TEMPO.CO, Jakarta - Ikon Britpop, Blur mengumumkan bahwa mereka akan bersatu kembali. Mereka akan bermain dalam pertunjukan khusus di Stadion Wembley pada 9 Juli 2023. Blur belum secara resmi bubar, hanya saja mereka telah lama absen selama beberapa tahun terakhir.
Band asal Inggris ini terdiri dari Damon Albarn, Graham Coxon, Alex James dan Dave Rowntree. Blur terbentuk sebagai salah satu dari banyak band Inggris yang muncul setelah The Stone Roses.
Dikutip dari allmusic.com, gaya musiknya punya ciri khas dengan menampilkan pop gitar pseudo-psychedelic yang berputar-putar, serta setelan gitar lebih keras. Pada pertengahan 1990-an, Blur semakin dikenal sebagai pewaris tradisi pop gitar Inggris dari band seperti The Smith, Kinks, the Small Faces, The Who, The Jam, dan Madness.
Gebrakannya dalam tradisi pop inggris membuat Blur dinobatkan sebagai pelopor generasi baru band yang diberi label sebagai Brit-pop. Melalui beberapa penemuan kembali, Blur mendapatkan kembali posisi mereka sebagai band art pop di akhir tahun 90-an dengan menggabungkan rock indie dan musik lo-fi.
Baca : Sudah Tidak Saling Benci, Blur Segera Reuni
Adapun sejarah terbentuknya Blur, mulai dari mendapatkan formasi terbaiknya hingga proses vakum mereka dalam dunia permusikan. Berikut adalah sejarah lengkap terbentuknya Blur tersebut.
Sejarah Terbentuknya Blur
Blur merupakan hasil dari pergantian nama dan perjalanan setiap anggota untuk meraih penyempurnaan. Seperti dikutip dari express.co.uk, Damond Albarn bersama Graham Covon bertemu Alex James ketika mereka bertiga belajar di Goldsmith’s College pada 1988. Mereka akhirnya memulai sebuah band bernama Seymour.
Kemudian mereka menandatangani kontrak dengan Food Records, yang merupakan anak perusahaan dari EMI. Diketahui EMI merupakan proyek yang dibuat oleh jurnalis Andy Ross dan mantan kibordis Teardrop Explodes Dave Balfe.
Lalu dikutip dari nzherald.co.nz, Ross dan Balde menyarankan kepada para anggota Seymour untuk mengganti nama band mereka. Dari sekian nama yang diberikan oleh Ross, grup band tersebut memilih nama Blur untuk mewakili nama bandnya.
Single pertama yang dikeluarkan Blur berjudul ‘She’s So High’. Lagu ini pun berhasil masuk ke dalam klasemen Top 50. Sementara lagu produksi lainnya bertajuk ‘There No Other Way’ masuk ke dalam sepuluh besar. Kedua lagu ini kemudian masuk ke dalam album debut produksi Stephen Street 1991.
Setiap anggotanya berusaha untuk mendapatkan kesuksesan lebih lanjut di Amerika Serikat, dengan memulai tur pada tahun 1992. Selain itu, Damon mulai mencoba menciptakan lagu-lagu bernuansa Inggris, tetapi tidak terlalu mendapatkan kesan di AS. Namun single tersebut justru memuncak di Nomor 15 di tangga lagu Inggris.
Setelah album ‘Modern Life Is Rubbish’ semakin kering pendengar. Blur mendapatkan titik baliknya dengan terobosan album ‘Parklife’ yang dirilis pada April 1994. Album ini memasuki tangga lagu di nomor satu dan melambungkan band menjadi bintang di Inggris. Single paling hits bergaya dance-pop new wave berjudul ‘Girls and Boys’ dan ‘To The End’.
Adapun album ‘The Great Escape’ yang mendapatkan pencapaian tinggi pada tahun 1995. Album ini memperoleh ulasan positif dan memasuki tangga lagu nomor satu di Inggris. Di tahun yang sama, album ‘Parklife’ meraih triple platinum dan Blur menjadi superstar.
Pasa masa ini mereka mulai berkompetisi dengan Oasis dengan terobosan album mereka bertajuk ‘(What's the Story) Morning Glory?’. Baik Blur dan Oasis saling bersaing merebutkan pengakuan media untuk pemegang band Brit-pop paling terkenal.
Lalu di awal tahun 1996, Blur dipandang sebagai barang bekas, terutama karena mereka sekali lagi gagal menembus pasar Amerika, sedangkan Oasis meraih kesuksesannya. Di momen inilah Blur hampir bubar dari kancah permusikan.
Pada akhir tahun, Albarn menyatakan bahwa dia tidak lagi tertarik pada musik Inggris. Ia justru tertarik mengulik genre rock indie Amerika, yang juga didukung oleh Coxon selama bertahun-tahun.
Album kelima pun dirilis pada tahun 1997. Sebaliknya dengan album ‘Modern Life Is Rubbish’, album kelima tidak disambut hangat di Inggris tapi naik di Amerika Serikat.
Single pertama pada album ini berjudul ‘Beetlebum’, yang meraih debutnya di nomor satu. Blur juga menerima ulasan yang kuat dan menjadi hit moderat berkat popularitas singlenya yang berjudul "Song 2". Kesuksesan di Amerika semakin naik ketika Blur merilis ‘13’ pada tahun 1999.
Di awal tahun 2000-an, Blur terus meraih kesuksesan hingga mengubah arah lebih jauh dari akar Britpop mereka. Di satu sisi, setiap anggota justru sibuk memulai proyek lainnya. Misalnya Damon Albarn yang bekerja sama dengan Jamie Hewlett untuk membuat band virtual Gorillaz. Ada juga Graham merilis album solo dan Alex mulai bekerja di band Fat Les.
Graham keluar dari Blur ketika mereka mulai mengerjakan album baru pada tahun 2001. Menurut Penata musik Ben Hillier, Graham merupakan seorang gitaris yang luar biasa di keanggoatan Blur. Namun dirinya dinilai tidak terlalu tertarik untuk membuat album Blur. Alhasil mereka merilis album ketujuh mereka ‘Think Tank’ tanpa keterlibatan Graham.
Sosok Graham akhirnya diisi oleh gitaris The Verve, Simon Tong. Blur tidak secara resmi menggantikan posisi Graham, hingga mereka bersatu kembali ke formasi asli pada 2008.
Dari 2010 hingga 2015, band ini terlihat tampil bersama. Pasalnya, setiap anggotanya mulai sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Barulah pada 2015, mereka merilis album studio The Magic Whip, tempat mereka melakukan tur.
FATHUR RACHMAN
Baca : Blur Sapa Penggemarnya di Jakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.