TEMPO.CO, Jakarta - Syekh Ali Jaber, seorang pendakwah berkebangsaan Indonesia yang lahir di Madinah wafat dua tahun lalu, pada Kamis, 14 Januari 2021 lalu di usia 44 tahun.
Ulama dengan nama asli Ali Saleh Mohammed Ali Jaber ini dinyatakan meninggal dunia setelah dirawat menggunakan ventilator selama 16 hari di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta Pusat.
Syekh Ali Jaber mulai tersohor di Indonesia semenjak menjadi salah satu juri pada acara kompetisi Hafiz Indonesia. Ia juga sering menjadi pendakwah pada beragam jenis acara kajian agama Islam di stasiun televisi nasional.
Baca: Istri Syekh Ali Jaber Melahirkan Bayo Perempuan: Kami akan Cerita tentang Abahmu
Profil Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber lahir pada tanggal 3 Februari 1976 di Madinah, Arab Saudi. Jika mengikuti kalender Hijriyah, maka tanggal lahirnya adalah 3 Shafar 1396 H.
Ali Jaber berasal dari keluarga yang sangat taat pada agama. Ia adalah sulung dari 12 bersaudara yang dituntut untuk melanjutkan perjalanan ayahnya yang merupakan penceramah dalam menyiarkan agama Islam.
Sang ayahlah yang selalu memberi motivasi untuk terus mempelajari kitab suci Alquran. Ayahnya tak segan memukul apabila Ali Jaber dan adik-adiknya tidak melaksanakan ibadah wajib salat.
Atas ketekunan dan keikhlasannya dalam belajar, pada usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber telah menjadi hafiz yang menghafal 30 juz Alquran. Kemudian pada umur 13 tahun, ia sudah dipercaya untuk menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.
Syekh Ali Jaber memulai pendidikannya di madrasah ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah. Setelah lulus dari sekolah menengah, Syekh Ali sempat mengikuti pendidikan khusus untuk mengkaji Alquran lebih dalam melalui ulama dan tokoh agama terkemuka di Arab Saudi.
Diketahui, Ali Jaber memiliki masjid besar di Madinah yang kemudian tidak hanya digunakan sebagai sarana ibadah saja, tetapi juga sebagai tempat berdakwah.
Pindah kewarganegaraan
Pada tahun 2008, Syekh Ali Jaber mulai masuk ke ranah Indonesia dan dikenal melalui penampilannya saat menjadi juri acara hafiz Alquran. Di tahun yang sama, ia menikah dengan perempuan asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang dikenal dengan nama Umi Nadia.
Kemudian 4 tahun setelahnya, yakni di tahun 2012, Syekh Ali membuat keputusan untuk menjadi warga negara Indonesia atau WNI. Para ulama kemudian menjulukinya sebagai pejuang Alquran.
Pernah jadi korban penikaman
Saat mengisi ceramah di Masjid Falahuddin, Sukajawa, Bandar Lampung, Syekh Ali Jaber tiba-tiba ditikam orang tak dikenal. Peristiwa yang terjadi pada 13 September 2020 itu mengakibatkan dirinya mendapatkan luka di lengan kanannya.
Tak lama setelahnya, diketahui bahwa tersangka penusukan dai ini ialah Alfin Andrian yang kemudian berhasil diringkus polisi.
Wafatnya Syekh Ali Jaber
Pada akhir tahun 2020 lalu, Ali Jaber mengalami sakit akibat terpapar virus Covid-19. Setelah dikabarkan sembuh dari penyakit corona tersebut, ia sempat dirawat di ruangan Intensive Care Unit (ICU) akibat gejala yang dialaminya.
Pada awal 2021, Syekh Ali Jaber mengembuskan napas terakhirnya. Menurut penceramah Yusuf Mansur, paru-parunya sudah sakit dan tidak bisa diselamatkan.
Syekh Ali pernah menyebutkan keinginannya, bahwa jika ia meninggal dunia, ia ingin dikebumikan di Lombok, tempat ia mengajar anak-anak kecil menghapal Alquran. Namun sayangnya harapan itu tak dapat dikabulkan akibat situasi pandemik yang sedang keos.
Atas dasar situasi tersebut, akhirnya Syekh Ali Jaber dimakamkan di kompleks pemakaman dalam Pesantren Daarul Quran,Cipondoh, Kota Tangerang, Banten pada 14 januari 2021 milik pendakwah Yusuf Mansur.
PUTRI SAFIRA PITALOKA
Baca juga: Setahun Berpulang Syekh Ali Jaber, Pendakwah Asal Madinah Dimakamkan di Lombok
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.