Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kabar Duka, Profesor Edi Sedyawati Maestro Tari dan Eks Dirjen Kebudayaan Meninggal

image-gnews
Edi Sedyawati. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Edi Sedyawati. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKabar duka menyelimuti dunia seni dan akademis di Indonesia. Subuh tadi, Sabrtu 12 November 2022, Tempo.co berkali-kali menerima kabar duka atas berpulangnya Profesor Edi Sedyawati, seniman, akademisi, sekaligus budayawan terkemuka.

"Assalamualaykum warohmatullohi wabarokaatuh. Inalillahi wa inna ilaihi rojiun. Turut berduka sedalamnya atas wafatnya Guru kita tercinta Prof Dr Edi Sedyawati. Semoga almarhumah memperoleh tempat terindah disisi Allah. Aamiin ya Robbal Aalamiin," demikian kabar duka itu tersebar di berbagai media sosial khususnya kalangan pegiat kebudayaan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Profesor Edi Sedyawati binti Iman Sudjahri wafat di usia 84 tahun, akan disemayamkan di Taman Lembang Nomor 21 Menteng dan akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet, Jakarta Pusat.

Edi Sedyawati meninggalkan dua putra, Teguh Antanwikrama dan Bima Sinung Widagdo, dan dua menantunya Mayuko Haznam dan Reina Tamara Kreefft, serta sejumlah cucu, antara lain Irsyad Agni Sudhirajati, Safiya Kanna Satyawadhini, Ryota Aprameya Pratapa, Nasya Imani Zulaika dan Abhirama Sharif.

Baca: Peluncuran Buku Sembilan Windu Profesor Edi Sedyawati

Profil Profesor Edi Sedyawati

Dikutip dari situs resmi Akademisi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Profesor Edi Sedyawati lahir tepat satu dasawarsa usai peristiwa sumpah pemuda, yaitu 28 Oktober 1938.

Ia mendalami studi arkeologi di Universitas Indonesia dan lulus pada 1963. Di tahun yang sama, Profesor Edi Sedyawati diangkat sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kemudian pada 1971 - 1974, ia dipilih menjadi ketua jurusan arkeologi.

Pada 1985, Profesor Edi Sedyawati memperoleh gelar doktor dari universitas yang sama dengan dengan mempertahankan disertasi berjudul Pengarcaan Ganesha Masa Kediri dan Singosari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian.

Disertasi ini pun sempat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan oleh Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde atau Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda pada 1994 dengan judul Ganesa Statuary of the Kediri and Singosari Periods, A Study of Art History.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sempat Pimpin Direktorat Jenderal Kebudayaan

Mengutip laporan situs Ngopi Bareng, Profesor Edi Sedyawati juga sempat menduduki sejumlah posisi strategis di pemerintahan. Beberapa di antaranya adalah sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 1993 - 1999 dan Gubernur Asia-Europe Foundation untuk Indonesia pada 1999 - 2001.

Selain itu, Profesor Edi Sedyawati juga diketahui pernah menjadi Pembantu Rektor I Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta  pada 1971 - 1976.

Semasa menjabat sebagai Dirjen Kebudayaan, situs resmi AIPI menyebut bahwa Profesor Edi Sedyawati setidaknya memimpin tiga peristiwa penting pada 1995 atau tepat 50 tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia. 

Tiga peristiwa penting tersebut adalah Kongres Kesenian Indonesia, Pameran Seni Rupa Negara-Negara Nonblok, dan Festival International Art Summit Indonesia yang sekarang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.

Hingga akhir hayatnya, Profesor Edi Sedyawati dianugerahi lima penghargaan, meliputi Bintang Mahaputera Utama pada 1998, Bintang Chevalier des Arts at Lettres dari Pemerintah Prancis pada 1997, Satyalancana Karya Satya 30 Tahun pada 1997, Bintang Jasa Utama Republik Indonesia pada 1995, dan Hasil Penelitian terbaik UI bidang Humaniora pada 1986.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN  I  SDA

Baca juga: Hilmar Farid Jadi Dirjen Kebudayaan, Siapa Dia?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

8 jam lalu

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

10 jam lalu

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Gimik Kampanye Politik Tidak Melulu Efektif, Analis Politik UNY: Waspada Jebakan Eco Chamber

1 hari lalu

Fikri Disyacitta, M.A. Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta. Foto dok. Pribadi
Gimik Kampanye Politik Tidak Melulu Efektif, Analis Politik UNY: Waspada Jebakan Eco Chamber

Analis politik UNY mengingatkan semua capres-cawapres mengenai bahaya jebakan echo chamber di media sosial, karena umbar gimik dalam kampanye politik.


Universitas Indonesia Pasang Alat Pemantau Banjir di 7 Sungai Ini

1 hari lalu

Anak-anak bermain di air banjir yang menggenangi Desa Bojongasih, saat sekolah diliburkan di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 1 Desember 2023. Hujan lebat yang mulai turun di Bandung Raya membuat Sungai Citarum meluap akibat banjir kiriman dari semua wilayah. Jika hujan terys turun, banjir tahunan di Bandung selatan bisa semakin buruk kondisinya. TEMPO/Prima mulia
Universitas Indonesia Pasang Alat Pemantau Banjir di 7 Sungai Ini

Tim Departemen Geosains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) memasang alat pemantau banjir di tujuh sungai


Guru Besar UI Beri Solusi Fenomena Makanan Tersisa di Indonesia

2 hari lalu

Volunteers collect leftover pastries that are still edible so they can be distributed to those in need. (Garda Pangan)Credits Garda Pangan / Instagram CC by 2.0
Guru Besar UI Beri Solusi Fenomena Makanan Tersisa di Indonesia

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Prof Bambang Wispriyono mengatakan food waste terbagi menjadi tiga.


4 Jenis Propaganda, Salah Satunya Kerap Digunakan Saat Pemilu

2 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
4 Jenis Propaganda, Salah Satunya Kerap Digunakan Saat Pemilu

Pemilu Malaysia dan Filipina merupakan contoh propaganda dapat menimbulkan konflik, sesuatu yang perlu diantisipasi pada Pemilu 2024 di Indonesia


Viral Dugaan Mahasiswi UI dapat Pelecehan di Bus Kuning, Korban Diminta Lapor Polisi

3 hari lalu

Bus Kuning (BiKun) Universitas Indonesia (UI). Foto: ANTARA/Nadia Rizky Destiana
Viral Dugaan Mahasiswi UI dapat Pelecehan di Bus Kuning, Korban Diminta Lapor Polisi

Viral unggahan foto di media sosial X dengan narasi seorang pemuda diduga melakukan pelecehan terhadap mahasiswi UI di Bis Kuning


Cara Bikin Konten Media Sosial Berkualitas, Dosen UM Surabaya Paparkan 6 Hal Ini

5 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Cara Bikin Konten Media Sosial Berkualitas, Dosen UM Surabaya Paparkan 6 Hal Ini

Membuat konten yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting agar konten yang disampaikan di media sosial dapat menarik pengguna media sosial.


Mahasiswa Kedokteran UI Buat Aplikasi Carebuddy untuk Bantu Pendamping Lansia

5 hari lalu

Bryant Lewi Santoso, Maritza Andreanne Rafa Ayusha dan Muhammad Candrika Agyawisnu Yuwono ketika menerima Juara Pertama dalam kompetisi
Mahasiswa Kedokteran UI Buat Aplikasi Carebuddy untuk Bantu Pendamping Lansia

Sebanyak tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menciptakan aplikasi Carebuddy, platform untuk meringankan beban para "caregiver".


Tips Psikolog untuk Atasi Emosi Negatif Akibat Kampanye di Media Sosial

5 hari lalu

Ilustrasi aplikasi media sosial di telepon genggam/hyppe
Tips Psikolog untuk Atasi Emosi Negatif Akibat Kampanye di Media Sosial

Psikolog membagi tips agar tak mudah tersulut emosi saat melihat unggahan media sosial kala kampanye Pemilu 2024.