TEMPO.CO, Jakarta - Demo tolak kenaikan harga BBM marak terjadi sejak Sabtu, 3 September 2022. Namun seiring masifnya demonstrasi diselenggarakan, banyak pula warganet yang memakai lagu Galang Rambu Anarki karya Iwan Fals sebagi bentuk penyampaian protes, karena sesuai dengan yang mereka rasakan.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kenaikan harga Solar subsidi menjadi Rp6.800 per liter, Pertalite menjadi Rp10.000 per liter, dan Pertamax Rp14.500 per liter. Secara sederhana, kenaikannya berkisar Rp1.700-2.550 per liter.
Makna Lagu Rambu Galang Anarki
Berdasarkan cerita di kanal YouTube Iwan Fals Musica berjudul Ngalor Ngidulnya Iwan Fals – Galang Rambu Anarki, penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto itu bercerita mengenai cerita di balik pembuatan lagu Galang Rambu Anarki dalam album Opini. Khusus untuk lagu ini, Iwan Fals bekerja sama dengan Ian Antono dalam pembuatannya.
Menurutnya, lagu ini dibuat menyambut kelahiran anaknya yang namanya dipakai dalam judul lagu tersebut. Hari kelahiran anaknya sendiri bertepatan pada tahun baru, yaitu pada 1 Januari 1982. Namun saat itu juga telah terjadi harga BBM naik yang membuat Iwan Fals semakin cemas dengan kekhawatiran kondisi keluarganya.
“Kelahirannya bersamaan dengan keputusan pemerintah saat itu untuk menaikan harga BBM. Saya pun buah gelisah membayangkan kalau habis ini harga-harga yang lain tentu akan naik juga,” ujarnya dalam kanal YouTubenya, diunggah pada 24 Maret 2021.
Meskipun saat itu ia telah mengeluarkan lagu berjudul Guru Oemar Bakrie yang dirilis pada 1981 yang membuat namanya naik daun, tetapi ia merasa belum pasti mencukupi penghasilanya waktu itu.
Sebagai pemusik, Iwan Fals mengaku bahwa ketika membuat lagu ini sangat memikirkan anaknya di masa depan. Oleh karenanya, kecemasannya membuat ingin agar Galang tumbuh cepat dewasa dan membantu keluarganya. Namun Galang meninggal pada umur 15 tahun.
Lebih rinci mengenai lagu ini, Iwan Fals terinspirasi dari pulau Galang yang menampung orang-orang dalam perahu dari Vietnam. Mereka disinyalir tidak ingin mengikuti paham komunis sehingga melarikan diri dari negaranya. Dengan demikian, mereka ingin juga mendapatkan harapan baru di tanah baru.
Maka dari itu, dengan kehadiran anaknya itu ia berharap seperti Pulau Galang. Yang memungkinkan dapat menampung ribuan orang jumlahnya dalam diri Galang.
“Saya berharap ya Galang seperti itu. Dia dapat menampung segala keluh kesah atau tentang berbagai mimpi manusia tentang masa depannya. Selain itu niat baik dari diri Galang mampu untuk menghimpun orang-orang tersebut,” ujarnya.
Jika diamati dari makna kata ‘Rambu’ dalam judul lagunya. Hal ini dapat diartikan sebagai petunjuk hidup seseorang. Misalnya ada seseorang yang kebingungan, maka Galang dapat jadi petunjuk sekaligus menjadi obor penyuluh
“Paling engga kita secara naluri butuh kabar. Kalau engga, tentu akan tersesat hidup kita nantinya. Atau selebihnya jadi petunjuk yang masuk akal untuk arah kehidupan,” lanjutnya.
Kemudian kata ‘Anarki’ menurutnya sering disalahartikan oleh banyak orang sebagai perusuh atau perusaka. Menurutnya arti tersebut lebih cocok diartikan kepada sikap vandalisme.
"Kalau anarki berbeda, dia cuma seseorang yang enggak suka sama negara. Lalu enggak suka juga dengan hierarki atau berbagai aturannya. Sesungguhnya anarki sendiri nggak suka perang dan lebih cinta damai,” tambahnya.
Nama Galang sendiri sebelumnya akan dinamakan Al Amin oleh neneknya, sedangkan oleh ibunya akan dinamakan Lanang. Namun suara terbesar tetap dimenangkan oleh sang vokalis Iwan Fals.
Bahkan dalam lagunya, Rosana, istri Iwan Fals menyumbang suara pada bagian lirik "BBM naik tinggi, susu tak terbeli" dan yang suara "tak mampu beli susu" itu suara istrinya sendiri.
Lirik Lagu Galang Rambu Anarki Ciptaan Iwan Fals
FATHUR RACHMAN I SDA
Baca: 61 Tahun Iwan Fals, Begini Cerita Asal Nama Tambahan Fals
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.