Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Festival Film Dokumenter 2022 Resmi Dibuka di Bioskop Permata Yogyakarta

Reporter

Editor

Marvela

image-gnews
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,dan Teknologi Republik Indonesia diwakili Edi Suwadi memberikan sambutan dalam acara pembukaan Festival Film Dokumenter (FFD) 2022. Dok. Festival Film Dokumenter 2022
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,dan Teknologi Republik Indonesia diwakili Edi Suwadi memberikan sambutan dalam acara pembukaan Festival Film Dokumenter (FFD) 2022. Dok. Festival Film Dokumenter 2022
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Festival Film Dokumenter (FFD) 2022 telah dibuka secara resmi pada Senin, 14 November 2022 di Gedung eks Bioskop Permata, Yogyakarta. Perhelatan FFD tahun ini diselenggarakan secara offline dan online, setelah selama dua tahun sebelumnya diadakan secara online dan hybrid akibat adanya pandemi Covid-19. 

Gedung eks Bioskop Permata menjadi tempat penyelenggaraan utama FFD tahun ini. Penyelenggaraan FFD menjadi acara publik pertama yang bertempat di Gedung eks Bioskop Permata setelah sebelumnya dinyatakan tutup permanen pada 1 Agustus 2010. 

Sebuah pameran film dokumenter “Maaf, Bioskop Tutup” (Ardi Wilda Wirawan, 2010) ditayangkan secara non-stop dan berulang di tempat tersebut sebagai salah satu bentuk perayaan kebangkitan Gedung eks Bioskop Permata. Film ini menceritakan tentang romantisme Bioskop Permata sebelum akhirnya ditutup untuk umum, menayangkan nostalgia romantisme Bioskop Permata pun turut digelar untuk menyemarakkan “kebangkitan” gedung ini. 

Pembukaan dimulai dengan penampilan dari Bagus Dwi Danto, musisi asal Yogyakarta yang membawakan tiga lagu gubahannya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Kurnia Yudha, Direktur Forum Dokumenter. Ia mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah berkontribusi dan memeriahkan festival ini. 

“Pada tahun 2022 ini, FFD memulai kembali festival dengan sebagaimana umumnya dulu festival film ini diadakan, atau dengan bahasa saat ini, luring. Format ini kami pilih untuk menjadi penanda perjalanan kita semua dalam pemulihan diri dari pandemi. Kerinduan yang muncul akan perjumpaan dengan rekan sejawat, perbincangan tatap muka, maupun pengalaman berfestival film pada umumnya, harapannya bisa terakomodir di tahun ini," ucapnya, dikutip dari siaran pers pada Selasa, 15 November 2022. “Harapannya, semangat eksperimentasi dan upaya mengaktivasi ruang ini dapat menjadi inspirasi bagi semua pelaku perfilman, khususnya dokumenter."

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Francois Dabin, Direktur IFI Yogyakarta. Ia mendukung pergelaran FFD yang sudah berjalan selama 21 tahun ini. “FFD menjadi rekanan dan mitra IFI yang nantinya akan menampilkan film-film dalam bentuk Virtual Reality. Hal ini bisa menjadi gerbang untuk mengeksplorasi bentuk dokumenter yang berbeda," katanya.

Sejalan dengan sambutan dari Direktur IFI Yogyakarta, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang diwakili oleh Edi Suwadi memberikan apresiasinya terhadap usaha Festival Film Dokumenter yang terus bertahan sebagai ruang ekshibisi dan apresiasi film-film dokumenter, khususnya dari para Filmmaker Indonesia. 

“Kemendikbudristek mengapresiasi kegiatan ini, bahkan dari dua tahun yang lalu kami sudah hadir di sini, sekaligus mendukung kegiatan ini. Mudah-mudahan festival ini terus berlanjut dan meningkat kualitas dan kuantitasnya," katanya. 

Ia juga memberikan apresiasi terhadap pemanfaatan ruang Gedung eks Bioskop Permata sebagai ruang putar alternatif. “Memanfaatkan bioskop lama ini untuk bisa berkarya dan ini menunjukkan bahwa perbioskopan kita, khususnya di Yogyakarta ini, mulai sudah bangkit kembali. Mudah-mudahan ini menunjukkan perbangkitan perfilman di Indonesia," katanya.

Alia Damaihati selaku Direktur Program FFD 2022 memaparkan rangkaian program dalam perhelatan festival yang akan berlangsung selama seminggu ke depan ini. Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan film pendek pembuka festival tahun ini. “Setiap tahunnya kami menemui tantangan dan kompleksitas yang berbeda pada proses penyeleksian film, dan setiap film memiliki tantangan dan kekuatannya masing-masing. Pada konteks tertentu kami percaya bahwa film dan ruang dapat saling menguji," katanya. 

Gedung eks Bioskop Permata menjadi tempat penyelenggaraan utama Festival Film Dokumenter 2022. Dok. Festival Film Dokumenter 2022

“Berangkat dari gagasan dan sebuah paradoks atas ketidakutuhan, baik atas film, ruang maupun situasi yang sedang kita hadapi, kami menemukan banyak perbincangan menarik, bagaimana ketidakutuhan merupakan celah yang telah ada dalam berbagai film kepada penontonnya di berbagai ruang," kata Alia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malam pembukaan FFD 2022 ini dihadiri oleh para tamu undangan dan juri dari berbagai negara. Mulai dari Vivian Idris dari Badan Perfilman Indonesia, Makiko Wakai dari Yamagata International Film Festival Jepang, Phillip Cheah kurator film dari Singapura, hingga Jewel Maranan, seorang pembuat film dan direktur program Festival Daang Dokyu, Filipina. 

Sebagai penanda dimulainya perhelatan FFD tahun ini, film Fantasmagoría (2020) garapan Juan Francisco Gonzalez pun ditayangkan. Film berdurasi 15 menit yang berasal dari Chili ini memaparkan tentang keadaan dan pengaruh industrialisasi terhadap lanskap gurun Atacama yang disuguhkan dengan gaya tutur dan bentuk yang eksperimental. Melalui Fantasmagoría (2020), kita diajak untuk menilik tambang caliche, Maria Elena, yang sudah lama terbengkalai.

Melalui penuturan seorang buruh tambang nitrat yang sempat bekerja di sana, kita diajak untuk menyusuri daerah tambang; merefleksikan cerita yang menguap melalui benda mati di sana. Menyimak kembali perasaan-perasaan yang terbengkalai melalui hantu yang bercerita tentang kehidupan. Selain ditayangkan menjadi film pembuka, Fantasmagoría (2020) akan ditayangkan ulang dalam program Spektrum FFD 2022.

Mulai dari 15 hingga 19 November 2022, penonton dapat menyaksikan 57 film dokumenter pilihan dari 18 negara yang berbeda. Dari Indonesia, terdapat setidaknya 8 provinsi yang terlibat mengirimkan karya dalam FFD tahun ini. Semua film dokumenter tersebut akan ditayangkan di tiga tempat yang berbeda, yakni: Gedung ex Bioskop Permata, Bioskop Sonobudoyo, dan IFI-LIP Yogyakarta. Film-film tersebut terbagi atas program kompetisi dan non kompetisi. Beberapa judul di antaranya telah berlayar dan ditayangkan di berbagai festival film internasional hingga menjadi nominasi Festival Film Indonesia untuk kategori dokumenter seperti: Segudang Wajah Para Penantang Masa Depan (Yuki Aditya, I Gde Mika, 2022), A Letter to The Future (Kurnia Yudha F., 2021), hingga Roda-Roda Nada (Yuda Kurniawan, 2022).

Program film yang terangkum dalam FFD tahun ini terdiri dari dua jenis, yakni Program Kompetisi dan Program Non-Kompetisi. Program Kompetisi meliputi tiga cabang, yakni: International Feature-Length Documentary Competition, Indonesia Feature-Length Documentary Competition, Short Documentary Competition, dan Student Documentary Competition. Sementara itu, Program Non-Kompetisi sendiri terdiri atas tiga rangkaian agenda, meliputi: Program Perspektif (berbicara mengenai collective memory), Program Lanskap (diskusi mengenai diversitas dokumenter Indonesia), serta Program Spektrum (pertanyaan tentang eksplorasi bentuk sebuah film dokumenter).

Selain program film, tahun ini FFD juga menghadirkan serangkaian aktivitas seputar dunia perdokumenteran lain, yakni DOCTALK dan DOC Forum. DOCTALK merupakan program diskusi panel dan presentasi mengenai perkembangan praktik film dan ekosistem dokumenter. Program ini dibuka untuk umum tanpa biaya tiket masuk dah dapat diikuti dengan meregistrasikan diri di tempat penyelenggaraan.

Selaras dengan program DOCTALK, FFD 2022 juga menyelenggarakan DOC Forum yang merupakan lokakarya intensif dan berfokus pada perkembangan pengetahuan, praktik medium, kerja jaringan, serta aktivasi ruang melalui medium dokumenter. DOC Forum diselenggarakan selama festival berlangsung dan diikuti secara terbatas oleh beberapa perwakilan komunitas film dokumenter dari sejumlah wilayah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh Documentary sampai Papuan Voices.

Festival Film Dokumenter 2022 dipersembahkan oleh Forum Film Dokumenter. Keseluruhan kegiatan festival dapat diakses secara gratis. Tiket menonton tersedia secara on the spot (OTS) di setiap tempat penyelenggaraan, mulai dari pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Film Dokumenter Semesta Keliling 6 Kota, Nicholas Saputra: Semoga Menginspirasi

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

13 jam lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

18 hari lalu

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film


Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

32 hari lalu

Sabato De Sarno Direktur Kreatif Gucci yang menggantikan Alessandro Michele. Instagram.com/@gucci
Gucci Meluncurkan Film Dokumenter Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story

Pada 3 April 2024, edisi yang diperbarui dari Who is Sabato De Sarno? A Gucci Story akan dirilis secara eksklusif di Apple Vision Pro


Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

46 hari lalu

Aktivis dari People for The Ethical Treatment of Animal (PETA) mengenakan topeng kodok saat aksi menuntut mengakhiri impor paha kodok di depan Kedutaan Besar Prancis, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. PETA mendesak Pemerintahan Prancis untuk berhenti menyokong industri kodok yang kejam dan mengajak semua orang untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan dengan menjadi vegan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?


Film Dokumenter Rossa akan Segera Tayang, Rayuan Prilly Latuconsina Berhasil

52 hari lalu

Rossa dan Prilly Latuconsina. Foto: Instagram/@itsrossa910
Film Dokumenter Rossa akan Segera Tayang, Rayuan Prilly Latuconsina Berhasil

Film dokumenter Rossa berjudul All Access Rossa 25 Shining Years akan segera dirilis, Prilly Latuconsina sebagai produsernya.


Muncul di Film Dirty Vote: Seluk-beluk Isitilah Politik Gentong Babi di Pemilu

14 Februari 2024

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, Ahad 11 Februari 2024.
Muncul di Film Dirty Vote: Seluk-beluk Isitilah Politik Gentong Babi di Pemilu

Ahli Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, di film Dirty Vote menjelaskan fenomena ketika bantuan sosial sering dimanfaatkan sebagai alat politik.


3 Anatomi Kecurangan Pemilu Dibeberkan di Film Dirty Vote, Singgung Praktek Politik Gentong Babi

14 Februari 2024

Poster film Dirty Vote. Foto: Instagram.
3 Anatomi Kecurangan Pemilu Dibeberkan di Film Dirty Vote, Singgung Praktek Politik Gentong Babi

Sejumlah poin di film Dirty Vote, dari kecurangan melalui penunjukan 20 PJ gubernur dan kepala daerah hingga penyaluran Bansos yang berlebihan.


Sutradara Dandhy Dwi Laksono Ungkap Ide Awal Pembuatan Film Dokumenter Dirty Vote

13 Februari 2024

Poster film Dirty Vote. Foto: Instagram.
Sutradara Dandhy Dwi Laksono Ungkap Ide Awal Pembuatan Film Dokumenter Dirty Vote

Ide awal pembuatan film dokumenter Dirty Vote berawal dari kegelisahan sang sutradara, Dandhy Dwi Laksono, melihat berita kecurangan Pemilu 2024.


Buat Film Dirty Vote, Zainal Arifin Mochtar: Seperti Bandung Bondowoso dan Tak Ada Bayaran

13 Februari 2024

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Buat Film Dirty Vote, Zainal Arifin Mochtar: Seperti Bandung Bondowoso dan Tak Ada Bayaran

Zainal Arifin Mochtar menyatakan, ia tak menerima bayaran untuk terlibat dalam pembuatan film Dirty Vote.


Dituding Bikin Film 5 Tahunan Jelang Pemilu, Ini Tanggapan Sutradara Film Dokumenter Dirty Vote

13 Februari 2024

Dandhy Dwi Laksono. Foto : Instagram
Dituding Bikin Film 5 Tahunan Jelang Pemilu, Ini Tanggapan Sutradara Film Dokumenter Dirty Vote

Sutradara film dokumenter Dirty Vote, Dandhy Dwi Laksono sudah tiga kali membuat film dokumenter serupa sebelum Pemilu sejak 2014.