Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum Nonton Film Mencuri Raden Saleh Ketahui 2 Versi Lukisan Penangkapan Diponegoro

image-gnews
Kurator lukisan Raden Saleh, Dr. Werner Kraus saat memandu pengunjung pada pameran Raden Saleh dan awal seni lukis Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Senin(4/6). TEMPO/Dwianto Wibowo
Kurator lukisan Raden Saleh, Dr. Werner Kraus saat memandu pengunjung pada pameran Raden Saleh dan awal seni lukis Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Senin(4/6). TEMPO/Dwianto Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Film Mencuri Raden Saleh meraih jutaan penonton dalam minggu awal penayangan sejak 25 Agustus lalu. Film garapan sutradara  Angga Dwimas Sasongko, ini berkisah tentang sekelompok anak muda yang mencuri lukisan “Penangkapan Diponegoro” karya Raden Saleh. Ini merupakan drama berplot heist pertama yang ditayangkan Visinema pada 2022, dibintangi Iqbaal Ramadhan, Angga Yunanda, dan Aghniny Haque.

Lukisan “Penangkapan Diponegoro” dibuat Raden Saleh pada 1857. Lukisan ini menggambarkan peristiwa ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830. Karya seni berumur lebih dari 150 tahun ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya jenis benda oleh pemerintah. Tak hanya itu, “Penangkapan Diponegoro” diklaim istimewa karena merupakan lukisan sejarah pertama di Asia Tenggara beraliran Eropa, yang dilukis oleh orang Asia Tenggara, dinukil dari buku Raden Saleh: Kehidupan dan Karyanya oleh Werner Kraus.

Dua Versi Lukisan Penangkapan Diponegoro

Mengutip laman setkab.go.id, sebenarnya ada versi lain lukisan tentang peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan Penangkapan Diponegoro ini merupakan versi “ralat” dari lukisan karya pelukis Belanda, Nicolaas Pieneman berjudul “Penaklukan Diponegoro” yang dibuat pada 1830 hingga 1835. Lukisan Pieneman ini dibuat setelah Perang Diponegoro berakhir. Tujuan pembuatan lukisan itu sebagai catatan peristiwa penting dalam sejarah administrasi pemerintahan Hindia Belanda.

Pemerintah Kolonial Belanda menganggap penangkapan Pangeran Diponegoro sebagai sebuah peristiwa besar. Lantaran dalam perang yang dipimpin langsung Pangeran Diponegoro itu, sangat menguras waktu, korban, dan keuangan Hindia Belanda. Pieneman memang menonjolkan kepentingan kolonial, sehingga peristiwa dalam lukisannya mencerminkan kemenangan Hindia Belanda dan Jenderal de Kock yang dianggap sebagai pahlawan di negerinya.

Dalam lukisannya, Pieneman menggambar Jenderal De Kock dengan postur tubuh bertolak pinggang, menunjuk kereta tahanan di belakang Pangeran Diponegoro, seolah memerintahkan penahanan. Sedangkan Pangeran Diponegoro digambarkan sebagai sosok yang tidak berdaya dengan raut muka penuh kepasrahan dan kedua tangan terbentang. Para pengikut Pangeran Diponegoro juga dilukiskan seolah-olah menerima hal tersebut.

Dua dekade berselang, pelopor lukisan modern Tanah Air, Raden Saleh yang sempat tinggal di Belanda selama bertahun-tahun, kemudian membuat “lukisan balasan”. Secara sekilas, lukisan itu tampak serupa. Raden Saleh menggambar peristiwa penangkapan itu untuk menunjukkan bahwa Pangeran Diponegoro tidaklah takluk seperti yang digambarkan Pieneman. Raden Saleh, lewat lukisannya, ingin memberitahu bahwa peristiwa itu bukanlah penaklukkan. Melainkan intrik Belanda yang menipu Pangeran Diponegoro untuk berunding.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belanda meminta gencatan senjata dan mengundang Pangeran Diponegoro beserta pengikutnya. Namun yang terjadi kemudian adalah pengkhianatan oleh Belanda dan berujung penangkapan. Raden Saleh menggambar gesture Pangeran Diponegoro tengah berdiri tegak dengan dada membusung, ekspresi wajahnya tegas dengan mata menatap Jenderal de Kock. Bahasa tubuh Pangeran Diponegoro dalam lukisan Raden Saleh itu mencerminkan bahwa ia adalah seorang pejuang yang kuat, berani, dan tidak takut sedikit pun kepada petinggi Belanda.

Raden Saleh bahkan menempatkan Pangeran Diponegoro di sebelah kanan, sejajar dengan posisi de Kock. Sedangkan komandan Belanda berada di sebelah kirinya. Dalam budaya Jawa, posisi sebelah kiri merupakan sebuah simbol sebagai tempat untuk perempuan. Hal ini berarti bahwa pejabat Belanda menempati posisi kedua. Tak hanya itu, Raden Saleh juga melukis sosok pribumi yang hadir dalam peristiwa itu, memiliki raut wajah yang sama dengan Pangeran Diponegoro. Sedangkan Jenderal de Kock digambarkan sebagai sosok yang diam membisu seolah merasa malu dengan cara penangkapan tersebut.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Sebelum Nonton Film Mencuri Raden Saleh, Ketahui Dulu Profil Maestro Seni Lukis Ini

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


238 Tahun Pangeran Diponegoro, Menyisir Kisah Hidupnya Melalui Babad Diponegoro

17 hari lalu

Pangeran Diponegoro. ikpni.or.id
238 Tahun Pangeran Diponegoro, Menyisir Kisah Hidupnya Melalui Babad Diponegoro

Babad Diponegoro menjadi salah satu karya Pangeran Diponegoro yang paling terkenal. Lantas, apa saja isi dari karya autobiografi tersebut?


Profil Nyi Ageng Serang, Buyut Ki Hajar Dewantara yang Pernah Berperang Bersama Pangeran Diponegoro

18 hari lalu

Nyi Ageng Serang. jogjaprov.go.id
Profil Nyi Ageng Serang, Buyut Ki Hajar Dewantara yang Pernah Berperang Bersama Pangeran Diponegoro

Nyi Ageng Serang punya darah pahlawan. keturunan Sunan Kalijaga dan nenek buyut Ki Hajar Dewantara itu adalah penasehat Pangeran Diponegoro.


Dian Sastro di Serial Gadis Kretek Kerap Memakai Kebaya Janggan seperti Nyi Ageng Serang

22 hari lalu

Nyi Ageng Serang. jogjaprov.go.id
Dian Sastro di Serial Gadis Kretek Kerap Memakai Kebaya Janggan seperti Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang kerap memakai kebaya janggan, seperti Dian Sastro dalam serial Gadis Kretek. Ia pahlawan wanita dalam Perang Diponegoro.


Prabowo Pernah Usul Makam Pangeran Diponegoro Dipindah dari Makassar, Begini Kata Anies Baswedan

26 September 2023

Makam Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro bersama makam isterinya, Makassar, Rabu (28/04). Tempo/Kink Kusuma Rein
Prabowo Pernah Usul Makam Pangeran Diponegoro Dipindah dari Makassar, Begini Kata Anies Baswedan

Bacapres Anies Baswedan menanggapi usulan yang pernah diucapkan Prabowo mengenai Makan Pangeran Diponegoro untuk dipindah dari Makassar.


Tak Setuju Wacana Makam Pangeran Diponegoro Dipindah, Anies Baswedan: Tempatnya di Sini

24 September 2023

Bakal calon Presiden dan bakal calon Wakil Presiden Anies Rasyid Baswedan (ketiga kiri)-Abdul Muhaimin Iskandar (keempat kiri) menyapa peserta Jalan Gembira Bersama Anies Baswedan dan Gus Muhaimin di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 24 September 2023. Kegiatan tersebut diikuti oleh ribuan simpatisan dan kader partai dari Koalisi Perubahan sebagai bentuk dukungan terhadap pasangan bakal calon Presiden dan bakal calon Wakil Presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Tak Setuju Wacana Makam Pangeran Diponegoro Dipindah, Anies Baswedan: Tempatnya di Sini

Anies Baswedan mengatakan makam Pangeran Diponegoro di Makassar punya sejarahnya sendiri. Sebab itu dia mengatakan tak perlu dipindah.


Ada Hidangan untuk Prajurit Pangeran Diponegoro, ini Deretan Kuliner Khas Kulon Progo

20 September 2023

Nasi nuk santri kuliner khas Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Foto: Antaranews
Ada Hidangan untuk Prajurit Pangeran Diponegoro, ini Deretan Kuliner Khas Kulon Progo

Nasi Nuk Santri adalah sajian khas Kulon Progo untuk prajurit Pangeran Diponegoro. Ini deretan kuliner khas Kulon Progo


Peninggalan Diponegoro Aman dari Kebakaran, Begini Ketatnya Penjagaan Akses di Museum Nasional

18 September 2023

Anggota Laboratorium Forensik Polda Metro Jaya berjalan di area pasca kebakaran Museum Nasional di Jakarta, Minggu, 17 September 2023. Kebakaran Museum Nasional diduga akibat korsleting arus listrik yang terjadi di bedeng proyek renovasi museum. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Peninggalan Diponegoro Aman dari Kebakaran, Begini Ketatnya Penjagaan Akses di Museum Nasional

"Bahkan pegawai Museum Nasional kami liburkan kecuali yang berkepentingan untuk penyelidikan, yang ditanya-tanya adalah yang bertugas pada Sabtu."


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Anies Baswedan Sambangi Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta, Diberi Tombak Cakra

13 Agustus 2023

Bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) menyapa relawan saat kunjungan ke Rumah Temu Relawan Duren Tiga di Jakarta, Jumat 4 Agustus 2023. Kunjungan tersebut dalam rangka safari politik sekaligus bersilaturahim bersama relawan. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Anies Baswedan Sambangi Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta, Diberi Tombak Cakra

Anies Baswedan mendapatkan suvenir berupa Tombak Cakra Kotagede dari warga yang terdapat ukiran tulisan Ar Rahman dan Al Malik.