TEMPO.CO, Jakarta -Sang Paus Sastra Indonesia, Hans Bague Jassin dikenal HB Jassin punya peran penting bagi kearsipan sastra tanah air. Ia juga kritikus sastra dan esais yang masyhur.
Beberapa karya besar HB Jassin juga tak kalah ternama.
Pria kelahiran Gorontalo, 31 Juli 1917 ini memulai karir di Kantor Asisten Residen di tanah kelahirannya pada 1939. Dalam buku H.B Jassin sang Perawat Sastra mengungkapkan ia pernah bertemu dengan Alisyahbana, siapa sangka ini membawa karir Jassin cemerlang kemudian hari.
Buku karya Prih Suharto membeberkan ada perdebatan antara HB Jassin dengan Alisyahbana. Rupanya, perdebatan itu memberi kesan tersendiri bagi Alisyahbana dan membuatnya yakin bahwa Jassin adalah sosok yang tepat di Balai Pustaka.
Ia akhirnya menjadi redaktur di Badan Penerbitan Balai Pustaka. Dari sini, HB Jassin makin cemerlang. Berbuahlah berbagai karya sastra, tulisan non-fiksi dan kritik karya.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mencatat sang Paus Sastra Indonesia juga menjabat sebagai penasihat di banyak penerbit, bahkan hingga mancanegara. Seperti di Balai Pustaka (1949-1952), Gapura (1949-1951), Gunung Agung (1953-1970), dan beberapa lainnya.
Sedangkan di luar negeri, HB Jassin pernah diangkat sebagai pemeriksa di Universitas Malaya di Malaysia, Universitas Monash dan Universitas Sydney di Australia.
Tempo mengutip kerja HB Jassin sebagai editor dari laman...