TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Hollywood dan aktivis kemanusiaan, Angelina Jolie turut menyuarakan untuk Mahsa Amini, perempuan Iran yang meninggal setelah ditangkap oleh polisi moral karena dinilai tidak mengenakan hijab yang menutup rapat rambutnya. Angelina Jolie menyuarakan dukungannya tersebut melalui unggahan di laman Intsagram pribadinya.
“Respek kepada para wanita Iran atas sikap keberanian, menentang, dan tak kenal takut. Untuk semua orang yang bertahan dan melawan selama beberapa dekade, mereka yang turun ke jalan hari ini, dan Masha Amini, dan semua orang muda seperti dia,” tulis Angelina Jolie dalam keterangan foto yang diunggahnya pada Kamis, 29 September 2022.
Ibu enam anak ini menegaskan, perempuan membutuhkan kemerdekaan atas dirinya. Mereka berhak mengatur hidup dan tubuh mereka. "Perempuan tidak butuh polisi moral, pikiran dididik ulang, atau tuuh mereka dikontrol orang lain. Mereka membutuhkan kebebasan untuk hidup dan bernapas tanpa kekerasan atau ancaman,” tulisnya menambahkan.
"Untuk para perempuan Iran, kami melihat anda,” tutur Angelina Jolie mengakhiri unggahan dengan mencantumkan tagar #WomanLifeFreedom dan #MahsaAmini sebagai bentuk dukungannya.
Gelombang aksi unjuk rasa di Iran atas kematian Mahsa Amini pun hingga menimbulkan korban jiwa. Hingga Kamis, tercatat 17 orang tewas dalam demonstrasi 6 malam berturut-turut itu. REUTERS
Mahsa Amini adalah perempuan berusia 22 tahun. Saat ditahan oleh polisi moral, ia sedang berkunjung ke Teheran bersama keluarganya pada Selasa, 13 September 2022. Polisi moral adalah unit polisi khusus yang memberlakukan aturan ketat pakaian untuk perempuan Iran termasuk kewajiban berhijab.
Televisi Pemerintah Iran mengumumkan Mahsa Amini dinyatakan meninggal setelah tiga hari koma pada Jumat, 16 September 2022. Para aktivis mengatakan bahwa Mahsa Amini mengalami pukulan di kepala. Tapi hal itu dibantah oleh polisi. Presiden Iran, Ebrahim Raisi kemudian memerintahkan untuk melakukan penyelidikan.
Kasus ini memicu munculnya demonstrasi besar di wilayah Iran. Dilansir dari Iran Fars, tak lama setelah kematian Mahsa Amini diumumkan, massa berkumpul dan beberapa warga melemparkan batu-batu ke kantor gubernur dan meneriakan slogan anti rezim.
Demonstrasi yang sebagian besar diikuti oleh perempuan itu menuntut untuk hak perempuan dan kematian Mahsa Amini, yang dianggap ilegal dan tidak wajar. Para perempuan tersebut juga melepas hijab mereka dan membakarnya, dan adapula yang memotong sampai menggunduli rambutnya di depan umum sebagai bentuk protes mereka.
Melansir dari BBC hingga kini aksi unjuk rasa tersebut masih terus dilakukan dan menyebabkan 76 orang demonstran meninggal dunia akibat kerusuhan yang telah berlangsung selama 12 hari.
NABILA RAMADHANTY PUTRI DARMADI | FARS NEWS IRAN | BBC
Baca juga: Angelina Jolie Kunjungi Korban Banjir Pakistan, Berikut 5 Aksi Kemanusiaannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.