Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemeran Film Pengkhianatan G30S/PKI: Amoroso Katamsi, Umar Kayam, Syu'bah Asa, Ade Irawan hingga Wawan Wanisar

image-gnews
Sejumlah warga menonton film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI di markas Kodim 1304 Gorontalo, Gorontalo (20/9). Pemutaran film itu bertujuan untuk memberikan informasi dan pembelajaran kepada masyarakat agar mengenal sejarah bangsa. ANTARA FOTO
Sejumlah warga menonton film penumpasan pengkhianatan G30S/PKI di markas Kodim 1304 Gorontalo, Gorontalo (20/9). Pemutaran film itu bertujuan untuk memberikan informasi dan pembelajaran kepada masyarakat agar mengenal sejarah bangsa. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa stasiun televisi mengingatkan kembali ke publik sejarah kelam Gerakan 30 September atau G30S menyiarkan film Pengkhianatan G30S/PKI. Dokudrama pesanan pemerintah Orde Baru melalui melalui Perusahaan Pembuatan Film Nasional (PPFN) ini tayang pada 1984, mengisahkan kembali tragedi di dini hari 1 Oktober 1965 tersebut. Produksi film ini menghabiskan dana mencapai Rp 800 juta, angka yang besar saat itu untuk sebuah produksi film.

Film Pengkhianatan G30S/PKI ditulis dan disutradarai Arifin C. Noer, serta diproduseri oleh G. Dwipayana. Alurnya dibuat berdasarkan versi resmi menurut pemerintah kala itu, yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh. Keterlibatan Partai Komunis Indonesia atau PKI dalam peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap 6 jenderal, seorang letnan satu, dan seorang polisi tergambar jelas.

Film berdurasi 270 menit ini dibintangi aktor dan aktris kawakan pada masa itu, bahkan beberapa pekerja seni dan sastrawan turut terlibat, sebut saja Amoroso Katamsi, Umar Kayam, Su’bah Asa, Amoroso Katamsi, Wawan Wanisar, dan Ade Irawan.

1. Umar Kayam sebagai Sukarno

Umar Kayam merupakan seorang penulis, budayawan, dan akademisi. Pria kelahiran 30 April 1932 ini berkarier sebagai Guru Besar Fakultas Sastra, kini Fakultas Ilmu Budaya, di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Khayam terkenal berkat novelnya, Para Priyayi (1991), dan kumpulan esainya yang terbit di Tempo dan Kedaulatan Rakyat.

Mengutip Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978 dalam Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI, Kayam pernah terlibat di beberapa film. Dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI dia berperan sebagai Presiden Sukarno. Selain itu, Kayam juga pernah menjadi pemeran pembantu dalam Karmila (1974) dan Kugapai Cintamu (1976). Umar Kayam yang juga kakek Nino Kayam ini meninggal pada 16 Maret 2002.

2. Syu’bah Asa sebagai DN Aidit

Syu’bah Asa merupakan seorang sastrawan, seniman, dan wartawan senior Indonesia kelahiran 21 Desember 1941. Dia pernah menjadi redaktur TEMPO sejak 1971 hingga 1987. Syu’bah aktif di Teater Muslim dan Bengkel Teater di Yogyakarta pada 1950 hingga 1969. Pada era 1970-an, pernah juga menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta.

Syu’bah juga menulis sejumlah novel, di antaranya Cerita di Pagi Cerah (1960). Selain itu, dia juga banyak menulis kolom, termasuk juga puitisasi ayat-ayat Alquran dan menerjemahkan karya klasik berbahasa Arab ke bahasa Indonesia. Karyanya antara lain Asraful Anam dan Qasidah Barzanji. Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI, Syu’bah berperan sebagai tokoh pemimpin PKI DN Aidit.

3. Amoroso Katamsi sebagai Soeharto

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amoroso Katamsi adalah seorang pemeran berkebangsaan Indonesia kelahiran 21 Oktober 1938. Dia dikenal lewat film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI yang mana berperan sebagai Soeharto. Demi perannya, Laksamana Pertama TNI ini sampai menghabiskan waktu seharian bersama Soeharto di peternakan Tapos, Bogor, Jawa Barat untuk mengobservasi perilaku tokoh yang diperankannya itu.

4. Wawan Wanisar sebagai Pierre Andries Tendean

Wawan Wanisar merupakan aktor kelahiran 13 Desember 1949. Wawan meninggal dunia pada Senin, 29 Maret 2021. Dia mengawali karier aktingnya dalam film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI berperan sebagai Letnan Satu Pierre Tendean. Pierre adalah seorang perwira militer Indonesia yang menjadi salah satu korban peristiwa G30S 1965.

5. Ade Irawan sebagai Johana Nasution

Arzia Dahar atau lebih dikenal sebagai nama panggung Ade Irawan merupakan aktris kelahiran 5 April 1937. Ade meninggal pada 17 Januari 2020. Dalam film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI, Ade berperan sebagai istri Jenderal A.H Nasution, Johana Nasution. Salah satu adegan epik Ade di film ini adalah saat memerankanmenggendong Ade Irma Suryani yang telah berlumuran darah karena ditembak pasukan Cakrabirawa. Dikisahkan bahwa saat proses syuting, akting Ade dilihat langsung oleh Jenderal Nasution bersama istrinya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: Film Pengkhianatan G30S/PKI: Adu Akting Amoroso Katamsi, Umar Kayam, Syu'bah Asa

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

1 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

1 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

8 hari lalu

Menteri penerangan/ menpen Alwi Dahlan [Moedijanto; 2000/05/15]
Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

Mantan Menteri Penerangan Alwi Dahlan meninggal pada hari ini pukul 08.15 WIB. Jenazah rencananya akan dimakamkan di San Diego, Karawang.


Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

10 hari lalu

Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6. Wikipedia
Ingat THR Harusnya Ingat Soekiman Wirjosandjojo, Penggagas Tunjangan Hari Raya Pertama

Pencetus THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi. Siapa dia? Bagaimana kiprahnya?


Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

11 hari lalu

Apel Gelar Pasukan Skala Besar Pengamanan Pemilu di Lapangan Benteng Medan, Kamis 11 April 2019. Tempo/Sahat Simatupang
Pintu Masuk Prajurit TNI - Polri Duduki Jabatan Sipil, Ingat Kembali Strategi Dwifungsi ABRI Orde Baru

Dwifungsi ABRI merupakan jabatan ganda prajurit TNI dan Polri sehingga mendapatkan jabatan sipil, hal itu muncul pada zaman Orde Baru. Muncul lagi?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

15 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

16 hari lalu

Kantor Yayasan Supersemar di Gedung Granadi lantai 4, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu, 8 April 2009. dok/ Yosep Arkian
Apakah itu Yayasan Supersemar, Kasus Apa yang Membelitnya? Berikut Kronologinya

Indonesia pernah diguncangkan dengan kasus penyelewangan dana yang dilakukan kroni Soeharto. Yayasan Supersemar kemudian jadi masalah.


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

16 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

16 hari lalu

Karina Kartika Sari Dewi Soekarno. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

Tepat setahun peristiwa Supersemar, anak Sukarno-Ratna Sari Dewi di Prancis. Ia diberi nama Karina Kartika Soekarno, ini profilnya.


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

17 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer