta Toer mengalami penangkapan pada 13 Oktober 1965 dengan perlakuan tidak terpuji dan dipenjara di Salemba, Cilacap hingga Pulau Buru. Selama sepuluh tahun, Pramoedya Ananta Toer hidup dalam pengasingan. 

Setelah pengasingan berakhir, Pramoedya Ananta Toer menghasilkan banyak judul buku antara lain Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1985), Rumah Kaca (1988), Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995) II (1996), Arus Balik (1995), Arok Dedes (1999), dan Larasati (2000). Beberapa di antaranya diterjemahkan ke Bahasa Belanda dan Inggris. 

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca juga: Anies Baswedan Resmikan TMTB di TPU Karet Bivak dari Fatmawati hingga Pramoedya Ananta Toer

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pameran 100 Tahun Sitor Situmorang, Tampilkan Karya Sang Sastrawan dan Sosoknya Sebagai Ayah

1 hari lalu

Seorang pengunjung pameran arsip 100 tahun penyair Sitor Situmorang, menyaksikan berbagai buku dan foto Sitor yang dipamerkan di Galeri Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Oktober 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Pameran 100 Tahun Sitor Situmorang, Tampilkan Karya Sang Sastrawan dan Sosoknya Sebagai Ayah

Penyair Sitor Situmorang menjadi wacana diskusi dan pameran tentang sosok sastrawan yang hidup berpindah-pindah itu.


D. Zawawi Imron Penerima Penghargaan Achmad Bakrie Awards 2024: Yang Hebat Bukan Saya, tapi Ayah dan Ibu Saya

48 hari lalu

Zawawi Imron. Foto : NU
D. Zawawi Imron Penerima Penghargaan Achmad Bakrie Awards 2024: Yang Hebat Bukan Saya, tapi Ayah dan Ibu Saya

Sastrawan D. Zawawi Imron menjadi satu dari lima penerima Penghargaan Achmad Bakrie XX 2024, untuk kategori apa? Berikut profilnya.


83 Tahun Rabindranath Tagore Wafat, Penyair Legendaris Kesusastraan India

57 hari lalu

Rabindranath Tagore. shutterstock.com
83 Tahun Rabindranath Tagore Wafat, Penyair Legendaris Kesusastraan India

Rabindranath Tagore seorang penyair Bengali, filsuf, dramawan, pelukis dan sastrawan terbaik sepanjang masa dalam kesusastraan modern india.


15 Tahun Kepergian W.S. Rendra, Berikut Profil Sang Burung Merak

58 hari lalu

Foto File: W.S Rendra membaca puisi dalam konser Suluk Hijau di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008. TEMPO/Dimas Aryo
15 Tahun Kepergian W.S. Rendra, Berikut Profil Sang Burung Merak

W.S. Rendra telah berpulang 15 tahun lali. Nama dan karyanya terus melekat dalam khasanah sastra Indonesia.


Perjalanan 83 Tahun Goenawan Mohamad, Wartawan yang Sastrawan

29 Juli 2024

ekspresi Goenawan Mohamad saat membacakan narasi cerita Den Kisot diiringi Musik Bambu Deka sebagai bagian dari  pameran Sejauh Ini...di Lawangwangi Creative Space, Bandung, Jawa Barat, 15 Februari 2024. Den Kisot ditulis oleh Goenawan Mohamad dengan sutradara Endo Suanda berdasarkan cerita Don Quijote de la Mancha karya Miguel de Cervantes. TEMPO/Prima Mulia
Perjalanan 83 Tahun Goenawan Mohamad, Wartawan yang Sastrawan

Goenawan Mohamad wartawan yang sastrawan itu hari ini berulang tahun ke-83. Ini perjalanan hidup dan karya-karyanya.


43 Tahun Lalu Kepergian Buya Hamka Ulama yang Sastrawan

25 Juli 2024

Museum kelahiran Buya Hamka di danau maninjau, Agam, Sumatra Barat. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
43 Tahun Lalu Kepergian Buya Hamka Ulama yang Sastrawan

Buya Hamka meninggal pada 24 Juli 1981 dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Ini perjalanan ulama yang sastrawan.


Mengenang Tokoh Sastrawan Indonesia, Abdul Hadi WM dengan Berbagai Prestasinya

25 Juni 2024

Sastrawan Abdul Hadi WM sedang membahas puisi-puisi dalam buku
Mengenang Tokoh Sastrawan Indonesia, Abdul Hadi WM dengan Berbagai Prestasinya

Mengenang sastrawan dan budayawan Abdul Hadi WM yang dikenal dengan aliran sufinya yang memiliki berbagai penghargaan bergengsi.


Ayu Utami, Sastrawan Sekaligus Salah Seorang Pendiri AJI Indonesia

21 Juni 2024

Perwakilan dari 29 seniman dan budayawan Indonesia, seniman Ayu Utami memberikan keterangan pers usai menyampaikan berkas Amicus Curiae terkait kasus Perkara Nomor 1/PHPU.PRES/XXII/2024 dan Perkara Nomor 2/PHPU.PRES/XXII/2024 perihal Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 kepada Mahkamah Konstitusi (MK) di Gedung 2 MK, Jakarta, Senin 1 April 2024. Dalam berkas yang disampaikan seniman dan budayawan menilai menunjukan banyaknya persoalan yang terjadi sejak tahap pencalonan hingga kampanye. TEMPO/Subekti.
Ayu Utami, Sastrawan Sekaligus Salah Seorang Pendiri AJI Indonesia

Ayu Utami penulis novel Saman dan Larung. Ia salah seorang pendiri AJI Indonesia dan turut mengajukan amicus curiae sengketa Pilpres 2024.


4 Buku Pramoedya Ananta Toer dengan Tema Perempuan yang Wajib Dibaca

22 Mei 2024

Pramoedya Ananta Toer. Wikipedia/Lontar Foundation
4 Buku Pramoedya Ananta Toer dengan Tema Perempuan yang Wajib Dibaca

Deretan buku karya Pramoedya Ananta Toer bertema perempuan yang menarik untuk dibaca, Gadis Pantai hingga Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer.


Kemendikbud Luncurkan Program Sastra Masuk Kurikulum, Bumi Manusia Masuk Daftar Rekomendasi

21 Mei 2024

Mendikbud Nadiem Makarim mengambil buku saat berkunjung ke Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta, Rabu (ANTARA/Indriani)
Kemendikbud Luncurkan Program Sastra Masuk Kurikulum, Bumi Manusia Masuk Daftar Rekomendasi

Kemendikbud Ristek merekomendasi ratusan buku sastra untuk dibaca para pelajar di Indonesia saat peluncuran Program Sastra Masuk Kurikulum