Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejak Kapan W.S. Rendra Dapat Julukan Si Burung Merak?

Foto File: W.S Rendra membaca puisi dalam konser Suluk Hijau di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008. TEMPO/Dimas Aryo
Foto File: W.S Rendra membaca puisi dalam konser Suluk Hijau di Manggala Wanabhakti, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008. TEMPO/Dimas Aryo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 6 Agustus 2009, W.S. Rendra sang penyair yang dijuluki Si Burung Merak meninggal dunia. Seniman ini memulai kariernya sejak 1950-an. Pria ini pertama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada 1952 melalui Majalah Siasat.

W.S. Rendra lahir pada 7 November 1935 lalu di Solo, Jawa Tengah, dengan nama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra. Rendra lahir dari pasangan Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.

Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa di salah satu sekolah Katolik di Solo. Selain itu, Sugeng Brotoatmodjo ini juga dikenal sebagai pelaku seni drama tradisional. Sementara sang ibu adalah seorang penari di istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Dikutip dalam buku karya Harlina Indijati dan Abdul Murad yang berjudul Biografi Pengarang Rendra dan Karyany", keluarga ini adalah keluarga Katolik yang dibesarkan dalam lingkungan budaya Jawa. Tumbuh-besar di lingkungan seni dan budaya, membuat Renda mampu menghasilkan karya sastra berupa puisi, naskah drama, cerpen, dan lainnya.

Hingga SMA, WS Rendra menempuh pendidikannya di Surakarta, Jawa Tengah. Sepanjang 1950-an puisi-puisi dan cerpennya terus dimuat dalam berbagai majalah, seperti Kisah, Seni, Basis, dan Konfrontasi. Lulus SMA, Rendra lanjut berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Sastra dan Budaya Inggris.

W.S. Rendra Sang Burung Merak

Julukan Si Burung Merak muncul saat Rendra dan sahabatnya yang berasal dari Australia mengunjungi Kebun Binatang Gembiraloka di Yogyakarta untuk berekrasi. Saat mereka tiba di kandang burung merak, terlihat seekor merak jantan yang tengah dikerubungi merak-merak betina. Secara spontan, Rendra berkata, “Seperti itulah saya”. Dari situlah julukan Si Burung Merak kemudian lekat dengan sosok Rendra. 

Beberapa rangkaian puisi dan sajak yang pernah diciptakan oleh Rendra, termasuk Blues untuk Bonnie, Sajak-sajak Sepatu Tua, Mencari Bapak, Perjalanan Bu Aminah, Nyanyian Orang Urakan, Disebabkan oleh Angin, Sajak Sebatang Lisong, Orang-Orang Rangkasbitung, State of Emergency, Doa untuk Anak-Cucu, dan masih banyak lagi.

Rendra menganggap menciptakan sebuah karya adalah ibadah. Seperti saat menciptakan puisi, di mana seorang seniman harus peka terhadap panggilan pesona dan lingkungan, alam, manusia, serta hewan atau semua ciptaan Tuhan dan masalah yang mereka hadapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip dari buku Bakdi Soemanto yang berjudul Karya dan Dunianya, Rendra pernah ditangkap dan dipenjara di pusat penahanan Polisi Militer Guntur. Rendra baru dibebaskan sembilan bulan tanpa diadili. Setelah dibebaskan, W.S. Rendra tidak diizinkan untuk mementaskan puisi atau drama.

Hingga pada 1986 ia kembali menulis, menyutradarai, dan memainkan teater berjudul Penambahan Reso. Sampai 2003, Rendra dikenal secara internasional sebagai penyair besar. Bahkan, Rendra dipercaya menjadi tuan rumah festival puisi internasional pertama di Indonesia, yang digelar di Makassar, Surakarta, Bandung dan Jakarta.

Kemudian pada 2008, Rendra memperoleh gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari UGM. Karya-karya Rendra dianggap berpengaruh dalam khasanah sastra di Indonesia. Namun tak lama setelah itu, W.S. Rendra wafat, tepatnya pada 6 Agustus 2009.

WINDA OKTAVIA

Baca: Hari ini, 28 Tahun Lalu W.S. Rendra Ditangkap Polisi Saat Protes Pembredelan Majalah Tempo

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Melihat Pesawat Kembar yang Jadi Andalan Museum Dirgantara Yogyakarta Tarik Wisatawan

6 jam lalu

Pesawat WEL-1 RI-X yang jadi koleksiMuseum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala atau Muspusdirla Yogyakarta. Dok. Istimewa
Melihat Pesawat Kembar yang Jadi Andalan Museum Dirgantara Yogyakarta Tarik Wisatawan

Museum Pesawat Terbang Yogyakarta itu menyimpan setidaknya 61 koleksi pesawat terbang bersejarah yang pernah mengudara di langit Indonesia.


Buntut Bentrokan Massa di Taman Siswa, Perbatasan Yogyakarta Dijaga Lebih Ketat

13 jam lalu

Massa saat ricuh di Jalan Taman Siswa Yogyakarta, Ahad, 4 Juni 2023. Dok.istimewa
Buntut Bentrokan Massa di Taman Siswa, Perbatasan Yogyakarta Dijaga Lebih Ketat

Bentrokan massa antara dua kelompok itu membuat kerusakan bagian museum Taman Siswa.


Mahasiswa UGM Borong Prestasi di 6 Cabang Lomba dan 2 Kompetisi Nasional

20 jam lalu

Total 10 tim mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM berhasil meraih penghargaan dalam 6 cabang lomba di dua kompetisi berbeda. Istimewa
Mahasiswa UGM Borong Prestasi di 6 Cabang Lomba dan 2 Kompetisi Nasional

Sebanyak 10 tim mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM berhasil meraih penghargaan dalam enam cabang lomba di dua kompetisi.


Lokananta Rampung Revitalisasi, Kenapa Ada Erick Thohir?

1 hari lalu

Menteri BUMN Erick Thohir didampingi Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa (kanan) bersama sejumlah musisi saat menghadiri Pembukaan Lokananta di Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 3 Juni 2023. Studio rekaman pertama di Indonesia Lokananta kembali dibuka usai direvitalisasi selama enam bulan yang ditandai dengan acara Festival Lokananta. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Lokananta Rampung Revitalisasi, Kenapa Ada Erick Thohir?

Proses revitalisasi studio rekaman tertua di Indonesia, Lokananta telah rampung. Apa peran keterlibatan Menteri BUMN Erick Thohir di proyek ini?


Bentrokan Massa di Yogya Bakal Perburuk Pariwisata, Ini Kata Sultan HB X

1 hari lalu

Komplek Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya, Kota Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Bentrokan Massa di Yogya Bakal Perburuk Pariwisata, Ini Kata Sultan HB X

Sultan Hamengku Buwono X mengomentari bentrokan massa dua kelompok yang terjadi di Yogya pada Ahad, 4 Juni 2023 dan imbasnya bagi pariwisata di DIY.


Dua Kelompok yang Terlibat Tawuran di Yogya Sepakat Berdamai

1 hari lalu

Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan suporter klub sepak bola PSIM, Brajamusti saling berjabat tangan dan menyatakan damai di Mapolda DIY, Yogyakarta, Senin 5 Juni 2023. ANTARA/Luqman Hakim
Dua Kelompok yang Terlibat Tawuran di Yogya Sepakat Berdamai

Dua kelompok yang sempat terlibat aksi tawuran di wilayah Kota Yogyakarta pada Minggu malam 4 Juni 2023 sepakat berdamai.


Nikmati Promo Menginap Hingga BBQ Night di Kimaya Sudirman Yogyakarta by HARRIS

1 hari lalu

Hotel Kimaya Sudirman Yogyakarta
Nikmati Promo Menginap Hingga BBQ Night di Kimaya Sudirman Yogyakarta by HARRIS

Kimaya Sudirman Yogyakarta by Harris, salah satu Hhhabiskan waktu bersama keluarga


8 Pilihan Objek Wisata Alam Terbaik di Jogja, Kebanyakan Memacu Adrenalin

2 hari lalu

Pantai Timang. Foto: Instagram @pantai_timang_gunungkiduljogja.
8 Pilihan Objek Wisata Alam Terbaik di Jogja, Kebanyakan Memacu Adrenalin

Berkat kecerdasan masyarakatnya untuk mengelola hasil masa lampau, memunculkan wisata-wisata alam sebagai tempat rekreasi masyarakat Indonesia.


UGM Masuk Top 50 Kampus Dunia Versi THE Impact Rankings 2023

2 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
UGM Masuk Top 50 Kampus Dunia Versi THE Impact Rankings 2023

UGM masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.


Tawuran di Yogya, Polisi Masih Berjaga dan Jalin Koordinasi di Perbatasan dengan Jateng

2 hari lalu

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Tawuran di Yogya, Polisi Masih Berjaga dan Jalin Koordinasi di Perbatasan dengan Jateng

Satu kelompok massa tawuran dievakuasi menggunakan 16 truk. Ternyata terkait pengeroyokan di Bantul.