TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2009, nama Ponari pernah menghebohkan karena kemampuannya mengobati berbagai penyakit dengan batu petir yang dimilikinya. Setelah dikabarkan menikah pada 1 Agustus 2020 lalu, kini Ponari telah menjadi ayah dari seorang anak, menjadi buruh pabrik dan belajar menjadi komika di Jombang, Jawa Timur.
Kreator YouTube Ricky Santoso mengemas kisah perjumpaannya dengan Ponari dalam sebuah video dokumenter. Dalam Video yang diunggah di kanal Ric snt pada Selasa, 28 Juni 2022, Ponari mengakui dalam sehari dulu pernah mendapat lebih dari Rp 100 juta. Dahulu masyarakat berbondong-bondong mendatangi rumah Ponari di Megaluh, Jombang untuk mendapatkan air celupan batu sakti milik “dukun cilik” itu.
TEMPO/Dwi Narwoko
“Tapi pernah enggak, kayak, satu hari dapat seratus juta (rupiah) gitu?” tanya Ricky. Ponari mengangguk dan menjawab, “Lebih.” Ricky pun sontak merasa kaget, “Uang dulu, lho, 2009,” sahut Ricky. Jika dikalkulasikan dengan nilai rupiah sekarang, Rp 100 juta pada 2009 setara dengan Rp 166 juta. Video unggahan Ricky berdurasi 20 menit itu hingga Selasa, 5 Juli 2022 telah ditonton sebanyak lebih dari 2.3 juta kali.
Ponari memang berpengaruh bagi desanya, bahkan gang di tempat kediamannya pun diberi nama Gang Ponari. Ricky menggambarkan Ponari sebagai sosok pemalu dan sedikit bicara. Dia menikahi Aminatus Zuroh di tengah pandemi Covid-19 pada Agustus 2020. Kini keduanya telah dikaruniai seorang putri yang lahir pada 9 Januari 2021 lalu.
Dalam video tersebut, Ponari mengajak Ricky dan rombongan berkeliling di desanya. Sembari berjalan, Ponari bercerita, selain disebut sebagai dukun cilik, dulu dirinya juga dijuluki “Anake Petir” atau anaknya petir. Meski dipanggil dengan nama nyentrik tersebut, dia mengaku sudah biasa kala itu. Ponari mengatakan masyarakat datang berobat kepadanya atas kemauan sendiri.
Ponari menelusuri jalan setapak yang telah dipaving blok. “Di sini dulu (mendapatkan baru petir),” kata Ponari sembari menunjukkan tempat dirinya menemukan batu sakti. Lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Menurut keterangan di video, jaraknya hanya sekitar 30 meter. “Ini dulu tanah merah,” ujarnya.
Ponari mengaku kaget saat banyak orang mendatangi rumahnya untuk berobat setelah dirinya menemukan batu itu. “Kamu dulu kaget enggak, sih, banyak orang datang ke rumah?” tanya Ricky. “Ya, awalnya kaget,” kata Ponari. Bukan hanya warga lokal, banyak orang yang datang untuk mendapatkan air pengobatan dari Ponari dari luar daerah. Bahkan ada pula dari Aceh dan Papua. “Yang paling jauh itu dari mana yang datang berobat?” tanya Ricky. “Singapura,” jawab Ponari.
Meski tak lagi berpraktik, Ponari rupanya masih menyimpan batu sakti itu di rumahnya. Ponari menunjukkan batu berukuran tak lebih dari segenggaman tangan itu kepada Ricky. Bentuknya tak beraturan dengan warna cokelat keemasan. Diceritakan, Ponari mendapatkan batu itu kala hujan. Tiba-tiba Ponari hampir tersambar petir. “Jaraknya satu jengkal di atas kepala,” kenang Ponari.
Melalui praktik pengobatan batu ajaib itu, Pinari berhasil membangun rumah orang tuanya. Bahkan keluarga Ponari juga tetap merawat gubuk di depan rumah tempatnya dulu berpraktik. Batu sakti Ponari juga pernah ditawar dengan harga Rp 1 miliar, tetapi dia menolak untuk menjualnya. Meski berpendapatan fantastis kala itu, rupanya Ponari tak menetapkan tarif tertentu. “Sukarela aja,” kata dia.
“Yang ngasih paling gede berapa?” tanya Ricky. Ponari mengaku tidak tahu tarif paling besar yang pernah diberikan oleh pasien yang datang. Pasalnya, mereka bebas memasukkan berapa pun jumlah uang ke dalam kotak yang disediakan. Tetapi, meski tarifnya suka rela, dalam sehari, Ponari mampu mengumpulkan uang hingga ratusan juta rupiah tersebut.
Tak hanya uang, Ponari juga pernah ditawari mobil dan rumah di bilangan Jakarta. Namun saat itu dia menolak pemberian tersebut. Alasannya karena Ponari kala itu masih polos. “Kalo sekarang saya tawari rumah, mau?” Ujar Ricky berseloroh. “Lho kalo sekarang, ya ambillah,” jawab Ponari sembari tertawa.
Praktek dukun kecil Ponari dengan batu meteornya itu mulai meredup pada 2011. Setelah tidak lagi berpraktek, Ponari kemudian menjadi buruh pabrik. Bahkan dia juga pernah digaji Rp 23 ribu saat bekerja borongan. Kini Ponari tengah mencoba peruntungannya di dunia stand up comedy. Dia belajar komic dari Komika asal Malang Firman Singa yang juga menemani Ricky saat menemui Ponari.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca: Ponari Dukun Cilik Asal Jombang Resmi Menikah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.