Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Punya Kumis Baplang Antar Wanggi Hoed Perankan Sosok Gombloh di Panggung Monolog

image-gnews
Wanggi Hoediyatno di pementasan monolog Panggil Aku Gombloh. Dok.Titimangsa Foundation
Wanggi Hoediyatno di pementasan monolog Panggil Aku Gombloh. Dok.Titimangsa Foundation
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Bertubuh kurus dan punya kumis baplang atau tebal. Kedua faktor itu mengantarkan Wanggi Hoediyatno sebagai pemeran mendiang penyanyi Gombloh di atas panggung monolog. “Sudah lama banget sekitar 12-13 tahun enggak berteater dengan kata-kata,” kata aktor pantomim di Bandung itu kepada Tempo, Rabu, 24 Agustus 2022.

Jebolan Teater di Sekolah Tinggi Seni Indonesia yang kini bernama Institut Seni dan Budaya Indonesia Bandung itu tampil di lakon berjudul Panggil Aku Gombloh. Pementasan langsungnya di Gedung Kesenian Jakarta pada April lalu. Sementara versi film dari pementasan itu akan ditayangkan Rabu malam, 24 Agustus 2022, pukul 20.00, di Indonesiana TV dan kanal YouTube Budaya Saya.

Keterlibatannya di pementasan itu berawal dari ajakan teman teater lamanya, yaitu Joind Bayuwinanda, yang menjadi sutradara pertunjukan itu sekitar medio Maret 2022. Joind kala itu menanyakan soal kumisnya. “Jangan dicukur yaa,” kata Wanggi menirukan. Saat itu dia belum tahu akan memerankan Gombloh yang bernama asli Sudjarwoto Sumarsono.

Seniman pantomim Wanggi Hoed di Aksi Kamisan ke 361 di Bandung, Jawa Barat, 9 September 2021. TEMPO/Prima Mulia

Setelah dihubungi tim produksi, Wanggi menyanggupi tawaran. Durasi pementasan yang berkisar 40-50 menit mengurangi beban hafalan naskahnya yang dikirim hingga 20-an halaman. Selain itu dia berlatih memainkan lagu-lagu Gombloh. “Saya nggak pernah nyanyi main gitar di pentas,” ujar seniman berusia 34 tahun itu.

Bagian tersulit baginya terkait dengan penyakit Gombloh yang kerap batuk-batuk. “Ketika di panggung, keseringan batuk bisa berdampak pada kestabilan vokal,” kata Wanggi. Sementara kesalahan seperti lupa dialog, menjadi bagian komedi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, sosok Gombloh adalah musisi penyanyi yang hidup sederhana namun punya idealisme yang kuat. “Perjuangan Gombloh di zamannya ingin menghapuskan prostitusi,” ujar Wanggi. Populer dengan tembang Kugadaikan Cintaku pada 1980-an, lagu terkenal lainnya seperti Kebyar-kebyar yang bernada patriotik.  

ANWAR SISWADI

Baca juga: Tribute to Gombloh Digelar 27 November  

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


LRT Jakarta Perpanjang Waktu Operasi di Malam Tahun Baru 2024

31 Desember 2023

Petugas membagikan kembang gula kepada penumpang kereta Light Rail Transit (LRT) di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Senin 25 Desember 2023. PT Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta menargetkan 3.000 sampai 3.100 penumpang per harinya selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
LRT Jakarta Perpanjang Waktu Operasi di Malam Tahun Baru 2024

PT Light Rail Transit atau LRT Jakarta memperpanjang layanan operasional pada Ahad, 31 Desember sampai dengan Senin, 1 Januari 2024.


Libur Natal di LRT Jakarta: Ada Pantomim, Permen Kapas Gratis, hingga Donor Darah

25 Desember 2023

Petugas memeriksa suhu tubuh penumpang di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Selasa, 3 Maret 2020. LRT Jakarta turut melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) dengan sejumlah cara seperti melakukan pengecekan suhu tubuh pada penumpang LRT Jakarta. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Libur Natal di LRT Jakarta: Ada Pantomim, Permen Kapas Gratis, hingga Donor Darah

Pengelola LRT Jakarta menghadirkan sejumlah kegiatan untuk menyemarakan momen libur Natal dan tahun baru kali ini


Pentas Suamiku Oto dan Bel Pintu, Maudy Koesnaedi: Monolog yang Sangat Menantang

14 Desember 2023

Maudy Koesnaedi saat mementaskan serial monolog Di Tepi Sejarah berjudul Suamiku Oto dan Bel Pintu di Teater Salihara Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. Dok. Titimangsa/KawanKawan Media
Pentas Suamiku Oto dan Bel Pintu, Maudy Koesnaedi: Monolog yang Sangat Menantang

Maudy Koesnaedi berperan sebagai istri Oto Iskandar Dinata, RA. Soekirah dalam pementasan serial monolog Di Tepi Sejarah, Suamiku Oto dan Bel Pintu.


Mengenang Charlie Chaplin Menuju Debut Film Perdana Making of Living pada 1914

2 Februari 2023

Charlie Chaplin
Mengenang Charlie Chaplin Menuju Debut Film Perdana Making of Living pada 1914

Making a Living film pertama yang dibintangi Charlie Chaplin yang tayang perdana pada 2 Februari 1914


35 Tahun Kepergian Gombloh, Penyanyi Lagu Kebyar-kebyar dan Kugadaikan Cintaku

10 Januari 2023

Wanggi Hoediyatno di pementasan monolog Panggil Aku Gombloh. Dok.Titimangsa Foundation
35 Tahun Kepergian Gombloh, Penyanyi Lagu Kebyar-kebyar dan Kugadaikan Cintaku

Gombloh, penyanyi legendaris meninggal 35 tahun lalu di Surabaya di usianya ke-37. Lagu karyanya Kebyar-kebyar dan Kugadaikan Cintaku sangat populer.


Mengenang Gombloh, Penyanyi Pop Balada Sejati

10 Januari 2023

Penyanyi Gombloh. TEMPO/Wahyu Muryadi
Mengenang Gombloh, Penyanyi Pop Balada Sejati

Gombloh adalah seorang penyanyi Balada Indonesia, yang dikenal karena karyanya banyak menyuarakan kehidupan sehari-


Butet Kartaredjasa Bicara Soal Puan Maharani dan Anies Baswedan Usai Kunjungan Ganjar Pranowo

16 Oktober 2022

Seniman Butet Kartaredjasa membaca puisi berjudul Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana karya Alim Ulama KH Mustofa Bisri pada acara Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 PDI Perjuangan di JCC, Jakarta, 10 Januari . ANTARA/Widodo S. Jusuf
Butet Kartaredjasa Bicara Soal Puan Maharani dan Anies Baswedan Usai Kunjungan Ganjar Pranowo

Butet Kartaredjasa menuturkan, kalangan seniman terbuka untuk bertemu tokoh berbagai latar termasuk politik seperti Ganjar Pranowo.


Seri Monolog Di Tepi Sejarah Suguhkan Cerita Lima Pahlawan Akan Tayang Virtual Mulai Hari Ini

17 Agustus 2022

Konferensi pers monolog
Seri Monolog Di Tepi Sejarah Suguhkan Cerita Lima Pahlawan Akan Tayang Virtual Mulai Hari Ini

Produser monolog Di Tepi Sejarah, Happy Salma menuturkan, pementasan ini menjadi ruang belajar mengenalkan para pahlawan.


Debut Monolog, Dira Sugandi Akui Punya Banyak Kesamaan dengan Pelukis Emiria Soenassa

4 Juli 2022

 Dira Sugandi tampil sebagai Emiria Soenassa dalam seri monolog Di Tepi Sejarah berjudul Yang Tertinggal di Jakarta pada Sabtu, 2 Juli 2022 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Jakarta. Foto: Yose Riandi/Titimangsa.
Debut Monolog, Dira Sugandi Akui Punya Banyak Kesamaan dengan Pelukis Emiria Soenassa

Penyanyi Dira Sugandi berhasil memainkan pertunjukan monolog panjang Emiria Soenassa: Yang Tertinggal di Jakarta pada Sabtu, 2 Juli 2022. Pertunjukan monolog tersebut ini merupakan penampilan pertama Dira bermain di dunia monolog. Dira berhasil menjadi sosok Emiria Soenassa, seorang pelukis perempuan yang turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia lewat dunia seni rupa namun namanya jarang tercatat di buku sejarah kita.


Monolog Ismail Marzuki, Lukman Sardi: Menghargai Sosok Pahlawan Tanpa Memegang Senjata

1 Juli 2022

Lukman Sardi melakukan monolog tentang salah satu pahlawan Indonesia, Ismail Marzuki. Foto: Yose Riandi| Titimangsa.
Monolog Ismail Marzuki, Lukman Sardi: Menghargai Sosok Pahlawan Tanpa Memegang Senjata

Lukman Sardi bercerita, ayahnya, pebiola legendaris, Idris Sardi dan sang kakek yang juga pemusik, sangat dekat dengan Ismail Marzuki.